Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Maret 2012

cinta?

kali ini pendapatku seputar cinta kepada lawan jenis.

tercengang sudah sejak pagi. melohok. melihat sebuah tulisan yang ada di layar message FB-ku. begini tulisannya :

vni blh lp sama *****,tpi ***** msih igt sama wajah vani N vina!!
emang kta ga prnah deket wktu SD SMPE SKRG,
wktu sd ***** suka sama vni cuman wktu sd ***** ga bs ngungkppin perasaan ***** ke vani!!! krna masih kecil,,
wktu sd km maen nya ber 3 aja vna vni merlin kn??
cuman yg aku suka cuman vani doank!!
sejak lulus SMP vani pergi N nerusin scool di bandung?
di situ ***** udh mw putus asa krna vni pfgi ke bndung!!
tpi ***** berusaha mencari kbr vani,
skrg perjungan erwin ga sia sia,akhirnya ***** nemuin vni juga,
wlwpun FB nya.
aku cyank km van aku cinta km!!
aku ga mw ke hilangan km lg!!!
wlw km msih di bandung sku akn nunggu km sampe pulang ke rangkas,
jika km di hadapanku aku akn ngungkapin perasaan aku ke km sepenuh hati aku!!!

***** nama disamarkan

tulisan itu dikirim oleh salah satu teman yang dulu (katanya) pernah satu SD denganku. Sungguh mengagetkan bukan? Jika dihitung dari SD sampai sekarang… tarolah kalau cintanya sejak aku kelas 6 SD… sudah kurang lebih 9 tahun ternyata. Tapi apa iya masih ada cinta seperti itu? aku tidak tahu. Sama sekali tidak tahu.

Cinta cinta cinta

Sebuah perasaan yang tidak pernah cukup diungkapkan dengan perkataan tapi cukup manis jika kata-katanya selalu menghiasi sepasang berlian yang telah dijodohkan Sang Khalik.

Cinta… memang tidak cukup dengan kata, tapi butuh tindakan sebagai pembuktian.

Cinta… sesuatu yang tidak nyata tapi mudah dirasakan, seperti angin yang tidak bisa dipandang mata telanjang tetapi mampu dirasakannya semilirnya.

Cinta… sesuatu yang abstrak, tapi dapat memberikan manfaat. seperti ikatan kalsium dalam susu yang tidak terlihat, tapi dapat menguatkan tulang.

Itulah cinta.

Menurutku, ada perbedaan yang tidak signifikan pada kata suka, sayang, dan cinta. Tetapi dalam mataku, ada perbedaan tingkatan di dalamnya.

Suka >> Cinta >> Sayang >> Cinta + Sayang

Suka ada di tingkat paling dasar, karena aku bisa menyukai siapapun. Aku menyukai dosen baik yang selalu mengajar dengan semangat

Bisa saja aku menyukai banyak lelaki karena kefasihannya mengaji

Dan mungkin saja aku menyukai banyak wanita karena kepintaran dan kepiawaiannya.

Banyak bukan. Sehingga bagiku, rasa suka masih sangat umum.

Sedang rasa cinta dan sayang berkaitan. Tidak bisa memisahkan keduanya.

Bagiku, orang yang menyatakan kesukaannya padaku tidaklah sama dengan yang menyatakan kecintaannya padaku.

Ah! Bosan rasanya hati berbicara tentang cinta. Bukan karena cinta membosankan. Tapi merekalah yang membuatnya terasa sangat membosankan. Mereka, oknum tertentu. Yang mengakui cinta kepadaku karena Allah tapi menuntut kepastian dariku yang bahkan Allah sendiri belum tentu akan mengabulkannya.

Mengapa seperti itu? entahlah! Aku tidak tahu kemana arahnya tulisan ini. yang jelas tulisan ini merupakan bentuk kekecewaanku terhadap orang yang selalu mengumbar cinta. Satu kata yang dapat membuat damai, tapi satu kata jugalah yang dapat mematikan sebuah jiwa.

Ah! Sudahlah! Rasanya semakin lama semakin tanpa arah. Tulisan ini hanya bentuk kekecewaanku kepada mereka yang memutuskan untuk menunggu sejak awal tetapi di pertengahan mengalami keraguan dan ketakutan. Mereka takut. Takut kalau ternyata penantiannya sia-sia. bukankah hanya ada dua hal yang pasti : mati dan tua. mereka lupa sepertinya.

Ah! Sudahlah! Jariku mulai kesemutan. Aku tidak lagi bisa mengurai kalimat lain. Aku hanya ingin menegaskan kepada siapapun kalian. Cinta memang kita yang menentukan barulah Allah yang memutuskan baik atau tidaknya bagi kita… untuk itu, aku hanya akan menentukan dengan sangat pasti setelah Allah menyampaikan bahwa waktunya sudah tepat. Ketika beberapa jam lagi menggapai pelaminan. Aamiin.

Dedicated to : none

Sabtu, 18 Februari 2012

soul mate is not a property

Sedikit aneh mendengar pendapat banyak orang yang mengatakan, “Lo pacar gue, ya Lo harus nurut sama gue. Mau kemana-kemana bilang sama gue. Lo nggak boleh bergaul sama si ini si itu….” dan blab la lainnya.

Itu dia. Kesalahan kita. Baik laki-laki maupun perempuan. Kita selalu menganggap siapa saja, seseorang yang sudah mengikat komitmen dengan kita adalah milik kita sepenuhnya.

Yang masih pacaran, menganggap pacarnya adalah miliknya. Sampai setiap pacarnya mau pergi kemana-mana harus izin sang kekasih hati. Kalau sang kekasih tidak memberi izin maka ia akan memilih untuk tidak pergi. Hellooo!!! So what? “Belum juga nikah udah kayak gitu. Gimana nikah. Tinggal di penjara kali.” Lain ceritanya kalau untuk kebaikan. Misalnya nih… pasangan mau pergi ke toko buku dan dia lagi sakit. wajarlah kalau kamu melarang alias tidak memberinya izin. Atau kalau pasangan kamu mau pergi ke diskotik. Contoh kasus lain kalau langit sedang menangis bahasa pendeknya; hujan, pasangan kamu ngotot ngehadirin rapat padahal kamu tahu betul kalau kondisi dia tidak cukup baik, gampang sakit. ya boleh deh sedikit dilarang. Melarangnya juga harus pakai kalimat yang enak. Tidak melarangnya secara langsung. Memberi saran jauh lebih baik. Yang ini saya juga masih belajar. Yang nggak masuk diakal kalau sampai pasangan kamu mau pergi kuliah, kerja kelompok, jalan sendiri, jalan sama temen-temennya harus dan mesti (sama aja) dapat izin dari kamu.

Tipe memiliki yang kedua adalah… kamu tidak mengharuskan dia dapat izin kamu dulu sebelum dia pergi. Tapi… nah ini ada tapinya. Kamu selalu meminta laporan dari dia-pasangan kamu. Hari ini dia ngapain, sama siapa, kemana saja pokoknya laporan harus selengkap-lengkapnya. Tidak boleh ada yang dikorupsi. Kadang kita lupa. Kalau pasangan bukan gudang uang. Tidak murah untuk memberikan laporan setiap jam apalagi setiap detik. Boros pulsa.

Atau ada lagi jenis pasangan yang ketiga; pasangan yang melarang pasangannya bergaul dengan sahabatnya sendiri. Kalau sahabatnya membawa dampak yang buruk sih it’s okay. Tapi gimana kalau sahabat pasangan kita itu ternyata sudah menjalin persahabatan dalam waktu yang lama, dan sewaktu kita bertemu sama pasangan kita dia baik-baik saja kan? It means.

Tadi bahasan buat yang kasmaran di dunia perpacaran. Sekarang membahas di dunia suami-istri sedikit. Karena memang saya belum ahli di bidangnya. Hanya saja sedikit hasil pengamatan sosial yang saya lakukan untuk meluluhkan rasa ketidakpekaan saya terhadap lingkungan.

Suami menganggap istri adalah miliknya penuh. Sehingga melarang istri bergaul dengan dia dan dia. Melarang bergaul dengan lingkungannya. Melarang mengerjakan ini dan itu. Istri mulai bosan. Komunikasi yang sedikit terganggu membuat suasana semakin panas. Akibatnya rumah tangga semakin tidak harmonis.

Istri yang menganggap suami miliknya secara penuh. Sehingga ia selalu cemburu jika sang suami mengabdi pada ibunya. Dia cemburu juga ketika suami memberi adik-adiknya nafkah sebagai ganti ayahnya yang sudah rentan. Pertikaian akibatnya tidak dapat dihindari jika komukasi tersendat.

Dan masih banyak contoh kasus lainnya yang ada di kehidupan kita. Kebanyakan terjadi di dunia remaja atau puber. Karena kondisi kejiwaan masih labil.

Tahukah apa penyebabnya?

Hari Kamis 16 Februari 2012 lalu, saya mengikuti Training Motivasi bertema “Kuliah, Cinta, dan Karir” yang diadakan sahabat Farmais STIE EKUITAS. Pembahasannya mengenai keberhasilan di dunia perkuliahan, percintaan, dan perkariran (hehe). Saya akan membahas bagian Cinta terlebih dulu. Bagian kuliah diloncat.

Sukses dalam dunia percintaan itu ada tiga; cinta pada orang tua, pasangan, dan lingkungan. Saya akan berbagi mengenai cinta pada pasangan. Salah satu poin yang disampaikan Kang Taruna Perdana sebagai trainer-nya adalah TIM SUKSES BUKAN PROPERTI. Saya sangat setuju! Di sana beliau menyampaikan bahwa anggaplah pasangan kita sebagai bagian dari tim dengan kita. Bukan properti yang bisa dimiliki.

