Minggu, 30 Januari 2011

introduce BONBIN in Bandung

try to take a picture together

it's time to scamp my besties. i asked him to paddle the boat

believe it or not : the monkey tried to take the leave crudely

my besties is like a monkey

after buying some ice creams... don't forget to take a picture, gals!

i bought "kue cubit" to be my supplies...

it seems like we were in one of the park at Jakarta city :D

walking around by public transportation. it made me be close to the people

take a ride the boat :D

it was happy trip at zoo in Bandung City. my besties said "Astaghfirullah or Ya Allah..." when they saw the zoo. they felt so concerned to the animals there

Kamis, 27 Januari 2011

1 nilai sudah keluar

rasa malas menggerayangi tubuh yang seharusnya ikut pengajian rutin GAMUS (waktu dulu masih sabtu pagi). bantal dan guling masih membelai seolah mereka tahu aku akan segera pergi dan melepas belaian hangat itu.

manusia diciptakan sebagai khalifah, lingkup paling kecil adalah menjadi khalifah bagi dirinya sendiri. tidak muda melawan hawa nafsu yang ghaib. alhasil, kulawan rasa malas dan kantuk lalu bersiap menuju pengajian. siaplah otak menerima ilmu yang baru. yang InsyaAllah dapat bermanfaat dunia dan akhirat.

yang dapat kusimpulkan dari pengajian tersebut, adalah : ada 3 hal yang menjadi penyebab manusia cepat lupa :

1. kurang membaca Quran

2. tidak menghafal Quran

3. dekat dengan kemaksiatan

sambil menutup mata kuberistighfar. menyebut asma-Nya terus-menerus. kuputar balikkan hidupku. banyak hal baru yang kucoba. awalnya memang berniat untuk menghindari diri dari “short memory syndrome” tapi lama-kelamaan aku sadar… rasanya sayang sekali beribadah tetapi tidak diniatkan untuk mendapat berkah dan ridho dari-Nya yang luar biasa

kuluruskan niat. alhamdulillah… niat itu kuperbaiki. kini aku mengharap ridho, rahmat, dan berkah dari-Nya. dan Dia memberi imbalan lain, dengan memory yang mulai membaik. alhasil… alhamdulillah… nilai Hukum dan Regulasi yang keluar memuaskan. Alhamdulillah wa Syukurillah…

Minggu, 23 Januari 2011

8 Langkah Menuju Langit


Judul Buku : 8 Langkah Menuju Langit

Penulis : Victor Asih

Langkah 1 “Berani membuat impian atau cita-cita”

Tips berani membuat impian atau cita-cita yaitu :

  • Mulai membaca artikel, buku tentang motivasi, kisah hidup sukses orang yang dikagumi
  • Dengarkan motivasi dari para motivator
  • Menonton film yang memberi motivasi atau inspirasi
  • Bergaul dengan orang-orang berpikir positif
  • Berdoa

Seseorang yang sukses adalah orang yang berani bermimpi. Sebab orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah merasa takut tetapi justru orang yang punya keberanian yang ada untuk mengatasi rasa takut.

Langkah 2 “Menentukan Impian dengan jelas”

Yang harus dilakukan dalam memilih impian adalah menemukan kesalahan, kekurangan, dan kejanggalan pada impian. Proses ini adalah proses menyesuaikan dan menyempurnakan mimpi. Sehingga impian nantinya dapat dijabarkan lebih spesifik. Dengan spesifikasi impian tersebut mudah tercapai. Setelah itu barulah memvisualisasikan impian dalam pikiran. Membuat papan impian dengan menempel foto impian yang disimpan di kamar lalu menetapnya sebelum dan sesudah tidur.

Langkah 3 “Menguji impian”

Pengujian impian dilakukan dengan menyesuaikan impian dengan “SMART + O”. Dan tahapan akhir pada langkah ini yaitu dalam pencapaian impiannya, individu harus fokus pada tujuan akhir bukan pada anak tangga yang harus dilewati untuk mencapati tujuan tersebut. Karena ketika fokus pada anak tangga yang dilewati, maka seseorang akan cepat merasa lelah dan berat.

S: SPESIFIC : impian harus dapat diuraikan dengan detail.

M: MEASURABLE: impian harus dapat diukur dengan waktu, uang, dan sebagainya

A: ACHIEVABLE: ada kemungkinan untuk mencapai impian yang sudah ditentukan

R: REALISTIC: impian harus realistis, tidak mengada-ada

T: TIME FRAME : waktu untuk mencapai impian harus bisa direncanakan

O: OBSESSION: untuk mencapai impian, dibutuhkan obsesi sebagai bahan bakar sehingga dapat memotivasi untuk mencapai tujuan yang telah melalui tahapan SMART. Ada dua cara untuk menemukan obsesi, yaitu :

Heaven Approach

Dengan memikirkan dan membayangkan kenikmatan yang dapat diraih setelah mencapai impian tersebut.

Hell Approach

Dengan fokus pada penderitaan yang akan diraih apabila impian tersebut tidak dapat tercapai.

Langkah 4 “Membuat peta perjalanan menuju impian”

Pada langkah ini, individu membuat tahap demi tahap untuk mencapai tujuan. Dan dilakukan evaluasi dalam setiap tahapnya. Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah tahap yang dipijak sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.

Pembuatan tahap ini meliputi tahap besar yang harus dilewati untuk mencapai tujuan. Dan ada tahap-tahap kecil yang harus dilewati untuk mencapai setiap tahap besar tersebut. Selain itu harus menetapkan target di setiap langkah yang harus dilewati.

Langkah 5 “Menentukan alat/ sistem/ kendaraan untuk mencapai impian”

Menentukan alat disini dapat diartikan banyak hal. Misalnya saya ingin sekai membeli BB akhir tahun ini, saya butuh uang untuk mencapai tujuan saya. Saya akan menyisihkan sebulan 200ribu untuk membeli BB itu, tetapi ketika sebulan hanya mengumpulkan 200ribu dari uang saku, maka itu akan membutuhkan waktu yang lama. sehingga target akhir tahun tidak akan tercapai. Untuk itu saya membutuhkan alat yang lain. Misalnya saya mencari part time job atau sejenisnya.

Melihat sisi baik pada tiap orang untuk dihargai dan membiasakan menjadi pemberi merupakan dua hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan kemudahan dalam menentukan alat dan pencapaian tujuan.

Langkah 6 “Fokuskan pikiran dan tindakan nyata untuk mencapai impian”

Impian tanpa tindakan adalah omong kosong belaka. Impian tanpa tindakan nyata hanyalah angan-angan dan tidak akan tercapai. Untuk memfokuskan diri dan tindakan, kita harus melakukan beberapa hal :

  • Kerja “X” yaitu X-tra Kerja Keras, X-tra Kerja Cerdas, X-Tra kerja ikhlas, dan X-Tra coba 1 lagi
  • Manajemen waktu
  • Disiplin, fokus, dan mengubah kebiasaan
  • Membuat daily activities rundown dan melihat kegiatan selanjutnya tentukan kegiatan berdasarkan prioritas.
  • Jangan menunda pekerjaan
  • Menetapkan reward & punishment

Langkah 7 “Menyelesaikan sesuai rencana”

Satu kunci untuk menyelesaikan sesuai rencana adalah menikmati setiap proses perjuangan lebih dari menikmati hasil.

Manajemen kegagalan.

Kegagalan seperti dua sisi koin. Ada dua sisi yang apat dilihat. Sisi positif dan sisi negative. Selain itu banyak-banyaklah bersyukur kepada Allah SWT karena dengan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah. Karena semakin banyak bersyukur, maka tak hentinya Allah akan memberikan kemudahan dan segala hal yang kita harapkan. “Jangan pernah menyerah!” kalimat yang sangat sederhana untuk diucapkan. Tetapi itulah kenyataannya. Kita harus berjuang dan bertahan dalam mencapai tujuan. Ditambah dengan selalu berpikir positif. Dengan berpikir positif, semua akan mudah dilalui. l

Berlatih kegagalan

Berlatih menghadapi kegagalan, akan membuat kita banyak belajar untuk mengatasi kegagalan tersebut.

Pencuri impian

Berhati-hati terhadap pencuri impian yang memang ada di sekitar kita. Seperti keluarga kita sendiri.

Langkah 8 “Jika impian telah tercapai, buatlah impian baru”

Rahasia seseorang mencapai kesuksesan adalah punya impian secara terus-menerus.

Jumat, 21 Januari 2011

my old album


foto waktu masih kecil sebelum masuk TK
ini waktu ada acara di gedung samping TK. diminta nampilin tarian adat
kalo ini waktu SD. ikut karnaval, jadi pake kebaya. yang atas itu waktu ikut fashion show di Al-Husna (sekolah agama)

ini foto terdekat. ada yg kelas 1 sma, 2 sma, dan ada yg pas uda graduation

Kamis, 20 Januari 2011

When I asked you to prove it, you just prove it!




waktu itu kamu bilang kalau kamu sayang aku. tapi kamu tidak hanya mengatakannya. Ketika aku meminta sebuah pembuktian. Kamu pun membuktikannya tanpa menuntut pembuktian apapun dariku. It’s unfair memang. Tapi kamu diam. You just show and show me that you really love me till I can feel it deeply, dear.

Kamu bilang… kamu akan menyerahkan apapun padaku, apapun yang bisa kamu serahkan

Dulu, kamu tidak pernah membiarkan aku naik angkutan kota. Kamu bilang, kamu khawatir. Jadi ketika aku ingin pergi kemanapun, kamu pasti ada untuk mengantarku. Kamu tidak perduli sejauh apa aku pergi. Selama apa aku berjalan, kamu tetap disamping. Mendampingi kepergianku. Kamu selalu ingin memastikan kalau aku baik-baik saja. ya… itulah kamu. Ketika kamu mengatakan bahwa kamu ingin aku selalu aman dan baik-baik saja, itu tidak hanya kamu ucapkan tapi kamu buktikan dengan keberadaanmu di sampingku.

Ketika kakiku keseleo dan tidak bisa bawa motor, atau ketika mood yang tidak memadai untuk membawa sendiri motor merah itu, kamu datang. siap antar-jemput. Mengorbankan rapat panitia acara di kampus kamu, atau mengorbankan waktu istirahat kamu di rumah. Ketika kamu mengatakan bahwa kamu akan memberikan waktumu untuk melindungiku, untuk menjagaku. Lagi-lagi kamu tidak mengatakannya saja. tetapi membuktikannya dengan selalu siaga di sisiku.

Kamu mengatakan bahwa bahkan uang pun akan kamu berikan padaku. Itu bukan hanya sekadar ucapan. Tapi kamu buktikan. Ketika aku menginginkan ice cream atau coklat, kamu datang mengantar semua itu padaku. Ketika aku mengatakan ingin beli makan ini dan itu, kamu langsung datang dan menjemput. Membawaku ke tempat makanan yang ingin kumakan. Dan satu kalimat darimu yang tidak pernah kulupakan, kalimat yang tidak pernah kamu sampaikan padaku, “Ngapain main sama temen, teh. Kalo aku punya uang, mending uangnya buat jalan sama ni.” Kalimat yang kamu katakan pada teteh. Teringat waktu aku ingin sekali ikut seminar dan biayanya cukup mahal, kamu yang membayarkannya.

Ingat suatu hal yang baru saja terjadi beberapa hari lalu. Sepulangnya dari kampus, kamu datang menjemput. Ketika itu aku ngotot tidak akan makan malam di rumah. Bukan hanya sekedar ucapan “pokoknya kamu harus makan!” atau sejenisnya. Tapi kamu langsung putar arah. Kamu mengajakku makan di luar untuk memastikan aku sudah makan malam. Ketika kamu bilang ingin aku selalu sehat, tidak pernah terlewat makan, kamu tidak mengatakan apa-apa hanya membuktikan dengan menemani dan memastikan aku makan.

Bukan masalah besar/ kecil atau sesuatu yang kamu beri. Tetapi kerelaan kamu untuk memberikan segalanya padaku. Ketika aku bertanya, “Bagaimana nanti kalau ternyata kita bukan jodoh?” kamu hanya menjawab, “Yang penting aku udah usaha. Dan semua diserahkan lagi sama Allah. Dengan begitu, aku juga bisa belajar keikhalasan.” Jadi ketika kamu merasakan sesuatu, kamu tidak pernah mengatakannya. Tapi kamu langsung membuktikannya. Itulah sebabnya you never said I LOVE YOU to me J

Terimakasih telah sukarela memberikan apapun yang sebenarnya tidak pernah kuminta.

Rabu, 19 Januari 2011

the greatest father








Setiap manusia akan mendapatkan pasangan yang menjadi cerminannya. Mama yang luar biasa tentu memiliki suami yang luar biasa juga.

Bapak. Adalah ayah yang paling luar biasa di dunia.

Bapak mengajarkanku agama. Mengajarkan islam padaku. Mengenalkan Al-Quran padaku. Bapaklah yang menjadi ustadzku dalam membaca Al-Quran. Bapak juga menjadi imam ketika solat maghrib. Ketika semua anak berkumpul. Dan siap mulai belajar membaca Al-Quran.

Bapak selalu mengambil raporku waktu SD. Tidak perduli ada kerjaan lain di kantor, buat bapak, ngambil rapor aku itu wajib. Karena senang hati bapak melihat nilaiku yang tidak pernah mengecewakan. Tanpa bermaksud sombong. Tapi memang begitulah bapak. Selalu ingin tahu perkembangan anak-anaknya. Setelah mengambil rapor. Bapak mulai menyiapkan uang untuk membelikan hadiah prestasi. Setiap kali aku mendapat prestasi gemilang, bapak selalu bertanya, “mau hadiah apa?” dengan begitu bapak mengajarkan bahwa segala sesuatu harus diperoleh dengan kerja keras. Tanpa kerja keras aku tidak akan mendapatkan apa-apa.

Menginjak SMP, bapaklah yang mendaftarkan sekolahku. Bukan aku yang mau. Tapi sekali lagi. itu keinginan bapak untuk terlibat dalam dunia pendidikan anaknya. Bapak selalu bilang, akan bapak lakukan apa saja demi membiayai pendidikan kami, anak-anaknya. Bapak begitu gigih bekerja. Begitu gigih berusaha memasuki dunia pendidikan kami.

Bapak mengajarkan keseriusan, takdir, dan kemauan. Tanpa ada keseriusan dan kemauan, takdir tidak akan berubah. bapak senang sekali menceritakan masa petualangan kecil bapak. Dengan penuh keyakinan bapak menceritakan segalanya disertai kepercayaan bahwa kami anak-anaknya tidak akan pernah mengikuti kenakalan kecil bapak.

Bapak mengajarkan kebebasan dan pertanggung jawaban. Bapak mengajarkan kebijaksanaan. Menginjak SMA, ketika semua teman mencaci karena laptopku yang hilang karena kecerobohan temanku, bapak datang dengan bijak. Memecahkan semua masalah itu. semua teman mencaci dan mencemooh aku dan vina. Bapaklah yang menjadi pelindung. Bapak yang maju menangani. Karena kuakui, aku tak sanggup saat itu.

Ketika bapak sedang tidak punya banyak uang, aku masuk RS, bapak tetap mendaftarkanku ke kamar VIP. Tidak perduli berapa nanti yang akan dibayar untuk kamar saja. itu karena bapak ingin aku segera sehat dan bisa beristirahat di RS dengan nyaman. Sampai guruku berkomentar, “ini mah bukan RS ni! Tapi ini mah pindah rumah aja!” komentar yang lucu.

Sekarang sejak kuliah, bapak selalu bertanya tentang perkembangan kuliah, nilai, dan organisasiku. Bapak selalu bilang “I am proud of you, dear.” Mendengar kalimat itu, aku selalu berkaca-kaca. Terharu.

Banyak hal luar biasa yang tidak bisa kujabarkan dalam tulisan. Hal luar biasa yang datang dari kedua orang tua yang luar biasa juga. Hal luar biasa dari orang yang kucinta. Dan hal luar biasa dari orang tua yang Allah titipkan padaku J

Terima kasih bapak

Terima kasih Allah karena telah mengirimkan kedua orang tua yang luar biasa.










Setiap manusia akan mendapatkan pasangan yang menjadi cerminannya. Mama yang luar biasa tentu memiliki suami yang luar biasa juga.

Bapak. Adalah ayah yang paling luar biasa di dunia.

Bapak mengajarkanku agama. Mengajarkan islam padaku. Mengenalkan Al-Quran padaku. Bapaklah yang menjadi ustadzku dalam membaca Al-Quran. Bapak juga menjadi imam ketika solat maghrib. Ketika semua anak berkumpul. Dan siap mulai belajar membaca Al-Quran.

Bapak selalu mengambil raporku waktu SD. Tidak perduli ada kerjaan lain di kantor, buat bapak, ngambil rapor aku itu wajib. Karena senang hati bapak melihat nilaiku yang tidak pernah mengecewakan. Tanpa bermaksud sombong. Tapi memang begitulah bapak. Selalu ingin tahu perkembangan anak-anaknya. Setelah mengambil rapor. Bapak mulai menyiapkan uang untuk membelikan hadiah prestasi. Setiap kali aku mendapat prestasi gemilang, bapak selalu bertanya, “mau hadiah apa?” dengan begitu bapak mengajarkan bahwa segala sesuatu harus diperoleh dengan kerja keras. Tanpa kerja keras aku tidak akan mendapatkan apa-apa.

Menginjak SMP, bapaklah yang mendaftarkan sekolahku. Bukan aku yang mau. Tapi sekali lagi. itu keinginan bapak untuk terlibat dalam dunia pendidikan anaknya. Bapak selalu bilang, akan bapak lakukan apa saja demi membiayai pendidikan kami, anak-anaknya. Bapak begitu gigih bekerja. Begitu gigih berusaha memasuki dunia pendidikan kami.

Bapak mengajarkan keseriusan, takdir, dan kemauan. Tanpa ada keseriusan dan kemauan, takdir tidak akan berubah. bapak senang sekali menceritakan masa petualangan kecil bapak. Dengan penuh keyakinan bapak menceritakan segalanya disertai kepercayaan bahwa kami anak-anaknya tidak akan pernah mengikuti kenakalan kecil bapak.

Bapak mengajarkan kebebasan dan pertanggung jawaban. Bapak mengajarkan kebijaksanaan. Menginjak SMA, ketika semua teman mencaci karena laptopku yang hilang karena kecerobohan temanku, bapak datang dengan bijak. Memecahkan semua masalah itu. semua teman mencaci dan mencemooh aku dan vina. Bapaklah yang menjadi pelindung. Bapak yang maju menangani. Karena kuakui, aku tak sanggup saat itu.

Ketika bapak sedang tidak punya banyak uang, aku masuk RS, bapak tetap mendaftarkanku ke kamar VIP. Tidak perduli berapa nanti yang akan dibayar untuk kamar saja. itu karena bapak ingin aku segera sehat dan bisa beristirahat di RS dengan nyaman. Sampai guruku berkomentar, “ini mah bukan RS ni! Tapi ini mah pindah rumah aja!” komentar yang lucu.

Sekarang sejak kuliah, bapak selalu bertanya tentang perkembangan kuliah, nilai, dan organisasiku. Bapak selalu bilang “I am proud of you, dear.” Mendengar kalimat itu, aku selalu berkaca-kaca. Terharu.

Banyak hal luar biasa yang tidak bisa kujabarkan dalam tulisan. Hal luar biasa yang datang dari kedua orang tua yang luar biasa juga. Hal luar biasa dari orang yang kucinta. Dan hal luar biasa dari orang tua yang Allah titipkan padaku J

Terima kasih bapak

Terima kasih Allah karena telah mengirimkan kedua orang tua yang luar biasa.