Inginnya aku…
semua berakhir.
Tanpa ada kebencian dan luka lagi.
kenangan masa lalu kuanggap bagai serpihan
debu yang berkibar mencederai mata jernih.
Luka yang kau toreh sudah lama
kujahit.
Tapi tetap saja. setiap kali melihat dan mendengar namamu, rasanya
hati sangat terluka
apa jangan-jangan aku menggunakan jarum yang salah untuk menjahit hati yang telah kau robek?
Sekarang...
aku memilih diam.
Tidak akan berkata banyak
lagi.
sikapku pun akan lebih terbatas di hadapanmu.
Tindakanmu menyakiti.
Sangat menyakiti hati.
Kau memperlakukan kami seperti domba yang layak diadu.
Menyedihkannya hidupmu…
penuh dengan siasat untuk memisahkan darah yang
mengalir di antara kami berdua.
Tahukan kau?
Bahwa aliran darah ini sangat kuat
dan deras.
Hingga tak dapat kau hentikan walau jutaan pasukan dikerahkan
untuk menghunus panah benci di hati tiap-tiap dari kami.
1 komentar:
wew. ada apa, ni?
Posting Komentar