Dan
belakangan, aku menemukan tulisan yang kamu persembahkan untuknya :
Mas Affan,
Aku tidak tahu apa yg
membuatku mencintaimu
Pertemuan kita biasa saja.
Tidak ada yang istimewa
Kamu pun tidak terlalu tampan,
justru dingin dan acuh tak acuh
Tapi, mencintaimu membuatku
sadar bahwa aku harus memintamu pada-Nya. Membuatku sadar kalau Dia akan
memberikanmu untukku.
Percayalah. Dalam doaku, aku
selalu meminta kamu untukku.
Mas Affan,
Aku mencintainya
Dengan menyebut Asma Allah,
aku mengatakan AKU MENCINTAIMU
Perasaan ini tidak hilang sejak
enam bulan yg lalu
Maka kupastikan perasaan ini
akan sama
Sampai kamu menikahi perempuan
yg bukan aku
Sampai aku menikahi lelaki
yang bukan kamu
Mas Affan,
Aku selalu mengidamkan kamu
menjadi imam dalam setiap sholatku
Aku selalu membayangkan menyiapkan sarapan sebelum kamu
berangkat bekerja
Aku selalu membayangkan
indahnya pahala menggapai syurga setiap mencium tanganmu.
Aku mencintaimu
Akan tetap mencintaimu
Kelak jika nanti kita bertemu
dan kamu menggandeng seorang wanita sebagai istrimu, tolong jangan pernah ingat
kalau pernah ada aku yg begitu mencintaimu
Kamu melepas benteng pertahanan. Menangis dalam
duka. Cinta yang kamu harapkan tidak pernah terbalas. Kamu sudah runtuh, Nida.
Seiring runtuhnya hatimu. Nida, cintailah dia dengan bijak. Cintailah dia dari
kejauhan. Cintailah dia dengan indah. Cintailah dia dalam doa sepertiga
malammu. Siapa tahu dialah jodoh yang Allah berikan untukmu. Siapa tahu dialah
yang akan benar-benar menjadi imammu. Aku tahu persis. Harapan itu masih
bersandar di benakmu. Sampai saat ini. 31 Januari 2015.
1 komentar:
so sweett
Posting Komentar