Senin, 19 April 2010

Impian dari Perguruan Tinggi Idaman


Mimpi adalah bunga tidur, tapi impian adalah masa depan. Orang yang punya impian akan punya masa depan. Begitulah pendapat saya. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengimplementasikan impian. Namun yang terpenting adalah melanjutkan pembelajaran dan pendidikan. Ada perbedaan antara pembelajaran dan pendidikan. Menurut saya, Pembelajaran diperoleh dimana saja. Belajar adalah bagaimana kita menyerap sesuatu dengan sangat baik dalam pencernaan hidup dicampuri dengan kuah religius yang kita miliki. Sedangkan pendidikan adalah hal yang kita dapatkan dengan sangat terstruktur. Pendidikan diperoleh dari lembaga-lembaga tertentu termasuk keluarga di dalamnya. Melanjutkan pembelajaran artinya kita tidak boleh berhenti mencari tahu. Dan melanjutkan pendidikan berarti bahwa kita harus mengkonsumsi serangkaian teori dalam kurikulum yang ditetapkan suatu lembaga untuk memperdalam keahlian kita pada bidang tertentu. Untuk itu saya melanjutkan pendidikan saya yang tentunya dibarengi dengan pembelajaran untuk merealisasikan mimpi saya.

Perguruan Tinggi adalah lembaga yang dibuat untuk melanjutkan pendidikan setiap orang. Dunia perkuliahan. Begitulah saya menyebutnya. Setiap orang berhak menginjakkan kaki di dunia yang satu ini. Saya bisa melanjutkan pembelajaran saya dalam dunia ini juga. Orang tua saya memberikan pemahaman secara kontinu sejak dini bahwa orang pintar akan memiliki prospek masa depan yang terjamin. Dan itu menjadi salah satu penyebab bagi saya untuk terjun ke dunia perkuliahan. Setiap orang tentunya punya keinginan untuk terdaftar menjadi mahasiswa dalam Perguruan Tinggi yang menjadi idaman setiap orang. Begitupun dengan saya.

Bagi saya, Perguruan Tinggi yang idaman bukanlah hanya dilihat dari seberapa luas bangunan kampusnya, seberapa banyak mahasiswa yang datang dengan mengendarai mobil, atau seberapa banyak mahasiswi yang menggunakan produk dengan brand ternama dari Luar Negri.

Perguruan Tinggi idaman bagi saya adalah sebuah tempat yang memiliki banyak “jendela”. Kembali saya teringat dengan satu ungkapan “buku adalah jendela dunia”. Untuk itu, bagi saya, Perguruan Tinggi yang menjadi idaman dalam hati saya adalah Perguruan Tinggi yang memiliki perpustakaan dengan jutaan atau bahkan milyaran buku didalamnya. Bukan hanya sebuah perpustakaan yang menyajikan lemari besi bergembok yang berisi skripsi dari angkatan-angkatan terdahulu, melainkan juga menyediakan buku yang dapat memotivasi pembacanya. Sehingga jika mahasiswa mengalami kemelut karena nilai yang didapatnya tidak memuaskan, ia bisa berlari ke perpustakaan untuk membaca buku yang bisa menjadi motivator baginya. Tak masalah didalam perpustakaan itu disediakan komik dan novel. Asalkan komik dan novel itu tetap dalam koridor pendidikan. Karena dengan membaca komik, mahasiswa bisa juga mengembangkan daya imajinasi secara visual. Dan dengan membaca novel, kosa kata pun akan bertambah. Biasanya para pengelola perpustakaan enggan menyediakan buku dan komik dengan alasan itu tidak bermanfaat. Yakinlah bahwa akan tetap ada hal baik yang dapat dipetik meskipun dari sesuatu yang terdengar tidak baik.

Pihak Perguruan Tinggi pun harus menjadi supporter yang baik dalam hal pengembangan pendidikan dan pembelajaran mahasiswanya. Perguruan Tinggi yang ideal harus dengan bijaksana mengembangkan sarana dan prasana yang dibutuhkan oleh Organisasi Mahasasiswanya. Karena menurut saya, mahasiswa dapat pembelajaran yang sangat penting dengan bergabung dalam sebuah organisasi. Dan proses pembelajaran itu akan sangat mudah dilaksanakan jika ada sarana dan prasarana yang mendukung. Sehingga ini menjadi bentuk kepeduliah pihak Perguruan Tinggi terhadap pengimplementasian impian para mahasiswa.

Saya terjun ke dalam dunia perkuliahan adalah untuk menjadi orang yang sukses dan membuat kedua orang tua saya bangga di kemudian hari. Dan saya termasuk salah satu sekelompok orang yang menganggap tolak ukur kesuksesan seseorang adalah jika orang tersebut memiliki pekerjaan atau usaha yang menyejahterjakan hidupnya.

Menurut saya, meskipun ada banyak orang dalam dunia perkuliahan, saya hanya mengenal dua jenis orang yang pasti. Pertama adalah orang yang yakin untuk membuka usahanya sendiri dengan modal yang diperolehnya setelah lama berkuliah. Dan yang kedua adalah orang yang mencari aman dengan memperoleh gaji tiap bulannya karena bekerja pada orang lain. Dan Perguruan Tinggi idamanlah yang harusnya bisa menunjang kedua orang tersebut. Jadi menurut saya, Perguruan Tinggi ideal adalah tempat yang memberikan jaminan kerja pada mahasiswa yang termasuk dalam jenis kedua. Dan tidak lupa juga, Perguruan Tinggi harus menjadi penunjang terlaksananya mimpi dari jenis orang pertama. Saya yakin, ada kendala untuk mewujudkan hal tersebut dalam sebuah Perguruan Tinggi. Misalnya dengan membentuk kriteria khusus untuk bisa mendapatkan tunjangan tersebut dari pihak Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi idamanlah adalah tempat yang tidak menekankan angka. Bolehlah setiap mahasiswanya dituntut mendapat angka yang tinggi dalam proses pendidikannya. Hanya saja, jangan jadikan angka itu menjadi tolak ukur satu-satunya kepintaran seorang mahasiswa. Karena pada dasarnya, saya yakin, setiap orang punya kecerdasan di bidangnya masing-masing.

Perguruan Tinggi idaman tidak hanya memberikan pelajaran akan pentingnya suatu keberhasilan dunia bagi setiap mahasiswa. Melainkan menanamkan pemahaman bahwa pentingan keberhasilan dunia beriringan dengan keberhasilan akhirat. untuk itu, setiap Perguruan Tinggi harus juga memperhatikan pendidikan religi setiap mahasiswa. Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu Perguruan Tinggi idaman bagi mereka yang ingin mendapatkan pendidikan lebih dalam bidang agama. Dan sepatutnya Perguruan Tinggi lainnya juga meniru UII dengan menerapkan pendidikan berbasis agama. khususnya agama islma.

Yang terpenting adalah… sebuah Perguruan Tinggi harus menjadi tempat mengalirnya keyakinan bahwa setiap mahasiswa dapat meraih impian mereka dengan cara yang berbeda satu sama lain. Dan ada aura semangat serta antusias dari setiap mahasiswa. Tidak dengan kekesalan dan keputusasaan karena nilai yang mereka peroleh tidak memuaskan hati mereka. Itulah beberapa gambaran saya tentang sebuah Perguruan Tinggi idaman yang sekaligus merupakan kriteria Perguruan Tinggi terbaik bagi saya.

Tidak ada komentar: