Tampilkan postingan dengan label experience. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label experience. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Januari 2012

it was in my birthday




it was in my birthday. my brother and sister in law brought it for us. i mean... for me and my twin - Vina.
it was so delicious. i love it. i love cake. especially for chocolate cake.
it was in 2011. one year a go.

thank you so much my AA and my Teh Nengni

I Love you all... and teh Nengni is my real sister in law. because she loves me like her own sister :)

Jamu & Herbal was in my life

sejak kelas 1 SD, mama selalu menyuruhku meminum jamu. Jamu adalah minuman yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. dan dipercaya memiliki khasiat tertentu. misalnya untuk mempercantik kulit, menghilangkan bau badan, mencerdaskan otak, dan sebagainya.
mama menyuruhku minum jamu untuk menambah kepintaran otak. sehingga setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, aku selalu memanggil mba tukang jamu. "Mba, mau jamu buyung upinya." ucapku. jamu buyung upi waktu aku kecil sangat terkenal. rasanya aneka jenis. tidak terlalu bau dan pahit. memang jamu khusus anak-anak.

beranjak SMP, aku tidak suka lagi minum jamu. jam sekolah yang semakin maju membuat aku kesulitan menunggu tukang jamu. paling akhir minggu aku baru bisa minum jamu. tempat tinggalku waktu sampai SMP itu dikelilingi pedagang bakso dan jamu. semuanya kebanyakan dari Jawa. jadi sangat banyak peluang tentunya untuk meneguk segelas jamu. kalau minum jamu, aku suka sekali minum yang manisnya. kadang sampai nambah dua kali. hmmm . yummy!

setelah memutuskan pindah ke Bandung... aku jarang sekali minum jamu. satu dan dua tahun berlalu. masih saja kesulitan mengkonsumsi jamu. ada sih langganan mama, tapi tetap saja. setiap tukang jamu datang, aku sudah berpelukan dengan pelajaran di sekolah.
tetapi... di semester awal kelas 12. aku wajib mengkonsumsi herbal.
sakit keras itu mengharuskanku mengkonsumsi herbal dari pada harus berhadapan dengan pisau operasi. dokter bilang kalau 2 minggu tidak hilang, harus operasi. aku takut. menangis. meratap. iya! aktivitas terganggu. mama bapak semakin protektif. untuk berjalan jauh saja dilarang habis-habisan. dari pada ke ruang operasi, mama dan bapak membujukku untuk mengikuti pengobatan alternatif. dengan mengkonsumsi herbal. walhasil... aku nurut. kami pergi berobat bersama.
herbal dan jamu sama. sama-sama terbuat dari tumbuhan. yang membedakan hanyalah... "apa ya?" nothing! keduanya sama-sama pahit.
aku pergi berobat setiap 10 hari 1 kali. aku dapat 10 bungkusan herbal. di dalamnya ada akar tumbuhan, ada gingseng, ada apapun itu. semua bercampur dalam 1 bungkusan. setiap harinya aku minum 1 gelas. proses pembuatannya...
  1. herbal yang dibungkus dituang ke dalam panci
  2. masukkan air 800 ml yang kemudia di buat menjadi 1 gelas 200 ml
1 bungkus 2 kali direbus.

selesai minum herbal, efeknya luar biasa. kepala rasanya mau pecah. isi perut terasa ingin keluar semua. badan remuk. semua terasa sangat menyakitkan. katanya untuk mengeluarkan racun yang sudah kutimbun saat sehat.

aku pasrah. satu bulan berlalu. herbal yang kuminum di bulan berikutnya berubah lagi dari segi ramuan. semakin pahit. dan aku harus sabar meminumnya satu hari dua kali.
bulan berikutnya ... semakin pahit... terus dan terus hingga enam bulan. kalau dalam waktu penyembuhan (saat aku minum herbal) aku makan junkfood maka tamatlah riwayatku. seluruh tubuh menolak. akan mengeluarkan rasa sakit yang luar biasa. seperti itu terus berlanjut dan berlanjut.

badanku makin kurus. berat badan yang mencapai 55 turun menjadi 48. drastis nggak ya? bagiku sangat drastis. pakai baju ini dan itu sangat tidak cocok karena terlalu kurus.

tapi tahu tidak? mengkonsumsi herbal dan jamu adalah hal yang menyenangkan. efeknya positif. muka tidak jerawatan. kulit lebih bersih. dan yang terpenting, membuat aku mengkonsumsi makanan yang sehat.

setelah hampir 3 tahun aku meninggalkan herbal karena trauma akan efeknya yang luar biasa membuatku sakit, akhirnya aku mengkonsumsi jamu lagi. baru tiga hari. tapi rasanya.. nikmat. pahit memang. mama bilang, harus mau minum yang pahit-pahit kalau jadi perempuan.
so... i am trying, mother.

Selasa, 13 Desember 2011

ternyata remaja

nggak bisa dibilang wisata museum juga sih. karena kami hanya mengunjungi dua museum kemaren. aku dan Rolan Pranando (salah satu kakak di Lingkar Pelangi) melakukan survey untuk wisata belajar nanti bersama adik pelangi.
kami pergi ke museum Geologi. disana mempelajari (lebih tepatnya lagi Rolan menjadi guru, aku muridnya) tentang bebatuan. Rolan tahu banyak. sedangkan aku?? maklum... SMA dulu aku bukan anak IPS. wajar saja kalau masalah yang berkaitan dengan bebatuan aku tidak tahu.
setelah dari museum Geologi, kami pergi ke museum Pos diiringi kesedihan karena lantai 2 museum Geologi sedang direnovasi. sesampainya di parkiran museum Pos, kami sedikit ragu.
"mana museumnya?" Tanya Rolan.
"Nggak tahu." jawabku sambil nyengir.
tapi ternyata, sang pintu museum bersembunyi di sudut ruangan setelah kantor pos. museum Pos cukup unik. tempatnya di basement. disana banyak sekali perangko dari sebuah zaman dimana aku belum lahir. atau bahkan mungkin nenekku juga belum lahir. kami melihat banyak sekali peralatan pos di masa lalu yang berkembang sampai saat ini. banyak juga patung-patung yang menggambarkan bagaimana proses penyampaian surat di tempoe doeloe.
selesai dari kedua museum, kami pergi ke Taman Lalu Lintas. tapi sayang, waktu kami ke sana, TLL sudah tutup. gerimis berubah menjadi hujan. kami putuskan untuk meneduh di depan TLL. kebetulan ada tukang bakso. tidak sabar cacing dalam perut mulai meraung minta makan.
"Yang satu mie sama bakso, pak." ucapku
akhirnya kami menikmati semangkok hangat bakso di bawah rintik hujan. romantis? nggaklah. terang aja itu di pinggir jalan.
setelah habis menyantap bakso. sang pedagang berkata, "SELAMAT MENIKMATI MASA REMAJA."
aku dan Rolan tersenyum penuh tanya. terima kasih sudah mengingatkan kami bahwa kami tengah berada di zona remaja, pak... :)

Kamis, 01 Desember 2011

ada sejarah di 2010

Ada kisah di tahun 2010 lalu, ketika seorang mentri dalam sebuah Lembaga Kerohanian Kampus memutuskan mengadakan sebuah acara untuk pelantikan anggota aktif baru tanpa berkompromi dengan para stafnya.

Tanpa pikir panjang, kami mulai bekerja. tempat sudah disiapkan. yang perlu kami lakukan hanya menyusun konsep, survey tempat, menyusun konsumsi, dan lainnya. waktu itu,keriweuhan menjelma. karena ada 2 acara dalam 1 hari. Temu Akhwat dan SMILE (program dadakan)
dan aku menjadi panitia di kedua acara tersebut. mengeluh? entahlah. mungkin iya tanpa disadari. atau mungkin aku memang sengaja mengeluh. aku sendiri lupa. keluhannya memang kulupakan, tapi kenangan indah di dalamnya ada disini. in my heart.

hari Jumat, survey ke TKP sudah disepakati. aku menunggu Rolan (Kordinator ikhwan divisi Kaderisasi), Azmi, Heni (divisi ArtCre), Rahmat (divisi Akpro), dan tomi (ArtCre). Rencana berangkat pagi sedikit kendor karena Rolan yang bangun kesiangan. -__-"

setelah semua berkumpul, kami tancap gas motor masing-masing menuju Cimahi atas (dan sampai sekarang aku tidak hapal alamat pastinya). kami terpukau, melihat pemandangan yang luar biasa dari atas. hijau berselimut. terhampar tidak terbatas. ditambah tegapnya gunung dengan anggun berdiri. subhanallah...

survey menyenangkan! kami bercanda and took some pictures. pokoknya menyenangkanlah! i can't describe it in any words. kebersamaannya itu loh. ngegigit banget!

fakta harunya, di malam SMILE, kami (panitia akhwat) harus tidur dalam sebuah kelas tanpa keramik hanya semen. beralas sehelai kain (bila ada) dan bertumpuk seperti ikan yang sedang dijemur. (ini nggak lebay loh). dinginnya Cimahi malam itu luar biasa. tak kuase aku. fakta haru? ya... aku menyebutnya fakta haru tapi dulu. sekarang, aku menyebutnya... sebesit keharuan pencuat kebahagiaan. memang benar! meskipun beralas kain tipis atau tidak, kedinginan, kelelahan, dan kantuk bersahabat baik dengan kami, kami tetap merasa hangat. karena kami satu keluarga. karena kami bersama. dan karena itulah kami merasa hangat.

kejadian unik setelah acara selesai, kami harus urunan karena ongkos buat bayar angkot peserta kurang. beban itu kami pikul bersama. aku ingat. azmi yang menulis setiap nama panitia dalam selembar kertas. menulis nama mereka dan aku yang menyerahkan sedikit saja uang kami agar peserta bisa pulang.
ini kenangannya...

DIBAWAH INI PANITIANYA!




ada yang sempet jatuh waktu perjalanan pulang loh... siapa ya?


kang Rizal (kadiv Kaderisasi-kiri) Rolan (tengah) kang Afdil (mentri Internal)

yeay! kami mau jalan2 di pagi hari... sebagai bentuk syukur kami

vani (aku-kanan), heni (disamping vani), Rolan (paling tinggi di tengah), rahmat (samping rolan dengan muka memelasnya), dan Tomi (paling kanan dengan gaya cool-nya)

ini waktu survey. itu tangga menuju lantai 2 masjid Nurul Hikmah
posenya asik deh :D

aku tahu sekarang. kenapa waktu itu kang Afdil meminta kami mengadakan SMILE secara mendadak dengan waktu 2 minggu kurang lebih, karena beliau tahu. beliau tahu betul potensi yang kami miliki. beliau tahu betul, bahwa UKHUWAH KAMI YANG AKAN MEMPERMUDAH JALAN KAMI. KARENA KETIKA UKHUWAH TERJALIN, BEBAN KAMI AKAN TERBAGI SATU SAMA LAIN. PEMBAGIANNYA MERATA. TANPA ADA IMBALAN YANG DIBERIKAN.

sampai saat ini, kami masih bersama. dalam kegiatan dakwah yang sama. namun dalam kondisi yang berbeda. tetapi satu yang tidak pernah lepas dari kami PENJAGAAN UKHUWAH SELALU MENJADI AGENDA DALAM DIRI SETIAP KAMI. insyaAllah...

Minggu, 09 Oktober 2011

learned

happier thing is... learning. i can learn in every way. i don't care what people say, what people think, anyelse. when i just made a decision to learn, i just learn.
hey! some days ago, i learned something.
  • as a human, we shouldn't believe in everyone. why? someone told me that a friend you trust more, will have a chance to betray you. thanks my friend. you just remembered me that everyone can't be trusted more. i must choose the best one. but i can't choose the best if i didn't choose incorrectly first, did i?
  • don't judge a book from the cover. the oldest expression but the right one. yup! when i see the cover is good, it doesn't mean its content is good too. that's right. i thought that... somebody will not lie to me because she looks nice, cheerful, powerful, and smart. but i was wrong! she/he made me fall into the worst situation, when i can't believe other people. i trusted her/him. horrible thing
  • please... don't ever tell anyone else about other people's false or something. because one day, they will talk about you. positive things (good!) and negative things (fiuh! disgusting!)

Kamis, 06 Oktober 2011

i don't know

ketika kita menemukan seseorang, kita harus siap kehilangannya. maka dari itu jangan pernah menganggap memilikinya. karena ketika kamu menganggap memilikinya... kamu akan takut kehilangannya. sehingga ketika ia benar-benar hilang, kamu akan merasa dirimu-sendiri telah hilang

Kamis, 21 Juli 2011

it's not suppose to be proved

Kalau ada dua orang yang kehausan, yang satu berteriak “Aku haus mama... aku haus mama...” sedang yang satu lagi tidak berkata apapun, ia hanya beranjak dari duduknya dan mengambil segelas air putih. Menurut Ni, mana yang benar-benar haus?”

Pertanyaan yang setahun lalu pernah dilontarkan seorang pria padaku. Senior di SMA. Aku langsung menjawab, “Yang kedualah. Dia tidak mengatakan apapun. Langsung bertindak.”

Begitu pun dalam sebuah kerinduan, katanya. Ketika aku merindukan seseorang aku harus buktikan kerundian itu. Bukan hanya dengan ucapannya. Sejak saat itu, aku tidak pernah berpikir akan benar-benar merindukan seseorang. Bahkan ketika mama dan bapak ada di Rangkas pun aku tidak pernah berani mengatakan “rindu”. Aku takut rindu yang kuucap itu hanya ucapan belaka, bukan rindu sesunguhnya. Padahal kala itu, aku benar-benar merindukan mama dan bapak. Tapi aku tidak bisa pulang ke Rangkas, memeluk mama dan bapak, membiarkan mereka mencium pipi dan keningku. karena aku harus kuliah.

jadi? Haruskah kesungguhan rindu dicurahkan dengan pandangan sesempit itu? Bagaimana kalau aku merindukan Mutia Muthahirah (sahabat terkasih) di Makassar? Bagaimana kalau aku merindukan sahabat lain yang ada di luar kota sedang kantong tidak mendukung untuk segera meluncur kesana, membuktikan rindu yang kurasa? Bagaimana?

See?!

Untuk menunjukkan bukti rinduku pada seseorang, aku terbentur Budget Constraint. Dimana pendapatan yang kuperoleh tidak cukup untuk membawaku membuktikan rindu kepada orang yang kurindukan. Karena aku harus mempertimbangkan konsumsi saat ini dan masa depan (termasuk konsumsi di akhirat). Jadi? Ketika aku mengeluarkan pendapatan melebihi Budget Constraint, aku tidak akan mendapatkan utility maximization.

Untuk menunjukkan bukti rinduku pada seseorang, aku terbentur teori MRS. Marginal Rate Substitution. Aku harus mengorbankan sesuatu yang lain demi mencapai sesuatu yang lain. Ketika aku dihadapkan pada pilihan untuk membeli makan siang di kampus (dulu sebelum bawa bekal :D) atau aku harus menabung lebih banyak agar bisa menemui orang yang kurindu, sepertinya aku akan memilih membeli makan siang, karena itu adalah modal utama aku dapat tumbuh dan berkembang :D. Untuk bisa mengunjungi teman di Makassar, aku harus mengorbankan porsi makan (membeli sedikit makanan agar uang yang ke luar sedikit juga). Intinya disini adalah, seseorang harus memilih satu hal yang mampu memuaskan dirinya. Tidak bisa memilih keduanya.

So?!

Haruskah ketika rindu kita menemui orang yang kita rindukan?

jawabanku adalah TIDAK! Cobalah ungkapkan kerinduan yang dirasakan maka dampaknya akan sangat baik. Akhirnya sering kuungkapkan rinduku pada mama dan bapak setiap kami berpisah. Akhirnya sering kuungkapkan cintaku pada mama dan bapak setiap kami berpisah atau tidak.

Aku akan lebih sering mengungkapkan rindu dan cintaku pada mereka, mama dan bapak. Sekalipun aku yakin, meski tidak ada satu kata rindu dan cinta yang kuucap, mereka tahu aku mencintai mereka... tapi aku hanya ingin mengungkapkannya selama masih ada waktu untukku bertemu mereka.

“I LOVE YOU” is not gonna be my last words... because i always say it, till the end of my time.

Senin, 20 Juni 2011

penuh makna

“seperti sebatang pohon yang ditancapkan paku. ketika paku itu dilepas, maka bekasnya akan terus ada.”

“seperti sebuah tembok yang dipasang paku. ketika paku itu dicabut, bekasnya akan selalu ada.”

dua kalimat bermakna sama. ketika sebuah hati terkhianati, akan sangat sulit untuk menghilangkannya. seakan terus membekas. menjangkit... mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir korbannya.

“Lubang paku itu akan hilang kalau ditambal.”

ketika mengatakan sulit untuk dihilangkan, bukan berarti itu tidak mungkin hilang.

tembok pun masih bisa ditambal dengan olahan semen yang mungkin jauh lebih kuat dan berkualitas sangat baik. ketika penambalan itu selesai, tentulah masih ada bekas. karena semen yang baru tidak akan sama dengan tembok yang sudah usang termakan waktu. tapi tak apa... itu upaya untuk menjadi lebih baik. tahap selanjutnya setelah menambalnya... catlah tembok secara keseluruhan (tembok yang sudah ditambal is included). dengan begitu, hilanglah bekasnya secara kasat mata.

intinya adalah... segala upaya dapat dilakukan membuka lembaran baru. membuka kehidupan baru yang jauh lebih baik. karena...

ketika sakit menerpa, ketika luka terhempas menghadapmu, ketika pilu lirih menghantammu, ketika air mata tak hentinya meraja, ketika virus kesedihan menjangkit

yakinlah... Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersama. yakinlah akan ada sehat setelah sakit, akan ada suka setelah luka, akan ada riang setelah pilu, akan ada senyum setelah air mata, dan akan ada kebahagiaan setelah kesedihan

yakinlah... Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah tidur, tidak pernah tuli, tidak pernah buta.

“aku akan menambal lubang itu.”

teriakkan dengan kencang! dengan begitu seluruh tubuhmu akan merespon dengan baik. maafkan lalu lupakan paku yang dicabut. lupakan lalu perbaiki lubang itu.

Sabtu, 18 Juni 2011

One Of The Biggest Present

till last night, hati masih saja terus bersiteru. menyayangkan amanah yang diembankan kepadaku. Aku hanya ingin belajar yang baru. Bukan sekretaris lagi dan lagi.

tapi tahukah sesuatu?

aku sadar satu hal... dan kesadaran itu setelah sahabatku mendekat dan mengatakan, “Van... aku...” dari wajahnya... memperlihatkan bahwa ia belum siap mendapat amanah sebagai Sekretaris Umum.

satu kalimat terlontar dari mulutku begitu saja, “Anggaplah itu hadiah dari Allah sebagai hasil proses belajar kita selama ini, Tik!” (Ups! jadi nyebut merek)

kalimat yang kulontarkan dengan sendirinya, menyadarkan kekerasan ego yang terus menyelimuti hati. keengganan diri mendapat amanah yang diembankan dengan keyakinan bahwa aku berhak mendapat pelajaran baru. bukan hanya sebagai sekretaris.

ANGGAPLAH SEBUAH HADIAH YANG ALLAH SWT BERIKAN SEBAGAI HASIL PROSES BELAJAR KITA SELAMA INI.

siapapun yang memberikan aku sebuah hadiah, aku akan menjaganya dengan baik. bahkan ketika seorang pria memberiku sebuah gelang magnet hitam kurang lebih 8 tahun lalu, masih kusimpan dengan baik. kenapa ketika hadiah itu datangnya dari Allah aku malah menolaknya?

istighfar selalu kulantunkan. aku benar-benar merasa sombong pada apa yang telah kulakukan dulu. hingga kupikir aku berhak mendapatkan kesempatan belajar yang berbeda dari sebelumnya. bodoh! padahal dulu pun mungkin aku belum dapat apa-apa. dan sekarang aku akan kembali lagi dari nol. belajar dengan baik. berharap akan ada banyak hal yang dapat kupetik.

sekarang, hadiah ini akan kujaga dengan baik. kurapikan ia setiap waktu. melapisinya dengan emas kesungguhan dan tanggung jawab sebagai bungkus terakhirnya. ini bukan hanya untuk urusan dunia saja... tetapi kelak akan kusampaikan pertanggung jawabanku di hadapan Sang Pemberi hadiah.

Terima kasih Ya Allah...

Engkau telah memberikan hadiah terbesar ini melalui tangan mereka. melalui pikiran mereka. terima kasih

Sabtu, 11 Juni 2011

mesin jahit kuno


Rabu, 8 Juni 2011


dengan semangat aku gas motor menuju tempat kursus. tidak sabar menyelesaikan materi terakhir sebelum minggu depan ujian.
setibanya di tempat kursus, sedih mulai merundung. karena mesin yang biasanya digunakan sudah diambil alih oleh wanita cantik berkerudung panjang. murid baru nampaknya. mataku langsung milirik kanan dan kiri. mencari mana mesin yang terlihat sangat bagus...
ada tiga buah mesin berderet rapi. satu mesin dengan meja berwarna coklat tua dan duanya lagi berwarna coklat muda. kondisi mesin di atas meja coklat tua sudah sangat memprihatinkan. karat ada di pemutarnya. belum lagi gowesan kakinya yang berwarna cokelat yang lagi-lagi karena karatan. mejanya yang menunjukkan usianya yang mungkin lebih dari satu abad (lebay) juga sudah reyot. alhasil... kueliminasi mesin itu. pilihan kini tinggal pada dua buah mesin bermeja cokelat muda. kupilih mesin dengan kondisi yang sangat baik. lebih mudah, mengkilat, dan bersih. "Pasti mesin ini enak dipake!" senangku dalam hati. percaya atau tidak. setiap kali kursus... yang menentukan mood-ku baik atau tidak selanjutnya adalah kondisi mesin jahit. :D
satu menit...
benang atas putus. kuperbaiki
menit berikutnya...
lagi-lagi benang atas putus. kuperbaiki posisi jarum
menit berikutnya...
jahitan longar. kulilit benang bawah
menit berikutnya...
jarum mesin patah.
ini puncaknya! kuputuskan untuk pindah ke mesin tua yang ada di sebelah mesin muda ini. "Yang itu enak, Van!" kata ibu kursus.
"Bismillahirrahmaanirrahiim..." setelah benang terpasang. sekoci juga melekat pas. aku langsung memulai menjahit baju. dan ternyata... mesin jahit bagus. berjalan semestinya. tidak ada kendala yang kutemui saat menggunakan mesin yang hanya dari tampilannya memukau.

aku bisa belajar banyak dari mesin ini. sekali lagi teori "don't judge a book from the cover" memang benar. belum tentu ketika kita melihat seseorang berpenampilan ugal-ugalan atau selengean orang itu tidak baik hatinya. atau sebaliknya... yang tahu isi hati seseorang adalah Allah SWT.
ketika kita melihat seseorang melakukan kesalahan, belum tentu juga hidup orang tersebut berantakan. seperti ketika aku lihat mesin tua dan rapuh, ternyata ia berjalan dengan sangat baik.
dari sini aku belajar... belajar menilai seseorang dengan bijak. bukan hanya dari sisi kaca mataku. tapi berupaya mengatakan bahwa "setiap orang tidak bisa kita nilai hanya dari tampilan fisik" dan "seseorang yang terlihat salah, belum tentu ia selalu salah atau buruk dalam hidupnya" yang terakhir... "setiap orang punya alasan mengapa melakukan segala perbuatan"
so! aku harus bijak melihat segala sesuatu... berusaha belajar menjadi seseorang yang bijak akan membentuk pribadi yang sangat baik. aku termasuk salah satu orang yang haus untuk menggapai pribadi yang sangat baik tersebut.

pict: http://kartika-kita.blogspot.com/2009/11/foto-mesin-jahit-kuno

Minggu, 05 Juni 2011

belajar dari spion

Belajar kehidupan bukan hanya duduk memperhatikan atau hanya sekedar menatap dosen. Tetapi banyak hal yang bisa dilakukan. Mendengarkan cerita pengalaman orang lain, melihat lingkungan sekitar, dan masih banyak lagi.

Salah satu belajar dari sepasang spion yang selalu bertengger di motor matic merah yang sejak 5 tahun lalu diamanahkan mama dan bapak untuk terus kukendarai sampai suatu saat berganti menjadi roda empat.

Spion itu digunakan untuk melihat ke belakang. Supaya ketika kita mengarahkan stang ke kiri atau kanan tidak akan membuat orang lain terganggu atau bahasa sundanya karegok. Spion menjadi salah satu pengaman di kendaraan. Menurut saya. Setiap kali kejenuhan mulai menghadang kesendirianku di atas motor, aku langsung melihat spion kanan dan kiri. Yang lalu dilanjutkan dengan menarik gas setarik-tariknya.

Aku belajar dari sepasang spion.

Selama di perjalanan menuju Dayeuh Kolot, aku terus memperhatikan spion. Melihat kendaraan-kendaraan yang sudah kulewati. Ketika aku terus melihat kendaraan lain di belakang motorku melalui spion, aku tidak akan fokus melihat kendaraan yang ada di depanku. Tiba-tiba saja truk kuning berisi sampah ada di hadapanku. Alhamdulillah daya reflekku cukup tinggi. Segera kubanting stang ke kiri. Yang lagi-lagi sebelumnya kulihat spion kiri untuk memastikan jalan sebelah kiri steril dari kendaraan apapun juga. Hatiku dirundung kepasrahan. Entah apa yang akan terjadi detik berikutnya setelah stang kubanting ke kiri. Mungkin menabrak trotoar, tihang lampu merah, atau mungkin menabrak kendaraan lain. Dalam hati aku terus berdzikir. Alhamdulillah Allah selalu melindungiku. Dari kejadian tadi pagi, aku belajar. Belajar dari sepasang spion.

Pun kehidupan. Ketika aku terlalu fokus dengan masa lalu yang membuatku jatuh terus-menerus, maka aku tidak akan pernah bisa peduli dan sadar bahwa akan ada hal besar di hadapanku. Dan ketika aku terfokus hanya pada masa lalu yang telah kulewati, maka kehancuran lainnya akan menungguku.

Bukan artinya kita tidak boleh melihat masa lalu. Pastinya ada dua hal yang kita lewati di masa lalu. Hal baik dan hal buruk. Apa itu hal baik? Hal baik adalah... ketika kita mengingatnya membuat kita semakin dekat dengan Sang Khalik. Selain itu, ketika kita mengingatnya... maka motivasi untuk terus menjadi lebih baik akan muncul. Darinya kita bisa memetika banyak hal untuk memperbaiki diri di waktu mendatang. Tapi hal buruk?! Tidak! Ketika kita mengingatkannya, kita tidak akan pernah maju satu langkah pun. Atau dengan mudah kita akan memutuskan untuk berhenti. Begitulah masa lalu.

Aku akan membiarkan spion terpasang dalam kehidupanku. Untuk melihat kendaraan yang telah kulewati di belakang... sehingga dapat meminimalisir kejadian kecelakaan lalu lintas yang mungkin tiba-tiba akan memelukku. Tapi tidak akan pernah kubiarkan mata melirik ke belakang melalui spion sedikit pun jika hal itu semakin membahayakan diriku.

Begitu jua dalam kehidupan. Aku tidak akan pernah membiarkan masa lalu buruk –yang paling ingin kulupakan- menghalangi dan menghancurkan masa depanku. Sesekali kulihat ke belakang, agar aku tidak lagi melakukan kesalahan yang sama yang kulakukan di masa lalu.

See! When i wrote this notes, i remembered a tragedic which happened 4 years a go. I will not remember it. Because when i remember it, i just feel so... so bad. I will see my beautiful past which will make me beautiful in my future.