Rabu, 19 Mei 2010

tinggalkan saja

Ternyata benar. Aku hanya menjadi korban atas tuntutan yang kau tetapkan. Itu memang terdengar seperti maumu saja. sekedar maumu. Tapi itu sama saja berarti kau tidak pernah membiarkan Allah mengatur segalanya. Kita memang harus meminta apa yang kita inginkan pada-Nya. Tapi bukan berarti kau memaksakan apa yang kau inginkan padaku. Karena itu semata-mata tuntutan yang membebankan pundakku. Tidakkah kau lihat betapa kurusnya tubuhku saat ini? tidakkah kau lihat wajahku yang kian memucat karena sudah banyak yang kupikirkan?

Aku yakin kau tidak buta. Tapi jika kau menyayangiku. Kan akan menyayangiku apa adanya. Kau akan menyayangiku tanpa memberi tuntutan. Tanpa berusaha mengubahku. Tolong… sayangi aku dengan tulus. Cintai aku dengan tulus. Jika kau tidak bisa. Kibarkanlah bendera tanda kau menyerah. Dengan eitu. Aku tahu… bahwa kau memang tidak mencintai dan menyayangiku dengan tulus.

Kau tahu. Kadang. Rasa rindu yang menderu dalam setiap detik sebelum kupejamkan mata. Membuatku tak sabar untuk menyongsong hari esok dan bertemu denganmu. Tapi lagi lagi ketakutan melandaku. Aku takut. Aku takut atas kerinduanku padamu. Aku takut kerinduan ini bukan karena Allah. Sehingga nantinya. Jika aku memaksa bertemu denganmu. Akan menjadi nafsu yang telah kupenuhi. Aku takut. Sangat ketakutan. Aku ingin mencintai dan menyayangimu karena Allah. Sehingga rasa itu akan hanya satu tingkat dibawah rasaku terhadap keluargaku. Tolong… mengertilah…

Kalau kau tetap tidak mengerti. Tinggalkanlah aku. karena sesungguhnya aku tidak pernah memintamu untuk menungguku.

Kini. Aku bukan gadis kecil lagi. Yang beranggapan bahwa dengan punya pacar itu KEREN. Kini aku tumbuh dewasa. Sadarilah itu. sebab kedua orang tuaku pun menyadari itu meski kadang aku masih sering bermanja dengan mereka. Meski mereka tetap memperlakukanku seperti anak TK. Intinya. Aku berubah. Aku tidak ingin lagi seorang pacar. Yang kuinginkan adalah seorang imam yang mampu membimbingku. Mengingatkanku yang kadang tergelincir dalam lubang-lubang kehilafan. Tolonglah… mengerti…

Jika kau tetap tidak mengerti. Tinggalkanlah aku. karena sesungguhnya aku tidak pernah memintamu untuk menungguku.

Rabu, 12 Mei 2010

hanya takut

kali ini. aku hanya takut. takut tidak bisa membedakan rasa sayang karena nafsu atau karena Allah. aku hanya takut setan, iblis, dan jin menggoda dengan kompaknya ketika kita bersama. untuk itu... kutahan diri untuk bertemu denganmu sesering mungkin sampai nanti tiba waktunya jika kita ditakdirkan bersama