berulang kali sengaja kuhempas tetap saja bambu itu berdiri di tengah gurun
harus kuapakan lagi?
ia sudah lama berdiam di sana. kepanasan dan kehujanan.
sepertinya hempasanku kurang keras hingga ia tidak mau enyah dari situ
atau jangan-jangan pemiliki sesungguhnya belum mengambilnya dari gurunku?
Minggu, 27 Mei 2012
Kamis, 24 Mei 2012
beristighfarku dalam hati
menangis tersedu meski nampak kering
jenuh rasanya
mengejar sesuatu yang seolah sengaja dipercepat
aku yakin
ini ada campur tangan Sang Pemilik segalanya...
tapi mengapa seolah jiwa merasa berat
tiada lagi baur
seolah aku kehilangan segala hal di luar sana
untuk mencapai titik tertinggi
aku ingin menangis kejar
ketidaksanggupan bergumam dalam hati
sedang kelelahan berbisik sangat kencang
menggoda gendang telinga yang damai
tidak
usiaku kini bukan lagi masanya menangis dan merengek
situasiku saat ini bukan lagi masanya bermanja
akan kuakhiri apa yang telah kumulai
kugapai kelak titik di ujung sana
kibarkan kemenangan
mekarkan jutaan tawa
sinarkan mata
bukan haus kalimat bangga
aku hanya ingin melihat kalian bahagia
aku hanya ingin segera berdiri dengan kakiku sendiri
tidak akan lagi menangis
sekali lagi kuteriakkan; aku tidak akan lagi menangis dan mengeluh
aku akan berjalan, lalu lari, dan melompat
aku yakin
ada campur kuasa Sang Khalik
tanpa diminta, Dia akan berikan yang terbaik
dua kata untukmu yang disini...
tunggu aku...
aku tengah berlomba dengan nasib
untuk mencapai titik finish
lalu menghadiahkan piala kejuaraan
akhirnya
kubawa kita keliling dunia menikmati kasih dan cinta yang bertebaran di alam jagat
yang selama ini hampir tertutup awan kelabu
Rabu, 23 Mei 2012
kebaya
mama minta tolong untuk mengambil kebayanya di butik biasa. sepulang kursus, aku mampir. kupencet bel pintu rumahnya. lalu muncul seorang wanita dengan rambut gaya retro. terlihat sangat muda. padahal aku yakin, usianya lebih tua dari mama.
"Assalamualaikum, tante."
"Waalaikumsalam. kenapa ya, de?"
"Mau ambil kebaya mama, tanten."
"Belum jadi, de. Jumat malem baru jadi."
tatapanku terpaut pada sebuah kebaya dengan paduan warna silver dan merah. payet dan batu-batu turut meramaikan keindahannya. di depannya terpasang bros besar yang sangat manis. kebaya yang indah. "Ini kebaya buat nikah ya, tanten?" tanyaku.
"Iya, de."
"hmm bagus banget tante. ini kalo bikin abis berapa, tante?"
"kalo bahan dari sendiri... ya sekitar Rp2.000.000, de. soalnya masang payet aja satu bulan. ini batu-batunya juga bagus. berkilau. nah kalo yang di depan ini juga bross nyampe Rp250.000."
"Itu uda sama bawahannya tante?"
"satu stel, De. tapi kalau bahan mau dari tante, semua udah jadi cuma Rp3.500.000. dapet selop juga. emang buat siapa, de?"
dengan PD aku menjawab, "Buat saya kalau nikahan, tante. saya pengen punya gaun sendiri. rancangan sendiri juga."
"Bener, de. itu bagus. dari pada nyewa."
motivasi menabung kian tinggi. bukan untuk membeli kebaya. karena kebaya kan ditanggung sama sang calon. tapi untuk memapankan diri di masa depan. agar dihadiahkan yang mapan lahir-batin oleh Allah. aamiin
"Assalamualaikum, tante."
"Waalaikumsalam. kenapa ya, de?"
"Mau ambil kebaya mama, tanten."
"Belum jadi, de. Jumat malem baru jadi."
tatapanku terpaut pada sebuah kebaya dengan paduan warna silver dan merah. payet dan batu-batu turut meramaikan keindahannya. di depannya terpasang bros besar yang sangat manis. kebaya yang indah. "Ini kebaya buat nikah ya, tanten?" tanyaku.
"Iya, de."
"hmm bagus banget tante. ini kalo bikin abis berapa, tante?"
"kalo bahan dari sendiri... ya sekitar Rp2.000.000, de. soalnya masang payet aja satu bulan. ini batu-batunya juga bagus. berkilau. nah kalo yang di depan ini juga bross nyampe Rp250.000."
"Itu uda sama bawahannya tante?"
"satu stel, De. tapi kalau bahan mau dari tante, semua udah jadi cuma Rp3.500.000. dapet selop juga. emang buat siapa, de?"
dengan PD aku menjawab, "Buat saya kalau nikahan, tante. saya pengen punya gaun sendiri. rancangan sendiri juga."
"Bener, de. itu bagus. dari pada nyewa."
motivasi menabung kian tinggi. bukan untuk membeli kebaya. karena kebaya kan ditanggung sama sang calon. tapi untuk memapankan diri di masa depan. agar dihadiahkan yang mapan lahir-batin oleh Allah. aamiin
Selasa, 22 Mei 2012
Jumat, 11 Mei 2012
Inginnya aku…
semua berakhir.
Tanpa ada kebencian dan luka lagi.
kenangan masa lalu kuanggap bagai serpihan
debu yang berkibar mencederai mata jernih.
Luka yang kau toreh sudah lama
kujahit.
Tapi tetap saja. setiap kali melihat dan mendengar namamu, rasanya
hati sangat terluka
apa jangan-jangan aku menggunakan jarum yang salah untuk menjahit hati yang telah kau robek?
Sekarang...
aku memilih diam.
Tidak akan berkata banyak
lagi.
sikapku pun akan lebih terbatas di hadapanmu.
Tindakanmu menyakiti.
Sangat menyakiti hati.
Kau memperlakukan kami seperti domba yang layak diadu.
Menyedihkannya hidupmu…
penuh dengan siasat untuk memisahkan darah yang
mengalir di antara kami berdua.
Tahukan kau?
Bahwa aliran darah ini sangat kuat
dan deras.
Hingga tak dapat kau hentikan walau jutaan pasukan dikerahkan
untuk menghunus panah benci di hati tiap-tiap dari kami.
Jumat, 04 Mei 2012
menjengkelkan waktu dulu. tapi komentar itu menjadi sangat lucu sekarang
Pak Cucu -guru Life Skill- meminta seluruh siswa menulis makna dari setiap huruf yang ada di namanya. seluruh kelas XII IPA menulisnya dalam secarik kertas. lalu beliau mengetiknya pada power point sambil menempel foto kami. Subhanallah...
Langganan:
Postingan (Atom)