Bukankah memang
seluruh diri ini milik Allah swt kan? Lalu mengapa harus diungkapkan kepada
lain yang belum halalnya? Aku ingin, ketika memang aku menyukai, aku akan
sangat menyukainya, aku menunggu… tapi tidak penting untuk diproklamirkan saat ini.
Dari dulu, aku selalu mengidamkan dimana janur kuning berkibar,
namaku bergantung tertepa angin. Aku tidak sendiri, ada nama lain yang
mendampingi. Kelak dia akan menjadi pendamping hidup duniaku, semoga insyaAllah juga sampai di akhirat. Ya.
Di saat itulah, kuucapkan dengan gamblang, di hadapan orang-orang khusyuk yang
sedari tadi mendengarkan ijab qobul, kuucapkan sebuah kalimat; Aku mencintaimu.
Lalu untuk seterusnya, akan kuungkapkan kalimat tersebut di kala pagi mata kami
terbangun untuk bercumbu dengan Allah swt di waktu subuh. Dan malam menjelang
kami terlelap dalam pelukan romantisme kehalalan yang diridhai-Nya. Sungguh
angan yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar