Kamu menyendiri di teras depan. Duduk. Memperhatikan aliran air
dalam kolam. Memperhatikan angin yang menderu menghepas bulu matamu. Air matamu
mengalir landay. Merenungi ucapan tadi : NENG NGGAK SAMA SEPERTI ANAK-ANAK
LAINNYA.
“Kenapa harus
saya, Ya Allah? Saya suka berjalan-jalan. Saya suka berlari. Saya suka
melakukan banyak hal. Lalu kenapa harus saya yang tidak bisa melakukan hal yang
saya suka?” Tanyamu dalam hati yang berontak.
“Assalamualaikum...”
Datang seorang wanita yang menggendong seorang anak. Rambutnya diikat rapi.
Kulitnya berwarna kuning cerah. Pakaiannya sangat sederhana.
“Waalaikumussalam.”
Kamu menjawab perlahan.
Kamu berjalan
memasuki ruang tamu. Mengikuti wanita itu di belakangnya. “Berobat juga?”
Tanyamu memulai pembicaraan.
“Iya.”
“Sakit apa, Bu?”
“Ini yang sakit.”
Wanita itu menunjuk pada anak yang sedang digendongnya.
“Anaknya?”
Tanyaku ramah.
“Bukan. Anak
majikan saya. Ibu bapaknya lagi kerja. Jadi kesini sama neneknya dan saya.”
Sebut saja
namanya Melati. Melati mengidap autis. Entah harus menyebutnya autis atau
bukan. Hanya saja. Dia berbeda. Dia lebih istimewa dari pada kamu, Bunga. Meski
sering orang memandangnya dengan keanehan, dia tetap tidak peduli. Dia selalu
tersenyum. Seharusnya kamu pun seperti itu. Jangan peduli seberapa kurangnya
kamu. Jangan pernah pedulikan mereka yang bertanya aneh tentang penyakitmu.
Setidaknya kamu masih dapat menggunakan kaki-kakimu untuk berjalan, kamu tidak
perlu digendong untuk menuju tempat yang kamu inginkan. Orang tuamu masih
sangat meluangkan waktunya untuk mengantarmu berobat, Bunga. Kamu hanya diminta melalui apa yang Allah
SWT takdirkan untukmu, bukan memecahkan hal itu. Jangan terlalu keras berpikir,
Bunga. Jangan terlalu senang bersedih, Bunga. Kamu hanya perlu ikhtiar, doa,
dan tawakal. Satu lagi : bersyukur. Itu
saja.
Dalam renunganmu. Allah SWT langsung
menunjukkan jawaban-Nya. Air mata yang mengalir kini kering seketika. Kamu
melempar senyum tulus seperti biasanya kepada kedua orang tuamu. Kamu melegakan
hati mereka. Tidakkah kamu pernah berpikir bahwa disudut hati kecil mereka,
mereka menyesal dan mempertanyakan kepada Illahi tentang penyakit yang kamu
derita? Tapi Bunga, mereka tegar di hadapanmu untuk membantumu untuk tetap
bertahan. Bertahan di jalan yang Allah SWT buat agar kamu tetap lurus. Agar
kamu tidak menyimpang. Agar kamu dapat melalui semuanya. Mereka menggandengmu,
Bunga. meski fisik tidak selalu di sisimu, doa mereka menggandengmu melewati
jalan yang kamu rasa itu berat. Laluilah jalan itu. Buat mereka bahagia. Mereka
tidak butuh apa-apa. Mereka hanya ingin kamu berjalan lebih sehat dari
sekarang. Ya. Mereka hanya ingin kamu sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar