Jumat, 23 Desember 2011

pesan mama

malam dingin mampu menghangatkan kedekatan kami, aku dan mama berbaring di atas tempat tidur yang sama. aku tidak bisa tidur jua. kutatap wajah mama yang sangat damai. dokter bilang, mama harus menurunkan tensinya segera. kalau tidak... bisa menyebabkan pendarahan otak. dokter bilang?! aku percaya?! itu hanya hipotesa semata. dokter pun manusia biasa. tak berapa lama mama bangun. menyapa dengan pertanyaan yang biasa, menanyakan mengapa mataku belum jua terpejam. tiba-tiba pertanyaan lainnya terlontar dari bibir pucat mama; "Ni punya pacar?"

"Nggak, mam. Kenapa gitu?" jawabku.

"Ni, Ni harus menjaga diri Ni baik-baik. Buat suami Ni nanti. sekarang mah fokus kuliah dulu. punya pendapatan, punya penghasilan... Jangan mau dipegang-pegang sama cowok. Cowok mah kalau udah megang keenakan. Ni jangan mau. sebagai perempuan, kita yang rugi, Ni. Ni harus jadi anak yang baik. yang mempermudah jalan mama bapak masuk syurga. Ni juga harus jadi mama yang baik. Pokoknya harus selalu baik sama setiap orang. Jangan pernah peduliin orang yang sinis sama Ni. Mungkin mereka sayang sama Ni, tapi caranya beda. Ni juga harus terus semangat. Waktu satu semester ke depan nanti dimaksimalin sama Ni nya..."

aku mangut-mangut hendak meneteskan air mata. "Mam, InsyaAllah Ni bakal jaga diri. Mama tenang aja. Mama harus sepenuhnya percaya sama Ni. Fokus Ni itu sekarang... kuliah sambil bermanfaat buat orang lain, kerja, punya penghasilan juga, pengen ngejar semua mimpi Ni, Ni pengen biayain epang kuliah sampe S2. dan yang penting, beliin mama bapak rumah lagi."
mata mama berkaca-kaca. "yaudah. kita tidur ya, Ni. besokkan harus bangun subuh!"

"Besok Ni aja yang sapuin sama pel rumah! Ni juga yang nyuci baju. Ni deh pokoknya kerjain semuanya. kan Ni udah libur."

Selasa, 13 Desember 2011

ternyata remaja

nggak bisa dibilang wisata museum juga sih. karena kami hanya mengunjungi dua museum kemaren. aku dan Rolan Pranando (salah satu kakak di Lingkar Pelangi) melakukan survey untuk wisata belajar nanti bersama adik pelangi.
kami pergi ke museum Geologi. disana mempelajari (lebih tepatnya lagi Rolan menjadi guru, aku muridnya) tentang bebatuan. Rolan tahu banyak. sedangkan aku?? maklum... SMA dulu aku bukan anak IPS. wajar saja kalau masalah yang berkaitan dengan bebatuan aku tidak tahu.
setelah dari museum Geologi, kami pergi ke museum Pos diiringi kesedihan karena lantai 2 museum Geologi sedang direnovasi. sesampainya di parkiran museum Pos, kami sedikit ragu.
"mana museumnya?" Tanya Rolan.
"Nggak tahu." jawabku sambil nyengir.
tapi ternyata, sang pintu museum bersembunyi di sudut ruangan setelah kantor pos. museum Pos cukup unik. tempatnya di basement. disana banyak sekali perangko dari sebuah zaman dimana aku belum lahir. atau bahkan mungkin nenekku juga belum lahir. kami melihat banyak sekali peralatan pos di masa lalu yang berkembang sampai saat ini. banyak juga patung-patung yang menggambarkan bagaimana proses penyampaian surat di tempoe doeloe.
selesai dari kedua museum, kami pergi ke Taman Lalu Lintas. tapi sayang, waktu kami ke sana, TLL sudah tutup. gerimis berubah menjadi hujan. kami putuskan untuk meneduh di depan TLL. kebetulan ada tukang bakso. tidak sabar cacing dalam perut mulai meraung minta makan.
"Yang satu mie sama bakso, pak." ucapku
akhirnya kami menikmati semangkok hangat bakso di bawah rintik hujan. romantis? nggaklah. terang aja itu di pinggir jalan.
setelah habis menyantap bakso. sang pedagang berkata, "SELAMAT MENIKMATI MASA REMAJA."
aku dan Rolan tersenyum penuh tanya. terima kasih sudah mengingatkan kami bahwa kami tengah berada di zona remaja, pak... :)

Jumat, 09 Desember 2011

aku bertanya, Al-Quran menjawab

suatu malam, aku tertegun. membaca terjemahan surat Al-Mulk ayat 3 :

"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?"

aku langsung bertanya dalam hati : "Lalu kenapa ada manusia yang cacat secara fisik?"
Dan Al-Quran menjawab pertanyaanku dalam QS. At-Tin ayat 4 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"

Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan bentuk yang paling baik. Tidak ada kecacatan di hadapan-Nya. hanya saja, aku sebagai manusia yang menganggap hal yang bukan cacat itu menjadi suatu kecacatan. aku menganggap mereka yang tidak berjalan memiliki cacat fisik. aku menganggap mereka yang tidak bisa melihat memiliki cacat fisik. begitu terus anggapanku. "astaghfirullah..." begitu sombongnya aku. aku menganggap aku ciptaan Allah yang baik. tanpa cacat fisik. aku melupakan sesuatu. bahwa sesungguhnya ketika Allah menciptakan manusia tanpa mata dan kaki, itu adalah bentuk terbaik yang Allah ciptakan. itu bukan suatu kecacatan. hanya saja sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kesombongan, aku menganggap tanpa kelengkapan organ tubuh adalah sebuah kecacatan.
"astaghfirullah..." malu aku. malu aku. bersikap sok paling sempurna. padahal Allah menciptakan semua sudah sebaik mungkin. aku harus menjauhkan kesombongan yang akan menjauhkanku dari Allah. aku akan berhenti mengatakan mereka yang tidak berorgan seperti aku adalah mereka yang cacat fisik. aku akan berhenti. karena yang terpenting itu bukan fisik. tapi hati. ketika fisik memang tidak serupa... ketika aku mengatakan cacat fisik, barangkali itu lebih baik. dari pada mengalami cacat hati "naudzubillah..."
so... tidak ada orang cacat fisik di dunia ini. yang ada adalah cacat hati.

Rabu, 07 Desember 2011

gombalan maut

dua malam yang lalu, seseorang mengirimkan sms singkat kepada saya :

vani!

kalau tidak salah pukul satu dini hari. karena saya sedang tidak ada kebolehan untuk menunaikan sholat, maka saya lebih memilih tidur. dan saya membaca sms itu paginya. sebelum berangkat ke kampus.
saya kaget sekali. dengan berhusnudzon hati saya balas sms itu :

ada apa sms malem2 gitu? ada yg penting? maaf. aku uda tidur.

sang empunya nomor tidak membalas sms saya. artinya tidak ada yang darurat.
selesai kuliah tepat pukul 12 siang, saya memutuskan untuk langsung pergi dari kampus karena ada banyak sekali keperluan yang harus diselesaikan. salah satunya menyangkut PR kursus jahit saya.

di lampu merah Gasibu, saya berhenti. tentu. karena lampu merah menyoroti setiap pengendara. tiba-tiba saya mendengar HP berbunyi. saya baca. ada sms masuk dari nomor yang sms saya pada waktu dini hari :

kamu lagi apa? ga apa-apa ko. semalem uda tidur. kebangun tiba-tiba langsung inget kamu

ngapain inget aku? kaya ga ada kerjaan lain aja!

jadi sekarang buat inget kamu aja perlu alesan?

iya.

entahlah. yang jelas aku keingetan sama kamu. terus jadi susah tidur lg

gombalan maut! sumpah! saya putuskan untuk tidak membalas sms sampah seperti itu lagi.
salah satu hal yang tidak pernah saya sukai di dunia ini adalah GOMBAL. kenapa? karena penuh dengan omong kosong! apapun itu. hello!! apa yang dipikirkan lelaki disana, lelaki yang baru saja mencurahkan hujaman kegombalan tepat kearah kepalaku. lelaki yang rrrrggggghhhhh menguji kesabaranku di siang bolong.
ya sudahlah. gombalan yang datang dari setiap lelaki secara bertubi-tubi kepada saya itu adalah gangguan eksternal yang tidak bisa saya kendalikan. yang dapat saya lakukan hanyalah meningkatkan kekuatan diri agar tidak goyah setiap kali panah gombal berusaha menghujam saya.
tapi ada satu hal yang selalu ingin saya lakukan setiap kali ada lelaki yang menggombal pada saya : menjambak rambutnya dan menendang kakinya. kasar? oh tidak! yang dilakukan lelaki dengan menggombal (kata kerja aktifnya apa ya?) lebih kasar lagi. mereka membuncahkan kata-kata tanpa memikirkan dampaknya. bagaimana jika saya luluh karena gombalan itu? bagaimana ha? hati saya bisa terpaut karenanya. dan pada akhirnya saya tahu bahwa kata-katanya hanyalah gombalan = omong kosong.

ngegombal itu perlu loh...
seperti gombalan suami pada istrinya. sesekali diperlukan. untuk meningkatkan romansa rumah tangga. tapi bukan kepada saya yang belum menjadi hak siapapun. wahai para lelaki, kamu mau mendapatkan julukan raja gombal seperti yang di layar televisi? bisa saja... itu pilihanmu

Minggu, 04 Desember 2011

saya suka menulis

saya suka menulis.
tulisan bagi saya, bukan untuk menyindir orang lain. bukan untuk menyalahkan orang lain, bukan untuk menggurui orang lain. tapi untuk mengingatkan diri saya sendiri. karena terkadang, otak saya lebih sering menyalurkan nasehat kepada SAYA melalui tangan yang terus bergoyang di atas keyboard komputer atau bahkan hanya sekedar carikan kertas.
dengan menulis, saya mampu mengikat makna dari setiap kata yang saya tulis. dulu sewaktu SMA, saya pernah diberi tahu oleh Pak Hernowo. Beliau bilang, ikatlah makna dengan menulis. untuk itulah saya menulis.
bukan hanya itu, menulis bagi saya adalah bentuk ungkapan ekspresi yang ada dalam diri. jadi salah besar bila orang lain mengatakan saya menyindir seseorang melalui tulisan saya. justru saya lah yang tersindir oleh tulisan saya sendiri.
tulisan itu.. seperti ucapan. lagi-lagi itu pendapat saya. kalau apa yang saya tulis tidak sesuai dengan apa yang saya lakukan, maka selamat! saya menjadi seorang munafik besar. tulisan seperti ucapan yang tidak disuarakan. dia hanya mengalir dalam sebuah tulisan.
saya membaca sebuah posting status sahabat saya yang terkasih, tulisannya indah. berisikan bahwa dirinya menjaga cinta kepada lawan jenis sebagai anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tidak boleh dinodai jika belum dalam sebuah pertalian yang sah. saya apresiasi itu.
tapi justru kalimat itulah yang paling enggan saya tulis dimanapun. satu alasan terkuatnya; SAYA MERASA TAKUT. takut apa yang saya tuliskan tidak sama dengan apa yang saya lakukan. saya takut menjaga cinta suci kepada seorang ikhwan, saya takut mengatakan bahwa saya menjaga cinta itu tetap suci karena saya takut kepada Allah sedang saya masih belum bisa membatasi diri dalam bersosialisasi dengan lawan jenis. tarolah seperti ini (CONTOH): saya mengaku saya menjaga diri untuk tidak mengungkapkan kasih sayang dan cinta saya kepada si Fulan. di depan Fulan, saya bersikap alim. di depan banyak orang, saya mengkobar-kobarkan semangat untuk menjaga hati dan pandangan sebelum pernikahan. tapi ternyata, di sisi lain, saya masih suka jalan dengan ikhwan. saya masih sering boncengan sama ikhwan. SAYA TIDAK MAU seperti itu. saya ingin menjadi saya yang sebenar-benarnya, ketika seorang ikhwan datang, ia tahu seperti apa sikap saya yang sebenar-benarnya. bukan hanya pembual manis di setiap tulisan, bukan hanya pembual yang mengagung-agungkan penjagaan diri dan hati dari mencintai seseorang yang belum haknya. saya tidak ingin seperti itu.

saya suka menulis. karena dengan menulis, saya dapat mengungkapkan segala pendapat saya. bukan untuk menyindir apalagi menghina orang lain. tapi saya memang suka menulis karena menulis membuat saya mengungkapkan sesuatu yang tidak dapat saya suarakan dengan melodinya sendiri

Kamis, 01 Desember 2011

ada sejarah di 2010

Ada kisah di tahun 2010 lalu, ketika seorang mentri dalam sebuah Lembaga Kerohanian Kampus memutuskan mengadakan sebuah acara untuk pelantikan anggota aktif baru tanpa berkompromi dengan para stafnya.

Tanpa pikir panjang, kami mulai bekerja. tempat sudah disiapkan. yang perlu kami lakukan hanya menyusun konsep, survey tempat, menyusun konsumsi, dan lainnya. waktu itu,keriweuhan menjelma. karena ada 2 acara dalam 1 hari. Temu Akhwat dan SMILE (program dadakan)
dan aku menjadi panitia di kedua acara tersebut. mengeluh? entahlah. mungkin iya tanpa disadari. atau mungkin aku memang sengaja mengeluh. aku sendiri lupa. keluhannya memang kulupakan, tapi kenangan indah di dalamnya ada disini. in my heart.

hari Jumat, survey ke TKP sudah disepakati. aku menunggu Rolan (Kordinator ikhwan divisi Kaderisasi), Azmi, Heni (divisi ArtCre), Rahmat (divisi Akpro), dan tomi (ArtCre). Rencana berangkat pagi sedikit kendor karena Rolan yang bangun kesiangan. -__-"

setelah semua berkumpul, kami tancap gas motor masing-masing menuju Cimahi atas (dan sampai sekarang aku tidak hapal alamat pastinya). kami terpukau, melihat pemandangan yang luar biasa dari atas. hijau berselimut. terhampar tidak terbatas. ditambah tegapnya gunung dengan anggun berdiri. subhanallah...

survey menyenangkan! kami bercanda and took some pictures. pokoknya menyenangkanlah! i can't describe it in any words. kebersamaannya itu loh. ngegigit banget!

fakta harunya, di malam SMILE, kami (panitia akhwat) harus tidur dalam sebuah kelas tanpa keramik hanya semen. beralas sehelai kain (bila ada) dan bertumpuk seperti ikan yang sedang dijemur. (ini nggak lebay loh). dinginnya Cimahi malam itu luar biasa. tak kuase aku. fakta haru? ya... aku menyebutnya fakta haru tapi dulu. sekarang, aku menyebutnya... sebesit keharuan pencuat kebahagiaan. memang benar! meskipun beralas kain tipis atau tidak, kedinginan, kelelahan, dan kantuk bersahabat baik dengan kami, kami tetap merasa hangat. karena kami satu keluarga. karena kami bersama. dan karena itulah kami merasa hangat.

kejadian unik setelah acara selesai, kami harus urunan karena ongkos buat bayar angkot peserta kurang. beban itu kami pikul bersama. aku ingat. azmi yang menulis setiap nama panitia dalam selembar kertas. menulis nama mereka dan aku yang menyerahkan sedikit saja uang kami agar peserta bisa pulang.
ini kenangannya...