Saya sangat setuju sekali lagi! ketika kita menganggap pasangan kita sebagai properti, maka kita menganggapnya barang. Yang ketika ada di tangan kita ya hanya boleh kita yang memandang. Hanya boleh kita yang menyentuh. Hanya boleh kita yang dekat dengannya. Pokoknya hanya boleh kita. Yang lain harus minggat. Itu sangat salah. Perlakukan pasangan kita dengan sangat hormat. Perlakukan ia bukan sebagai barang yang sepenuhnya kamu miliki. Dia punya kehidupan. dan hargai kehidupannya. Dia punya keputusan. Maka hargai keputusannya. And so on.

Buatlah pasangan kita menjadi bagian dari tim. Tanpa melarangnya dengan aturan seketat baju renang atau sejenisnya. Pasanganmu bukan barang. Pasanganmu bukan milikmu sepenuhnya. Ada Allah yang berhak. Allah yang Maha Memiliki. Jadi sepenuhnya dia tidak pernah bisa menjadi milikmu.

Aku pernah mengucapkan satu kalimat kepada seseorang; “Bahkan setelah kita nikah pun, hati aku nggak bisa jadi punya kamu sepenuhnya.”

Memang benar. Begitu adanya. Jiwa dan raga seorang istri hanyalah titipan pada suami. Begitu pun sebaliknya. Sehingga sang suami tidak akan pernah bisa memiliki sepenuhnya. Karena hanya pada Allah tempat istrinya kembali. begitupun dengan istri. Tidak pernah bisa memiliki suaminya dengan utuh. Sadarlah! Ada Allah. Allah yang empunya banyak sekali perintah. Maka persilakan suamimu menjalankan perintah-Nya. Persilahkan suamimu mengabdi pada ibunya, pada ayahnya, menjaga adik-adiknya jika nanti orang tua mereka sudah meninggal. Begitulah seharusnya.

Pasangan kita bukan barang. Yang ketika orang lain mencoba mendekatinya kita marah dan membantai mereka.

Ini opini saya. mana opinimu?

Kamis, 09 Februari 2012

cemburu

Karena saya perempuan, maka saya akan beropini cemburu dari sudut pandang perempuan. Cemburu yang dalam Bahasa Inggris disebut jealous ini memiliki makna yang rumit untuk dijelaskan. menurut saya, cemburu adalah sebuah perasaan kurang senang atau bahkan sangat tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang akibat orang yang sedang berinteraksi dengannya lebih mementingkan hal lain. Sedangkan cemburu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dsb.

Cemburu dapat dirasakan siapa saja. Bukan hanya dirasakan oleh ABG yang cinta monyetnya sedang asik mengamati wanita lain. Bukan juga hanya dirasakan oleh dua insan yang sudah menikah. Tetapi dapat dirasakan oleh seorang anak yang mengira orang tuanya lebih menyayangi kakak/adiknya, seorang mahasiswa yang melihat dosen lebih mementingkan kepentingan temannya dibanding diri, dan masih banyak lagi contoh kasusnya.

Cemburu adalah bumbu dalam sebuah hubungan lawan jenis. Tetapi akan menjadi boomerang jika diselipkan dalam kehidupan sosial. Menjadi boomerang, ketika kita tidak bisa mengontrol rasa cemburu kita. Alhasil menyebabkan kita selalu merasa tidak senang. Ketika merasa tidak senang terus-menerus, maka tubuh akan memiliki aura negatif. contohnya ketika saya cemburu teman saya memiliki tas yang lebih bagus. keesokan harinya teman saya memiliki sepatu yang bagus. saya cemburu lagi. maka saya akan selalu merasa tidak senang setiap kali melihatnya. hal seperti ini yang sangat akan mengganggu kehidupan sosial dan kejiwaan saya.
orang yang selalu merasa tidak senang maka akan juga menularkan efek tidak baik pada lingkugnan sekitar.

---

terlalu luas pembahasannya. saya sempitkan menjadi Cemburu dalam Jalinan Kasih dua Insan.
lebih puitis sepertinya. kebanyakan orang menganggap cemburu adalah bumbu manis dalam sebuah hubungan. cemburu dalam sebuah pasangan mengindikasikan kepedulian sati sisi terhadap pasangannya. sehingga tercetuslah sebuah ungkapan; cemburu tanda sayang.
sedikit setuju. dan lebih banyak tidak setuju dengan ungkapan itu. cemburu menurut saya memang penting. tetapi bukan indikasi dalam sebuah percintaan. kerana ketika mengatakan cemburu adalah tanda sayang, lalu bagaimana dengan orang yang tidak cemburu? belum tentu ia tidak sayang. bisa saja kecemburuan tidak muncul karena tertutupi oleh sifat dan sikap pengertian yang dimilikinya.

hati-hati
cemburu yang membabi buta dalam sebuah pasangan pun akan menghancurkan hubungan mereka. cemburu yang membuat anda menjadi peneror pasangan anda. cemburu yang membuat anda menjadi portal untuk kebebasan pasangan anda. cemburu yang membuat pasangan anda serba salah. cemburu yang membuat anda menjadi boros;karena menelepon pasangan anda terus-menerus. cemburu yang membuat anda selalu berpikiran dan berucap negatif, dan masih banyak lagi cemburu-cemburu lain yang dapat menghancurkan anda dengan pasangan anda.

cemburu dalam rumah tangga itu penting. karena sudah adanya komitmen untuk membangun keluarga. dimana kesetiaan dituntut. karena saya masih belum bersuami, maka saya akan membahas cemburu dalam hubungan anak remaja yang belum menikah. saya tidak mau menyebutnya pacaran.
sering kali saya mendapati seorang wanita yang cemburu karena kekasih hatinya lebih memilih jalan dengan sahabatnya atau teman perempuannya. sahabat saya contohnya. ia selalu uring-uringan setiap kali tahu kalau pasangannya sedang jalan dengan sahabatnya. alasannya sederhana; ia takut pasangannya melirik wanita lain karena obrolan para pria yang selalu bergelut dengan masalah wanita. sedikit masuk akal.
bukan hanya itu. sahabat saya juga melarang pasangannya untuk jalan dengan teman perempuannya. alasannya sangat jelas. ia cemburu.
menurut saya, cemburu yang menimbulkan larangan seperti itu sangat tidak baik dalam sebuah hubungan yang bukan pernikahan. saya sendiri sebagai perempuan masih ingin berteman dengan siapa saja. risih bila hati memiliki kekasih yang melarang saya berteman dan jalan dengan siapapun. saya selalu takut senggol sana, ini cemburu. senggol ini, sana yang cemburu. tapi memang begitu adanya. alhasil ruang gerak saya sebagai anak mudi semakin terbatas. belum lagi saya harus berbohong untuk melindungi hati-hati sensitif yang akan terluka.
cemburulah yang wajar! dengan tidak menjadi pribadi yang menyebalkan dengan kecemburuan yang dimilikinya. orang yang matang dan dewasa adalah dia yang dapat memanaj rasa cemburunya dengan baik.

---

lalu? apakah pasangan yang selalu cemburu harus ditinggalkan? eits! tunggu dulu!
tidak selamanya perpisahan menjadi solusi yang terbaik. jika cemburu menimbulkan perang dunia ke sekian dalam hubungan, bicaralah! komunikasikan dengan baik pada pasangan kita. mencoba terbuka satu sama lain. lalu cari solusi bersama.
yang terpenting adalah... saling pecaya dan pengertian. percaya dan pengertian dituntut keberadaannya dalah sebuah pernikahan, bukan hanya pernikahan tapi hubungan lawan jenis lainnya (ex: pacaran)

cemburu itu perlu! tapi tidak berlebihan. karena sesuatu yang berlebihan akan merusak. untuk itu, jadilah orang yang matang dan dewasa. dia yang mampu mengelola rasa cemburunya... maka cinta dan kecemburuan yang baik pun akan datang menghampiri anda...

ini opini saya. mana opinimu?


Rabu, 18 Januari 2012

Renungan Pasca-UAS

Kulihat seorang sahabat memajukan bibirnya. Wajahnya kusut sekali, seperti baju yang baru saja keluar dari mesin pengering. Kuhampiri ia lalu bertanya, “Ada apa? Kok manyun gitu?”
Dia tidak menatapku sedikitpun. Kulihat sorot matanya penuh kekecewaan, “Nilaiku B+.” Jawabnya.

“Lalu kenapa kalau B+?”

“Yah kan aku udah yakin bakal dapet A. Setidaknya dapat A- gitu kek.”
Aku menggeleng kepala. Raut wajahnya menampakkan kerisihannya akan kehadiranku. Aku pamit dan berlalu.

Aku sadar satu hal. Terkadang manusia menilai dirinya sendiri terlalu tinggi. Ia lupa bahwa ada Allah yang lebih tinggi. Di dalam Quran Surat Ar-Rahman sangat jelas menjelaskan betapa agung dan kuasanya Allah. Allah yang lebih tinggi, maka Allah yang lebih berhak menilai kita sebagai manusia. Kita yang sering lupa daratan, lupa siapa kita, hingga sering pula kita menilai diri kita terlalu tinggi. Merasa pantas mendapat nilai A atau A- tanpa mengetahui potensi diri kita sendiri. Terlalu tinggi menilai makhluk akan mendapat kekecewaan. Ketika kita menilai diri kita sangat tinggi, maka kita pun akan kecewa.

Hal kedua yang kusadari adalah... segera merasa puas. Sering kali, pada umunya, kebanyakan (sampai kehabisan kata yang menggambarkan mayoritas manusia) cepat merasa puas dengan apa yang telah diusahakannya. Bagi kita, usaha yang sudah kita lakukan itu... cukup. “Aku sudah belajar satu minggu sebelum ujian.”, “Aku sudah belajar sangat keras.”, dan masih banyak kalimat lainnya karena kita merasa puas dengan usaha yang menurut kita itu “keras”. Kita lupa juga, kalau Allah Maha Mengetahui segalanya. Siapa tahu bagi-Nya, usaha kita belum keras, sehingga kita belum pantas mendapat nilai yang lebih tinggi.

Menyepelekan. Hal ketiga selanjutnya adalah kita terlalu menyepelekan sesuatu. “Aaah... bisalah itu mah. Kemaren pas UTS aja gampang.” Apa yang terjadi kemaren memang mempengaruhi hari ini. Seperti random walk : yang mengatakan bahwa harga x pada periode t akan sama dengan harga x pada periode t-1. Itulah pendapat yang mengatakan kalau kita bisa mengestimasi harga saham dari pergolakan data historis. Tapi bukan artinya kita memprediksinya lalu berleha, sahabat. Prediksi itu dilakukan untuk mengambil tindakan pasti, untuk menganalisis kemungkinan baik-buruk yang akan terjadi esok hari sehingga kita bisa mengambil keputusan dan menyiapkan rencana. Kebanyakan dari kita menyepelekan sesuatu karena adanya kesalahan membaca data historis. Kita yang menganggap UAS akan mudah karena dilihat dari UTS yang mudah itu... adalah kesalahan analisis. Kesalahan analisis menyebabkan salahnya keputusan dan tindakan yang ditetapkan. Akibatnya hasil tidak sesuai dengan harapan. Cobalah strategi baru; ketika UTS mudah, maka anggaplah UAS akan sulit. Dengan begitu kita akan belajar semakin giat. Yang tadinya menganut SISTEM KEBUT SEMALAM bisa saja menjadi SISTEM KEBUT SEHARI, SEMINGGU, SEBULAN, atau SETAHUN. Kalau ternyata uas mudah? Apa rugi? Tidak! Tidak ada yang sia-sia dalam hidup termasuk mempelajari satu hal.

Kurang introspeksi diri adalah hal keempat yang kusadari. Kita menganggap diri kita pantas mendapat A, tanpa pernah bertanya terlebih dulu... “Apakah nilai B+ yang saya dapat ini sudah sesuai dengan kemampuan dan usaha saya?” jangan-jangan nilai yang sudah digenggaman pun adalah nilai belas kasih seorang dosen. Jangan-jangan kita tidak berhak dan tidak pantas mendapatkannya.

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152). Hal fatal terakhir yang kita lupakan adalah BERSYUKUR. Kita lupa bersyukur atas apa yang kita dapat. Itu sebabnya kita merasa kecewa dengan nilai B+, karena kita sangat tidak bersyukur. Padahal dalam ayat diatas Allah benar-benar memerintahkan kita untuk bersyukur. Pilihannya hanya dua; syukur atau kufur. Kalau kita tidak bersyukur, maka kita termasuk yang kufur. Naudzubillah...
Sahabat, apa yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah. Setelah berupaya (doa+usaha), Allah lah yang berhak memutuskan apa yang akan menimpa kita. Karena Allah lebih tahu yang pantas bagi umat-Nya. Karena Allah lebih mengenal kita dari diri kita sendiri.

Ini kita renungkan bersama. Aku ingin belajar dan berusaha meninggalkan kefatalan no.5 yang sering tanpa sadar atau dengan sadar kulakukan. Astaghfirullah...

Rabu, 11 Januari 2012

KEBAIKAN VS KEBURUKAN

Manusia. Itulah kita. Dalam diri kita terdapat sebuah paket yang tidak akan pernah bisa kita keluarkan. Satu paket yang selalu bersikeras dalam diri. Keduanya ingin mendominasi.

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

itulah paket yang senantiasa mengiringi langkah kaki. kemanapun kita pergi. why do i call it packet? because...
baik dan buruk seperti dua kutub; positif dan negatif. Kehadirannya memang bertolak belakang. Tetapi selalu nampak bersama. dengan sisi positif dan negatif tersebut, baterai dapat menyalakan barang elektronik. it means... sekalipun keduanya bertolak belakang, keduanya tetap memberikan manfaat bagi siapa saja.
sama halnya ketika keburukan dan kebaikan ada dalam diri kita. sekalipun keduanya saling bertolak belakang... tetapi akan memunculkan manfaat (hikmah lebih tepatnya) bagi siapa saja yang mensyukurinya.
Setiap manusia memiliki sisi yang baik. kebaikannya dilengkapi dengan sifat buruk yang dimiliki. seperti ada cinta dan benci. akuilah... setiap mereka yang mencinta pasti memiliki waktu dimana mereka juga pernah membenci, even for a moment. Andai hanya ada kebaikan di dunia, apa kita akan saling mengingatkan? keburukan yang kita miliki membuat orang lain dapat mengingatkan kita. membuat kita sadar bahwa kita tidak sempurna. sehingga ada sisi buruk dalam diri kita. setiap kali tanpa sengaja, atau dengan sengaja, atau karena ilmu yang masih dangkal, atau karena sifat manusiawi yang kita miliki, kita memunculkan keburukan yang terpendam dalam diri... dan saat itu dimunculkan... maka orang lain akan tahu bahwa it's bad! tapi tahukah sesuatu? when people know, they will try to remind you. they will try to remind me. Saat itulah benar-benar kita disebut makhluk sosial. Makhluk hidup yang membutuhkan sesamanya. Bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan lahiriyah, tetapi juga batiniyah.

MANUSIA SELALU MEMILIKI KEDUANYA

manusia memang selalu memiliki keduanya. Yang perlu kita lakukan adalah mengelolanya menjadi minimal seimbang. atau jika mampu menumbuhkan kebaikan lebih tinggi dari keburukannya. persoalannya sekarang adalah... manusia selalu memandang dirinya baik sedangkan keburukan hanyalah milik orang lain. katakanlah milik tetangganya. milik kerabat jauhnya. milik dosennya. atau milik sahabatnya. keburukan bukanlah milik dirinya. lalu dia memandang bahwa dia telah berbuat banyak kebaikan.
naudzubillah...

manusia sesungguhnya adalah dia yang selalu menyadari keburukannya.

manusia sesungguhnya adalah dia yang melupakan keburukan orang lain terhadapnya.

manusia sesungguhnya adalah dia yang membalas keburukan orang lain dengan kebaikannya.

manusia sesungguhnya adalah dia yang selalu merasa buruk dan memperbaiki keburukannya dengan kebaikannya

manusia sesungguhnya adalah dia yang mampu menutupi keburukan orang lain

manusia sesungguhnya adalah dia yang selalu mengingat kebaikan orang lain padanya

menjadi manusia yang baik itu... tidak sulit. banyak yang mengatakan bicara sangat mudah, tapi prakteknya sulit. BOHONG. bicara memang mudah. tapi mempraktekannya jauh lebih mudah. bagaimana caranya?
tebar kebaikan dari diri sendiri. kebaikan yang tertanam dalam diri akan menyebar dan memberi efek positif. tanpa meminta lebah untuk melakukan penyerbukan diri.
tutuplah mata, telinga, dan mulut dari menyebarkan keburukan orang lain
bahkan tutuplah hati dari berprasangka buruk terhadap orang lain

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN = 1 PAKET.
"i can't throw it. but i can manage it."

Jumat, 09 Desember 2011

aku bertanya, Al-Quran menjawab

suatu malam, aku tertegun. membaca terjemahan surat Al-Mulk ayat 3 :

"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?"

aku langsung bertanya dalam hati : "Lalu kenapa ada manusia yang cacat secara fisik?"
Dan Al-Quran menjawab pertanyaanku dalam QS. At-Tin ayat 4 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"

Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan bentuk yang paling baik. Tidak ada kecacatan di hadapan-Nya. hanya saja, aku sebagai manusia yang menganggap hal yang bukan cacat itu menjadi suatu kecacatan. aku menganggap mereka yang tidak berjalan memiliki cacat fisik. aku menganggap mereka yang tidak bisa melihat memiliki cacat fisik. begitu terus anggapanku. "astaghfirullah..." begitu sombongnya aku. aku menganggap aku ciptaan Allah yang baik. tanpa cacat fisik. aku melupakan sesuatu. bahwa sesungguhnya ketika Allah menciptakan manusia tanpa mata dan kaki, itu adalah bentuk terbaik yang Allah ciptakan. itu bukan suatu kecacatan. hanya saja sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kesombongan, aku menganggap tanpa kelengkapan organ tubuh adalah sebuah kecacatan.
"astaghfirullah..." malu aku. malu aku. bersikap sok paling sempurna. padahal Allah menciptakan semua sudah sebaik mungkin. aku harus menjauhkan kesombongan yang akan menjauhkanku dari Allah. aku akan berhenti mengatakan mereka yang tidak berorgan seperti aku adalah mereka yang cacat fisik. aku akan berhenti. karena yang terpenting itu bukan fisik. tapi hati. ketika fisik memang tidak serupa... ketika aku mengatakan cacat fisik, barangkali itu lebih baik. dari pada mengalami cacat hati "naudzubillah..."
so... tidak ada orang cacat fisik di dunia ini. yang ada adalah cacat hati.

Senin, 09 Mei 2011

tidurku juga ibadahku

setiap kali hendak tidur, bukan kuniatkan untuk bermalas-malasan
tetapi kuniatkan untuk beribadah
memberi hak kepada mataku untuk beristirahat dari melihat keindahan dunia. tapi bukan berarti aku berhenti bersyukur. karena saat tertidur, aku tetap bersyukur karena masih bisa tertidur.
memberi hak kepada otakku untuk sejenak beristirahat dari pemikiran yang memacu langkahku. tapi bukan berarti aku berhenti melangkah. karena saat aku tertidur, aku siap melangkah ketika aku terbangun.
memberi hak kepada otak untuk beristirahat dalam membelah sel-selnya dari rasa keingin tahuan yang terus melejit. tapi bukan berhenti rasa keingin tahuanku hilang. karena saat aku tertidur, artinya aku menyiapkan otakku untuk melejitkan rasa keingin tahuanku ketika aku terbangun.
memberi hak kepada tangan untuk berhenti menulis. tapi bukan berarti aku tidak akan lagi berkarya. karena saat aku tertidur, aku tengah mengumpulkan tenaga bagi tanganku untuk terus menulis dan menulis. menciptakan banyak karya.
memberi hak kepada kaki untuk berhenti bergerak sejenak. tapi bukan berarti aku diam. karena saat aku tertidur, aku tengah menimbun tenaga dan semangat agar keesokan harinya kakiku siap bersama menemaniku kemana pun aku pergi

tidurku ibadahku.
karena ketika aku tidur, aku siap menyambut esok dengan lebih baik.
tidurku ibadahku
karena ketika aku tidur, aku memberikan hak kepada seluruh anggota tubuhku untuk beristirahat sejenak
tapi sekali lagi. istirahat ini bukanlah start untuk diam, namun justru start to begin everything dengan semangat meraih ridho Allah SWT

Jumat, 29 April 2011

aku mencintai hujan



aku mencintai hujan. karena setiap tetesnya dipenuhi Rahmat dari Allah SWT. dulu, aku sering sekali meminta untuk tidak diturunkan hujan setiap kali aku hendak pergi ke kampus. aku juga sering mengeluh dan mengaduh setiap kali hujan turun.
tapi sejak seseorang mengatakan, "Ni... hujan itu adalah rahmat Allah SWT. banyak rahmat di dalam air hujan. mestinya kita bersyukur. nanti kalau hujan, banyak-banyak berdoa ya."
kalimat itu selalu kuingat. hujan adalah limpahan rahmat dari Allah SWT. itu mengapa aku mencintai hujan. karena setiap kali ianya menetes, membasahi kulitku, aku merasa senang karena artinya rahmat Allah tengah melimpah ruah di tubuhku.

aku mencintai hujan. karena hujan mampu menumbuhkan tanaman. ianya mampu memberkan kesuburan pada tanah kering yang mungkin telah kebingungan kemana lagi harus mencari air.

aku mencintai hujan. karena ianya mampu memberikan peringatan kepada kita. peringatan yang diberikan oleh Allah SWT. ketika banjir tiba karena hujan yang terus-menerus. kesalahan bukan terletak pada hujan yang terus turun, atau bahkan Allah SWT, tetapi kesalahan datang pada diri kita, manusia. yang menyebabkan banjir. jadi hujan adalah sebuah peringatan yang diberikan oleh Allah SWT.

aku mencintai hujan. karena hujan adalah salah satu bukti kekuasan-Nya. tanpa hujan, tidak akan ada air. tanpa air, kita tidak akan hidup. Subhanallah...

aku mencintai hujan. karena hujan pernah membuat kita berada di bawah satu payung. yah... karena hujan yang turun.

aku juga mencintai hujan. karena hujan jualah yang membawamu kemari. ke rumahku. di malam terakhir kau berada disini. dalam dingin dan baju yang basah, kau berdiri tepat di depan pagar rumahku. kau datang hanya untuk memberikan sesuatu yang tidak akan pernah terlupa. sesuatu yang tidak akan pernah kubuang jauh sekalipun kau memang menjauh. aku mencintai hujan, karena kehadirannya menghantarmu ke hadapanku.

sehingga ketika hujan turun, aku selalu mensyukuri nikmat dan rahmat yang melimpah. yang datang dari Allah SWT. dan ketika hujan turun, aku selalu mengingat bahwa kau pernah ada di sini.

pict : http://3.bp.blogspot.com/

Kamis, 28 April 2011

TEKO

Teko adalah sebuah benda yang paling kusukai, mengapa? Karena apa yang dialirkannya ke luar akan sama dengan isinya. Pernyataan ini juga mendukung, bahwa apa yang ada di dalamnya bergantung pada apa yang dimasukkan ke dalamnya. Intinya, output bergantung pada input. Ketika kita memasukkan kopi ke dalam teko tersebut, maka isi teko adalah kopi, dan tentunya yang keluar adalah kopi jua. Begitupun ketika kita memasukkan air bening ke dalamnya, maka yang dituang kelak adalah air putih. Lain ceritanya kalau pesulap ternama –sebut saja Om Dedi- yang menyulap air dalam teko tersebut. :D

Seorang manusia laksana teko. Apapun yang diungkapkan dan dilakukan oleh manusia tergantung dari apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Sesuatu yang ada dalam hati dan pikirannya juga tergantung apa yang selalu dikonsumsinya. Ketika kita ingin menjadi orang yang berhasil dalam segala hal, maka berhasillah! Konsumsilah produk yang mendukung terbentuknya produk yang bernama “keberhasilan”. Bergaul dengan orang-orang yang inovatif, kreatif, dan inspiratif. Orang-orang yang semangat dalam menggapai impian mereka. Bukan orang malas yang kerjanya hanya membunuh impianmu. Selain itu, baca, dengar, dan lihatlah beberapa hal yang mampu memicu motivasi untuk terus berkembang dan melejit ke angkasa. Tapi jika ingin menjadi orang yang hancur di kemudian hari, maka carilah teman dan lingkungan yang sepadan. Teman dan lingkungan yang memang akan membawamu dalam lembah kehancuran semata. Tanpa titik terang sedikitpun. Bergaullah dengan mereka yang selalu membunuh impianmu pelan-pelan.

Itu sebabnya mengapa doktrinasi merupakan salah satu cara paling ampuh untuk mengubah tutur kata dan tingkah laku seorang manusia. Maka untuk menjadi seseorang yang bertutur kata dan bertingkah laku laksana mutiara yang tidak pernah dijamah manusia namun keindahan terpancar sangat pekat, konsumsilah ilmu pengetahuan yang positif -sesuai dengan Al-Quran dan hadits.

pict :http://indonesia.canadacry.net

Selasa, 05 April 2011

BERBAGI DALAM KEBAIKAN

Salah satu hal dari jutaan kebahagiaan di dunia adalah berbagi. Dimulai setengah tahun yang lalu. Ketika aku masih bertengger di semester 3. Tiba-tiba saja ada tawaran untuk menjadi tutor mata kuliah finance menjelang Ujian Tengah Semester. Kang Didiq –angkatan 2008 di LK Keluarga Muslim IM Telkom- yang menghubungiku. Kala itu kebimbangan menerjang. “Gimana mungkin aku bisa ngajarin mereka? Kalau salah? Aku kan nggak jago juga.”

Aku terus bergelut dengan kebimbangan dalam hati dan pikiran. Di satu sisi, ketakutan untuk berbagi ilmu itu berkembang dan menghasut hatiku untuk menjawab TIDAK pada Kang Didiq. Tetapi di sisi lainnya, keinginanku untuk berbagi mendorongku untuk menjawab YA pada Kang Didiq. Beberapa menit kemudian, aku membalas sms Kang Didiq lalu menjawab, “InsyaAllah Vani bersedia jadi tutor Finance, Kang.”

Semester 4 ini pun begitu. Kang Didiq menghubungiku lagi untuk menjadi tutor Operation Management. Kebimbangan masih saja muncul karena aku sadar betul, bahwa aku tidak terlalu menguasai mata kuliah Operation Management. Tapi tanpa ragu lagi, meski kebimbangan masih bersarang, aku langsung mengiyakan tawaran Kang Didiq menjadi tutor.

Kenapa aku ingin menjadi seorang tutor?

Jawabannya adalah… karena BERBAGI DALAM KEBAIKAN SANGAT MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN. Sejujurnya, setelah menjadi tutor finance di semester 3 lalu, aku kecanduan. Karena setelah berbagi ilmu dengan mereka yang haus ilmu, aku merasa sangat bahagia. Kebahagiaan yang luar biasa menciptakan energy positif dalam tubuh. Bukan karena adanya sertifikat. Ada atau tidak ada sertifikat menjadi seorang tutor, bukan hal penting bagiku. Karena kebahagiaan berbagi tidak dapat diprint dalam sebuah kertas yang di permukaannya tertulis namaku : VANI TRIANI SUDARTO. tidak! Sangat tidak bisa. Kebahagiaanku melebihi kertas tersebut. Aku tahu, sertifikat yang diberikan merupakan bentuk penghargaan. Aku bersyukur Alhmadulillah wa syukurillah. Tetapi aku lebih mengharapkan penghargaan yang datang dari Allah SWT. Berbagi dalam kebaikan pun akan membawa kita dalam kebaikan. Aku sadar betul, ketika kita membantu orang lain keluar dari kesulitan, insyaAllah Dia Yang Maha Penyayang akan selalu bersama dengan kita keluar dalam kesulitan.

Dan hal yang kusadari lainnya adalah ORANG YANG PINTAR BUKANLAH ORANG YANG JAGO DALAM HAL TERTENTU. ORANG PINTAR ADALAH ORANG YANG MAU MENCOBA, BERUSAHA OPTIMAL, DAN MENGAMALKANNYA. Itulah alasan selanjutnya mengapa aku mengiyakan tawaran menjadi tutor. Aku memang tidak pintar di Finance dan Operation Management. But I tried hard. Mencoba dengan keras menghadirkan diri yang maksimal untuk berbagi dalam kebaikan.

Yang terakhir, mengapa aku mau menjadi tutor adalah karena, menjadi tutor adalah SEBUAH TANTANGAN yang bisa memotivasi diriku untuk belajar lebih giat dan lebih dulu tentunya sebelum membagi ilmu dengan sahabat semua.

intinya adalah… tidak perlulah kita menunggu pintar atau kaya untuk berbagi. Kita bisa berbagi dengan setiap orang dalam kondisi apapun. Bahkan dalam keadaan sulit sekali pun. Karena berbagi dalam kebaikan dengan sesamA makhluk-Nya akan mendatangkan nikmat yang luar biasa. Dan janganlah pernah mengharapkan penghargaan yang datangnya dari makhluk Allah SWT, tapi harapkanlah penghargaan yang datangnya dari Allah SWT, Sang Khalik Yang Maha Segalanya.