Perbincangan hari ini menuai banyak sekali poin. Dan rasanya
sayang untuk tidak membaginya di sini.
Ingat QS. Ar-Rum : 21. Surat ini selalu menghiasi
undangan-undangan pernikahan. Benar sekali. Allah swt menciptakan pasangan dari setiap kita. Itu janji-Nya. Jangan pernah
tidak mempercayai janji yang sudah Dia terakan dengan jelas di dalam kitab-Nya
sendiri.
Bicara tentang pernikahan… Guess what? Mataku selalu saja berkaca-kaca setiap kali menulis atau
membicarakan masalah pernikahan. Bukan karena khawatir akan pernikahan. Tapi rasanya
cukup merinding disko setiap kali mengingat bahwa sebagian ibadah bisa
terpenuhi dengan menikah. Meski salah seorang kakak di antah-berantah pernah
mengatakan, “Kamu pikir menyempurnakan sebagian ibadah itu hanya dengan
menikah?” Sayang sekali. Hati dan keyakinanku tidak tergoyahkan. Bagiku, menikah tetap saja akan menyempurnakan
sebagian ibadah.
Menikah dengan siapa? Kapan? Dimana? Bla bla bla
These were such
boring things.
I mean… seperti
yang kebanyakan orang bilang, semua adalah misteri. Masa depan itu misterius. Aku
memang tidak mau menyibukkan diri tentunya, dengan memasukkan pertanyaan yang
bahkan hanya Allah swt yang tahu jawabannya. Segimanapun kita berupaya mencari,
kalau Allah swt bilang tunggu! Ya kita tidak akan pernah mendapatkan jodoh kita
kecuali kita menunggu. Tapi bukan berarti juga tanpa usaha. Kita, aku
khususnya, harus berusaha agar Allah swt menyegerakan waktu dan tempat terbaik
bertemu dengan jodohku. Aku selalu berpikir bahwa, jodoh itu seperti kita sedang
menyusun proposal. Lalu setelah jadi, aku harus menghadap Allah swt, menanyakan
apakah layak atau tidak untuk dilanjutkan. Kalau layak, Dia pasti beri
kemudahan. Kalau tidak, sungguh pertanda dari-Nya akan sangat jelas.
Dulu, aku selalu bercita-cita untuk menikah muda. Di usia
21 tahun. Sayang. Di usia tersebut aku baru saja menyelesaikan study S1 dengan
upaya keras. Cita-cita nikah muda, akhirnya terlupakan. Kuulur tambang, target
21 berubah menjadi 24. Seperti sebuah rundown
acara yang dapat berubah di hari H, targetku pun bisa berubah. Tapi sepertinya,
usia 24 sudah cukup mentok. Menikah dengan siapa? Entahlah. Seseorang tadi
siang mengatakan padaku, “perempuan mah
gampang. Tinggal berusaha aja perbaiki diri, nanti datang juga yang terbaik.”
Aku setuju benar. Tapi pernyataan itu bukan hanya untuk perempuan. Tapi juga
laki-laki. Siapapun makhluknya,
laki-laki atau perempuan, jika berupaya menjadi yang terbaik, maka Allah swt pun akan
mempertemukan dengan yang terbaik pula. Kan Allah swt juga janji di QS
An-Nur ayat 26. Jadi kenapa harus ragu lagi? Kalau sudah berupaya dengan baik
untuk menjadi yang terbaik, Allah swt pasti akan beri kita jodoh yang terbaik. Jadi
sekarang, aku hanya berfokus memperbaiki diri. Lagi dan lagi.
Kriteria? Entahlah. Tidak ada yang khusus. Aku hanya minta
satu saja pada Allah swt. Pertemukan aku dengan seorang yang bertaqwa. Nah kena
deh. Waktu pertama kali ditanya kriteria calon suami seperti apa, aku jawab
yang penting bertaqwa, beberapa orang mengejek. Mereka bilang, “Sok alim lu!”
atau “Lo nggak butuh duit apa.” Ada lagi yang lebih ekstrim sampai bilang… “Muna
lo!” Aku balik tertawa. Dalam hati lebih tepatnya. Aku memang tidak pandai
berislam, tapi aku yakin satu hal, taqwa
adalah kondisi dimana seorang lebih senang menjaga diri. Menjaga diri dari
hal-hal yang Allah swt larang dan menjaga diri untuk tetap melaksanakan
perintah Allah swt. Orang yang bisa melaksanakan perintah Allah swt, pasti tahu
posisi sebagai suami yang sholeh kelak. Pasti tahu seperti apa menafkahi sang
istri lahir-batin. Pasti tahu menjadi ayah yang baik. Pasti tahu menjadi imam
terbaik. Pasti tahu karena dia akan kenal dan dekat dengan ilmu Allah swt. Seperti
itu. Jadi, cukup dirangkum dalam satu kriteria: Taqwa. Sudah mencakup segala
aspek.
Kenapa membahas masalah ini?
Hey guys! I just
want you to know, kalau jawaban sederhana dari setiap pertanyaan di atas
belum tentu bermakna sederhana. Justru maknanya mendalam. Bukan sok alim or something like that. Tapi segala
halnya memang sudah dipertimbangkan dengan matang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar