Beginilah jika semalaman sulit tidur. Bangun tidur bangun tidur.
Entahlah. Sahur jadi sedikit kesiangan. Telat 30 menit. Jadi tidak optimal
membantu mama. Bukan hanya itu, jadi telat melihat Tafsir Al-Misbah.
Sedikit yang
kudengar saat kesimpulan.
Sebagai manusia kita harus menyeimbangkan kehidupan kita. Bagaimana apa
yang kita kehendaki sejalan dengan kehendak Allah. Dan bagaimana kehendak Allah
bisa sesuai dengan kehendak kita. That’s why aku selalu belajar untuk ikhlas
ketika Allah menjadikan segala hal tidak sesuai dengan kehendakku. Aku tengah
berupaya untuk menyesuaikan kehendak-Nya dengan kehendakku. Sia-sia rasanya
jika aku harus menyalahkan Sang Empunya dunia ini atas hal yang tidak
kukehendaki. Padahal jelas-jelas aku sadar Dia Maha Mengetahui dan Menghendaki
pastilah kehendaknya yang terbaik untukku.
Pada hakekatnya, Allah mempunya banyak tentara. Tetapi kehadiran tentara
tersebut bukanlah syarat untuk kemenangan yang diraih Allah. Karena Allah sumber
kemenangan itu. Kalau kita mau menang, mintanya sama Allah. Menurutku, banyak
jalan yang dapat kita lewati untuk memperkuat permohonan kita pada Allah. Dengan
banyak bersedekah salah satunya. Mulailah sedekah dari yang lebih sederhana;
senyum. Eits. Tapi hati-hati bukan berarti senyum pada lawan jenis sembarangan.
Kita harus memilih dengan siapa kita menyedekahkan senyum. Waktu dulu SMA, aku
pernah melakukan riset kecil-kecil tentang senyum adalah sedekah. Dan hasilnya,
kebanyakan dari responden menganggap bahwa sedekah itu hanya dengan uang. Ya kalau
senyum, bukan sedekah. Kenapa kita harus pilih-pilih orang buat tersenyum. Karena
khawatir senyum kita menggoyah iman lawan jenis sebagai objeknya. Kalau kita
senyum ke sesama jenis, it’s okay.
Yang terakhir adalah... tingkat
tertinggi adalah berserah diri. Berserah diri setelah kita merasa sudah
mengeluarkan segala kemampuan kita. Contoh yang diberikan Pak Quraish Sihab itu
sangat bagus. Begini... Beliau bilang, ketika tangan kita teriris pisau, tangan
kita akan merasa sakit. Orang yang sakit tidak masalah jika tidak berpuasa. Tetapi nurani kita mengatakan lain, bahwa ini Cuma
sakit tangan loh. Kita masih kuat buat puasa. Artinya kita masih mampu
berpuasa. Sehingga kita tidak menyerahkan diri kita ke hadapan Allah tanpa
puasa. Hmmm.... begitulah kurang lebih. Selagi ktia mampu berusaha, selagi kita
mampu untuk berupaya... jangan dulu menyerah... Allah melihat dan menimbang
sekecil apapun upaya umat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar