mengubah sudut pandang seseorang terhadap sesuatu itu sangat sulit. sangat
sangat sulit. seperti memintanya mengubah keyakinannya terhadap suatu
hal.
begitu pun denganku. aku selalu berpikir... bahwa segala hal harus
dikembalikan kepada diriku. bukan artinya aku menyaingi kekuasaan Allah.
maksudku adalah... segala hal yang terjadi harus kukembalikan kepada diriku
untuk bahan introspeksi diri.
ketika aku menjadikan segalanya sebagai bahan introspeksi diri, maka aku
akan menerima dengan baik kritikan dari lingkungan sekitar. baik kritik yang
pedas, maupun yang manis. sebentar aku bahas tentang yang pedas dan manis.
pedas disini maksudnya adalah kritik yang langsung ditujukan oleh orang yang
mengkritik langsung di telingaku. langsung di hadapanku. berbeda dengan
kritikan manis. itu melalui media sosial atau apapun yang bisa kubaca. tidak
ditujukan untukku secara langsung. tapi dapat menjadi bahan untuk introspeksi
diri.
SWOT.
itu tidak berlaku hanya pada perusahaan. tapi pada diri kita sendiri. ada
dua hal yang tidak bisa dikendalikan manusia. Opportunity dan Threat. sama
halnya seperti kritikan dari lingkungan sekitar. aku tidak pernah bisa
mengendalikan apa yang lingkungan pikirkan tentangku. apa pendapat yang akan
lingkungan keluarkan. aku tidak pernah bisa mengubah sudut pandang mereka. aku
sama sekali tidak pernah bisa mengubah pendapat mereka. mungkin bisa. tapi
dalam beberapa kasus, aku tidak bisa. aku tidak bisa mengubah sudut pandang
seseorang tentang sebuah amanah, tentang sebuah organisasi. organisasi di sini
bukan dimaksud hanya organisasi di sekolah atau dunia perkuliahan. karena kita
tinggal di tengah-tengah organisasi. keluarga adalah organisasi. bahkan
menurutku, diriku sendiri adalah sebuah organisasi (dibahas di tulisan
berikutnya)
aku hanya ingin menekankan sesuatu dalam tulisanku sebagai jalanku untuk
mengintrospeksi diriku sendiri. aku tidak pernah bisa mengubah bagaimana
pendapat lingkungan. yang bisa kulakukan hanya mengubah sudut pandang dan
caraku dalam menerima pendapat yang bertebaran.
logam mulia yang harganya mahal, bisa berubah menjadi tanah tidak berharga
jika aku melihatnya dari sudut pandang yang negatif.
dan kotoran sekalipun, bisa dilihat menjadi sangat berharga. jika aku
melihatnya dari sudut pandang yang positif. begitulah analogi sebuah
penerimaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar