Hari ulang tahunnya. Dia mengajakmu
pergi karena rasa bersalah merundungnya. Dia selalu saja membatalkan janjinya
denganmu beberapa waktu lalu. Ketidak sukaannya, ketidak peduliannya, ketidak
kamu-annya, membuatmu selalu kecewa. Meski memaafkan adalah satu kata yang
selalu kamu pilih.
Nida, ini bulan keempat. Perasaanmu
padanya tidak pernah hilang. Justru semakin kuat. Entah apa yang menguatkannya.
Hanya saja, mencintainya membuatmu dekat dengan-Nya. Mencintai-Nya membuatmu
tahu cara memperhatikan sesama. Semua karena mencintanya. Pernah suatu malam
kamu terbangun. Gelisah sekali. Pikiranmu terhenti pada namanya. Ada apa
dengannya?
Text. 00.00 WIB
Kamu :
kamu sehatkan?
Text. 06.00 WIB
Affan : harus ya bbm tengah malem gt
Kamu :
gpp kepikiran km aj
Affan : sdang kurang sehat nih. Flu.
Benar saja. Ini kah jawaban atas
kegelisahanmu semalaman? Kamu tahu dia sakit? Perasaanmu mengatakan kalau dia
sakit? Inikah firasatmu? Kuat sekali peasaanmu padanya, Nida.
Sore ini kalian pergi berdua. Menuju
rumah makan steak yang katanya terenak di seluruh kota. Dia mengenakan batik
sedang kamu berpakaian casual. Kamu
selalu merasa tidak nyaman kalau harus bepergian dengan pakaian kantor yang
formal.
Text
Hudaya : hari ini affan ultah
Kamu :
bener?
Hudaya : ya. Br baca path. Temennya komen di path dia
Kamu begitu penasaran. Takut salah
informasi maka kamu langsung bertanya padanya. Benar saja. Hari ini dia
berulang tahun ke-27. Sembari menunggunya menyelesaikan sholat maghrib, otakmu
berputar. Apa yang akan kamu berikan?
“Udah?” Tanyamu.
“Ya.”
“Mas. Buru-buru nggak?”
“Nggak sih. Cuma kayanya mau cuci
baju. Kenapa?”
“Anter ke mall dulu yu. Hari senin
adikku ultah. Aku mau beliin dia baju deh kayanya. Enaknya kemeja atau kaos
ya?”
“Ya aku nggak tahu. Adik kamu
sukanya apa?”
“Dia tuh kaya kamu. Tolong kamu yang
pilihin ya. Soalnya aku nggak ngerti cowok seleranya gimana.”
“Ya aku mana tahu.”
“Udah coba aja dulu ya. Eh karena
kamu lagi ulang tahun, kamu yang bayar ya.” Ucapku terkekeh-kekeh.
Nida, matamu berbinar sekali. Kamu
benar-benar menyukai kebersamaanmu dengannya.
Kamu meninggalkan Affan yang sedang
memilih baju untuk adikmu. “Pokoknya kamu pilih ya.” Ucapmu.
“Emang kamu mau kemana?”
“Mau cari makanan dulu.”
“Loh aku gimana milihnya.”
“Bebas. Aku percaya sama pilihan kamu.”
Kamu berjalan lebih cepat. Membeli tiramisu cake kecil beserta lilin. Eh
tunggu. Dia ulang tahun ke-27 bukan? Lalu kenapa kamu hanya membeli lilin angka
7? Mana angka 2 nya? “Diamlah. Aku tidak menemukan angka 2. Biarlah. Semoga dia
maklum.”
“Kamu kemana deh?” Tanyanya sediit
kesal.
“Nih beli donat. Ya nggak apa-apa
sih sendirian juga. Sekali-kali kamu aku kerjain. Udah nemu bajunya?”
“Makanya aku nggak suka bilang kalau
aku ulang tahun. Di Indonesia itu, orang yang ulang tahun malah dikerjain.” Dia
bercerita dengan kesal. “Ini.” Affan menunjuk satu baju yang terbuat dari bahan
jeans.
“Ah aku nggak suka. Mending baju
merah marun yang tadi kamu pilih pertama aja.”
Kamu meminta Affan mencobanya.
Sayang dia tidak menunjukkannya padamu.
...
Akhirnya tiba di depan gerbang
kosmu. “Disini aja ya.” Izin Affan.
“Nggak sih. Naik dulu. Aku lagi
nggak mau jalan.” Ucapmu manja.
Affan memarkirkan mobilnya. Kamu
mulai sibuk membuka plastik makanan yang tadi kamu beli dengan terburu-buru.
“Karena kamu hari ini ulang tahun, ayo kita rayain sama-sama ya. Tiup lilin
dulu.”
Aku perhatikan. Tidak ada ekspresi di wajah Affan. Begitu
dingin seperti biasa.
“Kok repot-repot?”
“Nggak kok. Kan kamu bilang belum pernah rayain ulang
tahun, nah ini ayo kita rayain. Aku cari-cari angka 2 nya nggak ada loh. Jadi
angka 7 aja ya. It doesn’t mean you are
younger than me ya.” Aku tahu. Kamu ingin jadi orang pertama yang merayakan
ulang tahunnya. Tindakan yang BODOH, Nida!
“Nih kamu yang nyalain lilinnya.” Kamu menjulurkan cake
kecil beserta lilin angka 7.
“Aku
yang ulang tahun, aku yang nyalain lilinnya, aku yang tiup?” Affan
menghela napas. Kamu hanya tersenyum usil.
Baru saja dia hendak meniup
lilinnya. Kamu menghentikannya, “Tunggu! Tunggu! Aku nyanyi dulu. Happy birthday to you... happy birthday to
you... happy birthday happy birthday... happy birthday mas Affan.” Ini
kejadian konyol yang pertama kali kamu lakukan hanya untuk seorang lelaki yang
tidak pernah memiliki perasaan apapun padamu, Nida. BODOH!
“Nah ini kuenya. Ini donatnya. Dan
itu baju sebagai kado ulang tahun ya.”
“Aku sih uda curiga tadi. Jadi nggak
kaget.”
“Oh?” Kamu terkejut. “Jadi aku gagal
bikin kejutannya dong.” Kamu menggeleng-gelengkan kepala. Kamu memang tidak
pernah berhasil memberikan kejutan pada siapapun. Mungkin karena ini kali
pertama kamu memberikan kejutan untuk seorang lelaki yang membuatmu jatuh hati.
Nida, malangnya nasibmu. Tidak
sampai hati aku melihatmu berjalan lebih cepat. Menemukan kue ulang tahun
untuknya. Napasmu terengah-engah. Semalaman kamu mengusap kaki dengan krim
penghangat. Lupakah kalau kamu tidak boleh terlalu banyak jalan? “Tidak! Hanya
saja. Perasaan cinta ini menggiringku
melakukan segala hal untuknya. Untuk membuat garis senyum di bibirnya. Segaris
saja.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar