Selasa, 31 Januari 2012

Holiday to Pangandaran : Looked at the Beach

After taking a rest and eating chicken needle (actually, in Indonesia is mie ayam), we went to beach. Wanted to see sunshine nearly. Kami hanya berjalan-jalan di pinggiran pantai. Menikmati kulit kaki, wajah, dan tangan kami yang terbakar oleh sinar matahari. Meskipun hari kerja, cukup banyak turis yang datang ke pantai.

Kami memasuki pintu menuju pantai bersama-sama. Kanan-kiri banyak pedagang. Ada pedagang kelapa muda, baju, kain pantai, kaca mata, dan lain-lain. Kami berjalan terus. Memasuki area pesisir pantai. Menapakkan kaki pada pasir pantai yang basah terkena ombak. Ombak di laut yang terus berkejaran menuju tepi terlihat sangat liar. Mereka bersaing tanpa melihat siapa saingannya. Mereka hanya mencoba dan mencoba untuk menepi. Sekelompok pria muda mengucapkan salam ketika kami lewat di sampingnya. Mereka hendak bermain bola pantai.

Ombak-ombak itu menyentuh kaki kami. Atik yang takut memberanikan diri lebih dekat dengan air walau terlihat sia-sia. Berulang kali ia berujar, “Ya Allah… ih ombaknya gede ih kaliaaaan.”
Tapi aku, Ade, dan Hana tidak memperdulikan kecemasan Atik. Kami terus bermain dengan ombak-ombak kecil. Karena merasa harus mencari kegiatan, kuambil pasir basah dalam genggaman.
Dan kuhadiahkan lemparan pertama kepada Atik, disusul Ade, dan yang terakhir Hana. Lalu mereka membalas dengan gumpalan pasir serupa. Alhasil, terjadilah perang lempar pasir. Kami berlari sambil terus berusaha membuat gumpalan pasir yang paling besar. Tawa selalu menghiasi pergerakan kami di sore itu.

Nampaknya kami terlalu cepat keluar dari penginapan. Sunshine yang kami tunggu masih juga belum terlihat. Matahari akan terbenam di Pantai Barat. Posisi kami ada di Pantai Timur. Kami terus berjalan mendekati Pantai Barat hingga kelelahan memeluk kaki kami. Kami singgah pada sebuah warung yang menjual es kelapa muda.
“Pak ini es kelapanya berapa?”
“7000.”
“Oh. 2 aja kalo gitu, pak.”
Kami memesan dua es kelapa. Aku bareng sama Hana, Atik dan Ade. Kami membawa buah kelapa ke pinggir pantai. Sambil menikmati matahari yang mulai tenggelam. Ombak semakin kencang. Pengumuman untuk memberhentikan kegiatan renang sudah dari tadi bersuara. Kami mengambil beberapa foto. Membiarkan ombak yang kian kencang menghempas kaki kami. Sesekali kami berlari mendekati kelapa yang kami tinggal jauh agar tidak terkena ombak namun hamper saja ditenggelamkan oleh air laut. Kami berlari. Mengejar kelapa agar tidak terbawa arus. Mengejar sandal-sandal kami yang hampir hanyut terseret ombak.

Sore hari yang menyenangkan. Begitu indah alam ciptaan Allah. Alam dan segala isi yang diciptakan begitu sangat sangat sangat indah. Apalagi Sang Khalik. Pasti lebih indah. Begitulah sore hari yang kami lalui di pantai Pangandaran.
Menjelang maghrib, kami memutuskan kembali ke penginapan untuk membersihkan diri lalu pergi berwisata kuliner (mencari makan malam tepatnya).

Minggu, 29 Januari 2012

Holiday to Pangandaran : just the beginning

Setelah lelah berpetualan di Pangalengan 2 hari berturut-turut... then on Monday aku beristirahat. Tuesday mulai fokus pada kegiatan bersih-bersih rumah... on Wednesday we went to Pangandaran!!! hel yeaaahhh!!

Aku, Atik, Ade, dan Hana memutuskan menghabiskan satu malam romantis bersama di Pantai Pangandaran. Rencana berangkat pukul 06.00 WIB dari rumahku batal sudah karena kami harus menyiapkan bekal di perjalanan. Sebelum kami berangkat, kami berdoa. Tiba-tiba jantungku berdegup cepat. Ini perjalanan backpacker pertamaku. Ini perjalanan pertamaku dengan tiga sahabat yang sama sekali belum pernah ke Pangandaran. Dan ini akan menjadi perjalanan liburan yang menyenangkan.
Bekal roti isi susu coklat, keju, dan meses sudah siap dalam plastik. Perjalanan kami mulai tepat pukul 07.00 WIB yang dimulai dari rumahku. letaknya di Pratista Antapani. perjalanan awal kami dengan mengendarai ojeg menuju pemberhentian angkot Antapani-Ciroyom. Yeula (sahabat) bilang, naik Antapani-Ciroyom dan berhenti di SPBU yang terletak di perempatan Jalan Jakarta dan Supratman. Kami pun menurut. Sepanjang perjalanan dari terusan Jalan Jakarta aku terus mengingat rute angkot Antapani-Ciroyom, “Aha!” Otakku mulai cerah. “Angkot ini kan rutenya nggak lewat SPBU di perempatan.” Aku terus berpikir dalam diam. Hana, Atik, dan Ade terlihat sedang menikmati perjalanan macet di pagi hari. Aku terus memikirkan cara bagaimana jalan mencapai terminal Cicaheum.
“Baru inget! Angkot ini mah nggak lewat perempatan Jakarta loh. Dia mah belok.” Memecah kesunyian di antara kami berempat.
“Terus gimana?” Tanya Atik.
“Gini aja paling. Kita berhenti disini, nyebrang, nanti jalan ke Ahmad Yani. Terus naik angkot DU-Panghegar. Gimana?”
“Oke!” mereka bertiga setuju. Kami turun dari angkot dan melanjutkan perjalanan menuju Jalan Ahmad Yani yang lalu naik angkot DU-Panghegar.

Tidak sampai satu jam, kami sudah menginjakkan kaki di terminal Cicaheum. “Itu bis Budiman!” Teriak Atik. Kami mulai mempercepat langkah menuju bis. Ada dua bis yang sedang asik di parkiran terminal. Yang paling depan adalah bis ekonomi non-AC. Ongkos sampai ke Pangandaran dengan bis tersebut adalah Rp35.000, sedang kalau yang AC hanya Rp40.000. Memingat perjalanan tujuh jam yang akan kami tempuh, kami memutuskan untuk naik bis AC yang masih kosong. Aku kembali melirik jam tangan. Waktu menunjukkan pukul 08.05 WIB. Karena sudah siang dan bis AC belum penuh, kami memutuskan untuk naik bis non-AC yang sudah lumayan penuh. Akhirnya. Semalam kami tidur cukup larut. Alhasil, baru juga nempel dengan sandaran jok, kami sudah mengantuk. Hanya aku dan Atik tepatnya. Hana dan Ade masih menikmati suasana panas dalam bis. Meski tak berapa lama Ade menyusul kami berdua. Larut dalam dunia mimpi.

Perjalanan semakin mencekam. Jalan yang berlika-liku membuat kepala dan perut dikocok-kocok dalam waktu bersamaan. Aku terus bersuara dalam hati, “Nggak mabok. Kuat. Nggak mabok. Kuat.” Sedang Ade wajahnya sudah pucat. Dia tidak kuat. Perutnya tidak bias diajak kompromi. Kuberikan sebuah minyak angin dengan wangi terapi.
Menghindari lika-liku yang semakin memualkan perut, aku memilih tertidur. Semoga terlelap dan melupakan mual yang sedari tadi menyerang. Tepat pukul 11.30 WIB, bis berhenti di sebuah tempat peristirahatan. Ada tempat oleh-oleh di samping tempat makannya. Kami berempat dirundung kebingungan. Dengan melawan rasa malu, aku mulai bertanya pada seorang penumpang.
“Pak. Ini mau ngapain ya?” Tanyaku memoloskan wajah.
“Ya terserah neng. Mau makan, ke kamar mandi, atau sholat… silahkan aja.” Jawab seorang Bapak-bapak berbaju hitam agak ketus.
“Lama sih nggak, Pak?” Tanyaku lagi dengan cerewet.
“Lumayan lama kok.”
“Yaudah. Kita turun aja yuk!”Ajakku. Dengan PD-nya kami berempat turun. Atik menuju toilet. Dan kami bertiga mencari bakso. Akhirnya ketemu. “Mba, baksonya empat ya.” Pintaku. Sebelum makan, kami mengambil beberapa dokumentasi sebagai kenangan.
Tiba-tiba…
‘Tin Tin…’ klakson bis berbunyi.
Ternyata bis dan penumpang lain sudah menunggu. Oh tidak. Bakso belum habis. Segera kami memacu mulut. Mengunyah lebih cepat. Takut bis meninggalkan kami. Kami berjalan agak cepat. Atik dan Hana membayar makanannya lebih dulu. “Saya beli beng-beng ya, Teh.” Teriak Atik sambil melempar satu lembar Rp2.000 yang lalu naik ke bis. Selesai aku dan Ade membayar makanan kami.
Mbak penjaga kasir bertanya, “Ini uang siapa?” Sambil mengangkat uang Rp2.000. Kami berdua sama sekali tidak sadar kalau uang itu adalah uang Atik. Mbak penjaga kasir memberi uang itu padaku, “Uang temennya kali.” Dengan polos aku mengambil uang itu.
Di dalam bis…
“Mpok. Ini uang mpok bukan?” Tanyaku pada Atik.
“Lah kan aku beli beng-beng, pan.”
Kami tertawa. “Yaudah nanti diinfakin aja deh, mpok.” Saran Ade.
Atik menyetujuinya. Perjalanan dilanjutkan. Kami melanjutkan tidur. Kali ini Hana pun tertidur.

“Lampu merah!” Teriak kondektur. Kami memang berpesan untuk berhenti di Lampu merah sebelum terminal Pangandaran. Dengan sempoyongan (baru bangun tidur) kami turun di lampu merah. Tukang becak sudah menghampiri. Kata mama Hana, untuk mencapai penginapan harus naik becak.
Terjadilah transaksi tawar-menawar. Sang abang becak bersikukuh menawarkan Rp20.000 per becaknya. Sedangkan kami menawar hanya Rp10.000. Akhirnya kami naikkan menjadi Rp15.000. “Yaudah. 15.000 nggak usah bayar tiket, neng.” Kata abang becak.
Otak yang masih menunggu segar mulai bertanya dalam hati, “Emang tiket apaan ya?” Deal dengan abang becak! Akhirnya dengan dua becak; aku sama Ade dam becak satu lagi diisi oleh Atik dan Hana. Ternyata kami dikerjai. Untuk masuk ke wilayah penginapan itu tidak perlu bayar tiket apa-apa. Jadi hati-hati bagi pendatang yang sangat baru.
Setelah becak terus diayuh mendekat pantai, kami berhenti di salah satu penginapan. Pondok Asri. Penginapannya memang tidak pas menghadap pantai. Tapi sangat dekat dengan pantai. Lagipula. Kami memang mencari penginapan murah yang cocok dengan kantong backpacker seperti kami.Lagi-lagi terjadi transaksi. Sang ibu yang empunya penginapan bersikukuh memberikan harga Rp200.000 untuk kamar yang cukup 4 orang. Tetapi kami menawar Rp150.000…setelah bercuap-cuap dan terakhir kami membatalkan untuk memesan kamar disitu, sang tukang becak yang menawarkan penginapan kami tersebut memanggil kami lagi.
“Yaudah, neng. Kata ibunya Rp150.000 buat berempat.”
Kami masuk ke kamar. Kamarnya sangat luas. Double beds. Bahkan tempat tidur yang satu bisa ditiduri tiga orang. Ada televisi, kipas angin, kamar mandi di dalam, dispenser, dan AC yang tidak bisa kami nyalakan karena pernjanjiannya Rp150.000 tanpa AC.
Kami menunaikan kewajiban yang tertunda karena perjalanan jauh. Dan menyegerakan istirahat. Berbaring di tempat masing-masing. Menunggu sunshine datang.

Aku dan Ade sedang makan bakso pake mie. ditemani es jeruk untuk menyegarkan dahaga yang sudah bermual lama.

mpok Atik juga pengen narsis loh

Hana yang biasanya makan lambat, tiba-tiba jadi cepat setelah bis membunyikan klaksonnya.

Kamis, 26 Januari 2012

Tali Ukhuwah to Pangalengan

it was a great day. Internal Department in GAMUS HARAPAN has a program. we called it Tali Ukhuwah. we hope a lot of people can follow this program. but what a pitty we were. only 14 people followed. so... a challenge came. it's how to make the program really interesting with 14 people only.
over all the program was successfull. we just spent 3 days to make it happened. eventhough a few people who could follow this program, but i was happy. we got a new experience in Pangalengan.

we left Dayeuh Kolot at 08.15 AM by public transport.
we mad rundown, after arriving in Situ Cileunca Pangalengan, we will relaxed under trees. took a rest first. after that, we crossed Situ Cileunca to achieve Arbei garden. we could eat arbei as many as we wanted.

we mad a competition : the winner is a team who could pick arbei as many as they could.
it was my picture with two baskets of arbei

mpok Atik with her new friends. they talked everything friendly. Oh My Allah... the seemed happy and knew each others well.

we walked together to go to small village. we saw a lot of gardens there. potato, cabbage, and maggot. we took wudlu in one of the citizen's house. we must bailed water before we could take wudlu. so... i did it. it was hard. the bucket was heavy.
after sholat, we shared arbei together in a small mushola.

we were in a boat to cross Situ Cileunca. i was not scarried.

Rolan hold a basket of arbei. I put the flower.

it was Rolan's new band...


we bought some avocados



so... this mam has a maggot garden. she takes care the maggot with her husband. it was amazing thing which i never seen before.

so, that was such an amazing experience. i will never forget about it.

Selasa, 24 Januari 2012

it was my happy family


wisuda teteh tersayang...


kapanpun dan dimanapun selalu ada candaan



pernikahan sepupu


dulu sebelum berkerudung, kami selalu dikira kembar tiga


di kampung daun
waktu muka masih lucu-lucunya



semua sama narsisnya


happy birthday my beloved father


back to Taman Lalu Lintas
accompanied my little nephew


after swimming at Karang Setra


road to Yogyakarta


how romantic they are





idul fitri always full of love





eventhough in Jakarta city, we were happy always...

Sabtu, 21 Januari 2012

i was really crying when i told you that i didn't cry. i was crying all night. it was not caused by... i am weak or something. it was just caused i didn't strong enough to keep it all.
i tell Allah everytime. but last night, i don't' know. i just felt it's useless. it's too hard for me.

setiap manusia memiliki titik tempat ia mampu menjadi kuat. manusia juga memiliki titik saat dirinya berada sangat lemah. itulah aku. sebuah buku memberi tahuku untuk tetap tersenyum ketika masalah datang. sebuah buku memberi tahuku betapa pentingnya tersenyum di hadapan semua orang. dan buku itu pulalah yang juga membuat aku dapat menangis sendiri. menangis sendiri ketika kelemahan membuncah. seolah tidak mampu mengangkat ini seorang diri. menangis di sebuah kamar ukuran 3x3 tanpa siapapun. hanya aku dan Allah.
ya aku senang. karena saat itu juga aku merasa semakin dekat dengan Allah. tapi aku juga ingin membaginya dengan mereka yang mau menangis bersamaku. dengan mereka yang mau mendengar kesulitanku. mereka yang sadar betul kekuranganku tetapi berupaya menutupinya bersama. dan mereka yang tidak pernah berpura-pura mencintaiku.
Tapi Ya Allah... sekalipun aku ingin berbagi dengan mereka, aku sangat yakin bahwa segalanya hanya mampu disandarkan pada-Mu.

Jumat, 20 Januari 2012

hanya ada satu cara mencintaimu saat ini : MENCINTAIMU DALAM DIAM

Rabu, 18 Januari 2012

Renungan Pasca-UAS

Kulihat seorang sahabat memajukan bibirnya. Wajahnya kusut sekali, seperti baju yang baru saja keluar dari mesin pengering. Kuhampiri ia lalu bertanya, “Ada apa? Kok manyun gitu?”
Dia tidak menatapku sedikitpun. Kulihat sorot matanya penuh kekecewaan, “Nilaiku B+.” Jawabnya.

“Lalu kenapa kalau B+?”

“Yah kan aku udah yakin bakal dapet A. Setidaknya dapat A- gitu kek.”
Aku menggeleng kepala. Raut wajahnya menampakkan kerisihannya akan kehadiranku. Aku pamit dan berlalu.

Aku sadar satu hal. Terkadang manusia menilai dirinya sendiri terlalu tinggi. Ia lupa bahwa ada Allah yang lebih tinggi. Di dalam Quran Surat Ar-Rahman sangat jelas menjelaskan betapa agung dan kuasanya Allah. Allah yang lebih tinggi, maka Allah yang lebih berhak menilai kita sebagai manusia. Kita yang sering lupa daratan, lupa siapa kita, hingga sering pula kita menilai diri kita terlalu tinggi. Merasa pantas mendapat nilai A atau A- tanpa mengetahui potensi diri kita sendiri. Terlalu tinggi menilai makhluk akan mendapat kekecewaan. Ketika kita menilai diri kita sangat tinggi, maka kita pun akan kecewa.

Hal kedua yang kusadari adalah... segera merasa puas. Sering kali, pada umunya, kebanyakan (sampai kehabisan kata yang menggambarkan mayoritas manusia) cepat merasa puas dengan apa yang telah diusahakannya. Bagi kita, usaha yang sudah kita lakukan itu... cukup. “Aku sudah belajar satu minggu sebelum ujian.”, “Aku sudah belajar sangat keras.”, dan masih banyak kalimat lainnya karena kita merasa puas dengan usaha yang menurut kita itu “keras”. Kita lupa juga, kalau Allah Maha Mengetahui segalanya. Siapa tahu bagi-Nya, usaha kita belum keras, sehingga kita belum pantas mendapat nilai yang lebih tinggi.

Menyepelekan. Hal ketiga selanjutnya adalah kita terlalu menyepelekan sesuatu. “Aaah... bisalah itu mah. Kemaren pas UTS aja gampang.” Apa yang terjadi kemaren memang mempengaruhi hari ini. Seperti random walk : yang mengatakan bahwa harga x pada periode t akan sama dengan harga x pada periode t-1. Itulah pendapat yang mengatakan kalau kita bisa mengestimasi harga saham dari pergolakan data historis. Tapi bukan artinya kita memprediksinya lalu berleha, sahabat. Prediksi itu dilakukan untuk mengambil tindakan pasti, untuk menganalisis kemungkinan baik-buruk yang akan terjadi esok hari sehingga kita bisa mengambil keputusan dan menyiapkan rencana. Kebanyakan dari kita menyepelekan sesuatu karena adanya kesalahan membaca data historis. Kita yang menganggap UAS akan mudah karena dilihat dari UTS yang mudah itu... adalah kesalahan analisis. Kesalahan analisis menyebabkan salahnya keputusan dan tindakan yang ditetapkan. Akibatnya hasil tidak sesuai dengan harapan. Cobalah strategi baru; ketika UTS mudah, maka anggaplah UAS akan sulit. Dengan begitu kita akan belajar semakin giat. Yang tadinya menganut SISTEM KEBUT SEMALAM bisa saja menjadi SISTEM KEBUT SEHARI, SEMINGGU, SEBULAN, atau SETAHUN. Kalau ternyata uas mudah? Apa rugi? Tidak! Tidak ada yang sia-sia dalam hidup termasuk mempelajari satu hal.

Kurang introspeksi diri adalah hal keempat yang kusadari. Kita menganggap diri kita pantas mendapat A, tanpa pernah bertanya terlebih dulu... “Apakah nilai B+ yang saya dapat ini sudah sesuai dengan kemampuan dan usaha saya?” jangan-jangan nilai yang sudah digenggaman pun adalah nilai belas kasih seorang dosen. Jangan-jangan kita tidak berhak dan tidak pantas mendapatkannya.

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152). Hal fatal terakhir yang kita lupakan adalah BERSYUKUR. Kita lupa bersyukur atas apa yang kita dapat. Itu sebabnya kita merasa kecewa dengan nilai B+, karena kita sangat tidak bersyukur. Padahal dalam ayat diatas Allah benar-benar memerintahkan kita untuk bersyukur. Pilihannya hanya dua; syukur atau kufur. Kalau kita tidak bersyukur, maka kita termasuk yang kufur. Naudzubillah...
Sahabat, apa yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah. Setelah berupaya (doa+usaha), Allah lah yang berhak memutuskan apa yang akan menimpa kita. Karena Allah lebih tahu yang pantas bagi umat-Nya. Karena Allah lebih mengenal kita dari diri kita sendiri.

Ini kita renungkan bersama. Aku ingin belajar dan berusaha meninggalkan kefatalan no.5 yang sering tanpa sadar atau dengan sadar kulakukan. Astaghfirullah...

Senin, 16 Januari 2012

menyicil berlian


Menggalau sudah. Membayangkan liburan seorang diri. Mama pergi ke Jakarta menemani Vina di asrama tersayangnya. Bapak pulang ke Rangkas siap melanjutkan baktinya pada ibunda tercinta. Epang? Akan asik pergi dengan temannya atau hanya bermesraan dengan Pes. Teman-teman lain pada kembali ke tempat kelahiran. Menghabiskan liburan sambil bercengkrama dengan sanak saudara. Dia juga pergi ke Jakarta. Lalu aku? Aku sama siapa? liburan tiga minggu ini aku akan sendiri nampaknya.

Rencana semula ingin memulai proses pembuatan skripsi. Mencari pembahasan yang pas. Tapi belum juga mood datang. Ini bicara masa depan. Tetapi kenapa aku masih membicarakan mood. Masa depanku tidak boleh bergantung pada mood. Bukan… bukan artinya malas memulai pembuatan skripsi. Hanya saja aku ingin meregangkan pikiran sejenak. Bersenang-senang. Betemu banyak orang. Bermain di tempat ramai tapi bukan mall. Aku tidak ingin menonton di bioskop. Aku hanya ingin melihat dan menikmati alam yang sudah diciptakan-Nya dengan sangat sempurna.

Rencana semula : mengunjungi Vina di Jakarta lalu berlanjut ke Cibinong bertemu sepupu; Fajar atau panjul. Tapi entah mengapa rasanya… sudahlah. Mungkin akan kembali ke rencana awal. Aku akan berwisata seorang diri. Sambil mengunjungi dua saudaraku. Setelah itu, kembali ke Bandung… berfokus pada skripsi. Ini tentang masa depan. Ada harga yang harus dibayar untuk kesuksesan masa depan. Aku harus mengorbankan liburan untuk wisuda lebih cepat. Aamiin.

Aku tersentak. Ketika Vina bilang, “Demi menyicil berlian na ngajar setiap hari.” Vina betul! Dia mengorbankan liburannya mengajar di salah satu tempat bimbel untuk masa depannya. See? Tidak ada kompromi untuk masa depan. Aku harus mulai sekarang atau terlambat. Terima kasih saudari kembarku. Aku juga akan menyicil berlian. Cicilan berlian yang sedikit ini kelak akan banyak. Lalu akan kubagikan kepada mereka yang kusayangi, kepada mereka yang kucintai, dan yang terakhir… kepada mereka yang membutuhkannya

picture : http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/03/18/sejarah-dan-asal-usul-berlian/

Minggu, 15 Januari 2012

Teruntuk Calon Suamiku

Teruntuk calon suamiku sayang
aku masih di sini
menunggumu yang tetap dalam misteri
kelak engkau akan hadir di 23, 24, atau 25-ku

Teruntuk calon suamiku sayang
aku yakin tidak ada yang kebetulan di dunia ini
aku ingin ketika kita bertemu, Allah menakdirkannya dengan indah

Teruntuk calon suamiku sayang
ketahuilah... ketika aku harus membangun satu visi untuk kehidupan fana ini
aku hanya ingin membangunnya denganmu

Teruntuk calon suamiku sayang
jika memang saat ini engkau tengah menjalin kasih dengan insan lain,
aku harap Allah akan menghadiahkanmu kepadaku tanpa menyakiti siapapun

Teruntuk calon suamiku sayang
aku ingin kau mampu menerima masa laluku
aku pun akan menerima masa lalumu
karena kita bersama akan hidup di masa depan

Teruntuk calon suamiku sayang
aku ini manja...
aku harap kamu menutupinya dengan kedewasaanmu
aku ini cengeng...
aku harap kamu mampu menutupinya dengan ketegaranmu
aku ini tidak lembut
aku harap kamu mampu menutupinya dengan kelembutan dan kehangatanmu

Teruntuk calon suamiku sayang
aku tidak akan pernah menutup telinga, mata, dan hatiku untuk mendengarmu
aku ingin kita terus perbaiki diri sehingga keluarga yang kokoh akan berdiri dengan tangan kita sendiri

Teruntuk calon suamiku sayang
aku ingin kelak kau menganggap orang tuaku adalah orang tuamu
dan aku pun akan menganggap orang tuamu adalah orang tuaku
begitupun dengan semua saudaramu, akan kuanggap mereka saudaraku jua

Teruntuk calon suamiku sayang
yang telah disiapkan Allah untukku
aku akan selalu berupaya menjadi istri terbaik
istri yang selalu mendampingimu dalam setiap sulitmu
istri yang selalu mencintaimu dalam setiap sedihmu

Teruntuk calon suamiku sayang
aku akan mencintai, menjaga, menyayangi, mengasihi buah hati yang di dalamnya mengalir darahmu juga
aku ingin mengajarkannya banyak hal
aku ingin melindungi dan mengusap air matanya ketika ia menangis karena cinta
atau ketika ia menangis karena seluruh teman meninggalkannya

Teruntuk calon suamiku sayang
sekali lagi engkau masih sangat misterius
fokuslah pada masa depanmu saat ini
aku pun begitu
akan fokus dengan masa depanku
sampai Allah subhanahu wa Ta'ala menakdirkan garis terindah untuk mempertemukan kita

Rabu, 11 Januari 2012

SIAPAKAH JUARANYA?

bermula dari Status Facebook yang saya buat : "akulah asng juara. bisa menahan diri untuk tidak mengungkapkan yang belum menjadi hakku."

sahabat saya (AW) berkomentar : semangat Vani :D

aku membalas : kita semua juara loh. hehe

sahabat saya (AW) membalas : Amin :D tapi aku belum tau juara di bagian mana.

yang lalu menginspirasi saya.

sahabat, ketahuilah... kita ini adalah juara.
Aku pernah bersekolah di sekolah para juara. dan aku mulai mengerti mengapa disebut sekolah para juara.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu menunggu mengalahkan orang lain.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu menunggu masuk babak final.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu mendapat medali.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu memenangkan pertandingan.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu menunggu nama kita dipanggil.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu mendapat nilai A atau nilai tertinggi lainnya.
untuk menjadi juara, kita tidak perlu mengantongi nobel
yah... tidak perlu menunggu hal diatas untuk menjadi juara.

kita adalah juara. kita mampu mengalahkan rasa malas yang mendera padahal ujian menghadang di keesokan harinya. kita mampu mengalahkan rasa malas yang mencekam padahal cucian baju sudah menggunung. kita mampu mengalahkan rasa benci kita dengan cinta. kita mampu berucap dengan manis sekalipun mood kita lagi terjun bebas. kita mampu mengusahakan bangun di tengah malam dan berkeluhkesah pada-Nya. kita berhasil mengirimkan senyuman hangat kepada lingkungan sekalipun hati kita tengah menangis. siapakah sang juara itu?
itulah KITA. KITA SANG JUARANYA.
kamu bisa masak, nyuci baju, hidup sendiri, jauh dari orang tua, merantau, mengejar cita, menahan rindu pada kerabat. kamu bisa melakukan yang dulu kamu anggap tidak bisa. kamu bisa melakukan sesuatu yang kamu anggap sulit sebelumnya. KAMULAH JUARANYA. AKULAH JUARANYA. DAN KITALAH JUARANYA.

kitalah sang juara dalam segala hal. dalam segala hal yang kita kuasai. dalam segala hal yang kita cintai. dalam segala hal yang membuat kita bertahan. kitalah sang juaranya. kita menjadi juara dengan cara kita sendiri. kita menjadi juara dengan jalan kita sendiri. dan kita menjadi juara dengan kreativitas kita sendiri.

Berjalanlah dengan sangat tegap sahabatku. karena gelar juara telah dianugerahkan padamu. jalankan dirimu, hidupmu, dan amanah yang ada padamu dengan gelar yang kau miliki. bukan untuk disombongkan. tapi untuk kau pertanggung jawabkan kelak.

KEBAIKAN VS KEBURUKAN

Manusia. Itulah kita. Dalam diri kita terdapat sebuah paket yang tidak akan pernah bisa kita keluarkan. Satu paket yang selalu bersikeras dalam diri. Keduanya ingin mendominasi.

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

itulah paket yang senantiasa mengiringi langkah kaki. kemanapun kita pergi. why do i call it packet? because...
baik dan buruk seperti dua kutub; positif dan negatif. Kehadirannya memang bertolak belakang. Tetapi selalu nampak bersama. dengan sisi positif dan negatif tersebut, baterai dapat menyalakan barang elektronik. it means... sekalipun keduanya bertolak belakang, keduanya tetap memberikan manfaat bagi siapa saja.
sama halnya ketika keburukan dan kebaikan ada dalam diri kita. sekalipun keduanya saling bertolak belakang... tetapi akan memunculkan manfaat (hikmah lebih tepatnya) bagi siapa saja yang mensyukurinya.
Setiap manusia memiliki sisi yang baik. kebaikannya dilengkapi dengan sifat buruk yang dimiliki. seperti ada cinta dan benci. akuilah... setiap mereka yang mencinta pasti memiliki waktu dimana mereka juga pernah membenci, even for a moment. Andai hanya ada kebaikan di dunia, apa kita akan saling mengingatkan? keburukan yang kita miliki membuat orang lain dapat mengingatkan kita. membuat kita sadar bahwa kita tidak sempurna. sehingga ada sisi buruk dalam diri kita. setiap kali tanpa sengaja, atau dengan sengaja, atau karena ilmu yang masih dangkal, atau karena sifat manusiawi yang kita miliki, kita memunculkan keburukan yang terpendam dalam diri... dan saat itu dimunculkan... maka orang lain akan tahu bahwa it's bad! tapi tahukah sesuatu? when people know, they will try to remind you. they will try to remind me. Saat itulah benar-benar kita disebut makhluk sosial. Makhluk hidup yang membutuhkan sesamanya. Bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan lahiriyah, tetapi juga batiniyah.

MANUSIA SELALU MEMILIKI KEDUANYA

manusia memang selalu memiliki keduanya. Yang perlu kita lakukan adalah mengelolanya menjadi minimal seimbang. atau jika mampu menumbuhkan kebaikan lebih tinggi dari keburukannya. persoalannya sekarang adalah... manusia selalu memandang dirinya baik sedangkan keburukan hanyalah milik orang lain. katakanlah milik tetangganya. milik kerabat jauhnya. milik dosennya. atau milik sahabatnya. keburukan bukanlah milik dirinya. lalu dia memandang bahwa dia telah berbuat banyak kebaikan.
naudzubillah...

manusia sesungguhnya adalah dia yang selalu menyadari keburukannya.

manusia sesungguhnya adalah dia yang melupakan keburukan orang lain terhadapnya.

manusia sesungguhnya adalah dia yang membalas keburukan orang lain dengan kebaikannya.

manusia sesungguhnya adalah dia yang selalu merasa buruk dan memperbaiki keburukannya dengan kebaikannya

manusia sesungguhnya adalah dia yang mampu menutupi keburukan orang lain

manusia sesungguhnya adalah dia yang selalu mengingat kebaikan orang lain padanya

menjadi manusia yang baik itu... tidak sulit. banyak yang mengatakan bicara sangat mudah, tapi prakteknya sulit. BOHONG. bicara memang mudah. tapi mempraktekannya jauh lebih mudah. bagaimana caranya?
tebar kebaikan dari diri sendiri. kebaikan yang tertanam dalam diri akan menyebar dan memberi efek positif. tanpa meminta lebah untuk melakukan penyerbukan diri.
tutuplah mata, telinga, dan mulut dari menyebarkan keburukan orang lain
bahkan tutuplah hati dari berprasangka buruk terhadap orang lain

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN = 1 PAKET.
"i can't throw it. but i can manage it."

Senin, 09 Januari 2012

it was in my birthday




it was in my birthday. my brother and sister in law brought it for us. i mean... for me and my twin - Vina.
it was so delicious. i love it. i love cake. especially for chocolate cake.
it was in 2011. one year a go.

thank you so much my AA and my Teh Nengni

I Love you all... and teh Nengni is my real sister in law. because she loves me like her own sister :)

Jamu & Herbal was in my life

sejak kelas 1 SD, mama selalu menyuruhku meminum jamu. Jamu adalah minuman yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. dan dipercaya memiliki khasiat tertentu. misalnya untuk mempercantik kulit, menghilangkan bau badan, mencerdaskan otak, dan sebagainya.
mama menyuruhku minum jamu untuk menambah kepintaran otak. sehingga setiap pagi, sebelum berangkat sekolah, aku selalu memanggil mba tukang jamu. "Mba, mau jamu buyung upinya." ucapku. jamu buyung upi waktu aku kecil sangat terkenal. rasanya aneka jenis. tidak terlalu bau dan pahit. memang jamu khusus anak-anak.

beranjak SMP, aku tidak suka lagi minum jamu. jam sekolah yang semakin maju membuat aku kesulitan menunggu tukang jamu. paling akhir minggu aku baru bisa minum jamu. tempat tinggalku waktu sampai SMP itu dikelilingi pedagang bakso dan jamu. semuanya kebanyakan dari Jawa. jadi sangat banyak peluang tentunya untuk meneguk segelas jamu. kalau minum jamu, aku suka sekali minum yang manisnya. kadang sampai nambah dua kali. hmmm . yummy!

setelah memutuskan pindah ke Bandung... aku jarang sekali minum jamu. satu dan dua tahun berlalu. masih saja kesulitan mengkonsumsi jamu. ada sih langganan mama, tapi tetap saja. setiap tukang jamu datang, aku sudah berpelukan dengan pelajaran di sekolah.
tetapi... di semester awal kelas 12. aku wajib mengkonsumsi herbal.
sakit keras itu mengharuskanku mengkonsumsi herbal dari pada harus berhadapan dengan pisau operasi. dokter bilang kalau 2 minggu tidak hilang, harus operasi. aku takut. menangis. meratap. iya! aktivitas terganggu. mama bapak semakin protektif. untuk berjalan jauh saja dilarang habis-habisan. dari pada ke ruang operasi, mama dan bapak membujukku untuk mengikuti pengobatan alternatif. dengan mengkonsumsi herbal. walhasil... aku nurut. kami pergi berobat bersama.
herbal dan jamu sama. sama-sama terbuat dari tumbuhan. yang membedakan hanyalah... "apa ya?" nothing! keduanya sama-sama pahit.
aku pergi berobat setiap 10 hari 1 kali. aku dapat 10 bungkusan herbal. di dalamnya ada akar tumbuhan, ada gingseng, ada apapun itu. semua bercampur dalam 1 bungkusan. setiap harinya aku minum 1 gelas. proses pembuatannya...
  1. herbal yang dibungkus dituang ke dalam panci
  2. masukkan air 800 ml yang kemudia di buat menjadi 1 gelas 200 ml
1 bungkus 2 kali direbus.

selesai minum herbal, efeknya luar biasa. kepala rasanya mau pecah. isi perut terasa ingin keluar semua. badan remuk. semua terasa sangat menyakitkan. katanya untuk mengeluarkan racun yang sudah kutimbun saat sehat.

aku pasrah. satu bulan berlalu. herbal yang kuminum di bulan berikutnya berubah lagi dari segi ramuan. semakin pahit. dan aku harus sabar meminumnya satu hari dua kali.
bulan berikutnya ... semakin pahit... terus dan terus hingga enam bulan. kalau dalam waktu penyembuhan (saat aku minum herbal) aku makan junkfood maka tamatlah riwayatku. seluruh tubuh menolak. akan mengeluarkan rasa sakit yang luar biasa. seperti itu terus berlanjut dan berlanjut.

badanku makin kurus. berat badan yang mencapai 55 turun menjadi 48. drastis nggak ya? bagiku sangat drastis. pakai baju ini dan itu sangat tidak cocok karena terlalu kurus.

tapi tahu tidak? mengkonsumsi herbal dan jamu adalah hal yang menyenangkan. efeknya positif. muka tidak jerawatan. kulit lebih bersih. dan yang terpenting, membuat aku mengkonsumsi makanan yang sehat.

setelah hampir 3 tahun aku meninggalkan herbal karena trauma akan efeknya yang luar biasa membuatku sakit, akhirnya aku mengkonsumsi jamu lagi. baru tiga hari. tapi rasanya.. nikmat. pahit memang. mama bilang, harus mau minum yang pahit-pahit kalau jadi perempuan.
so... i am trying, mother.

Kamis, 05 Januari 2012

dialogue

somebody : apa cita-cita terbesarmu?

v : yang paling besar? aku ingin menjadi istri yang taat pada suaminya, anak yang tetap menjaga bakti pada orang tuanya, dan ibu yang mampu menghangatkan anaknya dalam bimbingan dan kasih sayangnya

somebody : nggak mau masuk surga?

v : insyaAllah cita-cita di atas dapat menjadi satu jalan menuju surga-Nya.

somebody : aamiin. oh iya. menurut kamu, mana istri yang baik; dia yang kerja halal cari nafkah bantu suami atau yang diam di rumah, nungguin suami pulang kerja, pokoknya rumah abis deh.

v : istri yang baik itu... istri yang mengikuti keridhoan suaminya. kalau suaminya ridho dia kerja, ya itu baik namanya. begitu juga buat pilihan kedua.

somebody : sepertinya siap nikah nih

v : insyaAllah tahun depan

somebody : ditunggu undangannya ya. tahun 2012 kan ?

v : tahun depan itu kan banyak. bisa 2012, bisa 2013, 2014 ... seterusnya deh. hahaha