DIBAWAH INI PANITIANYA!




ada yang sempet jatuh waktu perjalanan pulang loh... siapa ya?


kang Rizal (kadiv Kaderisasi-kiri) Rolan (tengah) kang Afdil (mentri Internal)

yeay! kami mau jalan2 di pagi hari... sebagai bentuk syukur kami

vani (aku-kanan), heni (disamping vani), Rolan (paling tinggi di tengah), rahmat (samping rolan dengan muka memelasnya), dan Tomi (paling kanan dengan gaya cool-nya)

ini waktu survey. itu tangga menuju lantai 2 masjid Nurul Hikmah
posenya asik deh :D

aku tahu sekarang. kenapa waktu itu kang Afdil meminta kami mengadakan SMILE secara mendadak dengan waktu 2 minggu kurang lebih, karena beliau tahu. beliau tahu betul potensi yang kami miliki. beliau tahu betul, bahwa UKHUWAH KAMI YANG AKAN MEMPERMUDAH JALAN KAMI. KARENA KETIKA UKHUWAH TERJALIN, BEBAN KAMI AKAN TERBAGI SATU SAMA LAIN. PEMBAGIANNYA MERATA. TANPA ADA IMBALAN YANG DIBERIKAN.

sampai saat ini, kami masih bersama. dalam kegiatan dakwah yang sama. namun dalam kondisi yang berbeda. tetapi satu yang tidak pernah lepas dari kami PENJAGAAN UKHUWAH SELALU MENJADI AGENDA DALAM DIRI SETIAP KAMI. insyaAllah...

Senin, 07 November 2011

it was my beautiful Idul Adha

ada yang beda dengan malam takbiran kali ini. ada yang beda dengan Idul Adha kali ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan yang plus plus di lebaran kurban tahun 2011.

sore sebelum malam takbiran

aku dan Na memutuskan untuk pergi ke PABS dengan tuan Ibrahim yang mau beli jam tangan juga. tetapi karena cuaca yang kurang mendukung, terpaksa kami batalkan rencana kepergian itu. mama meminta Ibrahim berbuka puasa di rumah sambil menunggu hujan reda. tidak mungkin mama membiarkan ia pulang begitu saja diterpa hujan yang datang keroyokan.
setelah maghrib, kami berbuka bersama. hey! ada kejadian unik yang benar-benar membahagiakan. kami berbuka puasa dengan pisang keju buatan mama, yang menciptakan komentar Ibrahim setelah menyantap pisangnya sampai habis, "Ini aku yang laper atau enak ya?"

setelah berbuka, aku dan Ibrahim naik ke lantai 2. hendak menunaikan sholat wajib di waktu maghrib. Ibrahim menungguku selesai wudlu. kami berniat melaksanakan sholat dengan berjamaah. tiba-tiba bapak naik. lalu...

Bapak : "Sholat, bal?"

Ibrahim : "Iya, pak. barengan." (maksud Ibrahim adalah barengan denganku)

Bapak : "Uh. bapak mah sholat di sini, di kamar teteh." sambil menunjuk kamar teteh. "nggak cukup kali ya, bal? nanti... nanti... kalau gitu sholat di sini aja. cukup nggak ya?" bapak menunjuk space di ruang tengah lantai dua.

Kami merapikan sejadah. Bapak menjadi imam. Ibrahim di sebelah kanan bapak, sedang aku berdiri di belakang bapak.

Sholat selesai…

Mataku berkaca-kaca. Sudah lama sekali tidak berjamaah dengan bapak. Dan kehadiran Ibrahim membuat aku bisa sholat berjamaan dengan bapak. Aku senang dan bahagia. Senang dan bahagia sekaligus.

Kami menyantap nasi (atau lontong ya? Lupa!) dan menghabiskan waktu mengobrol di ruang tamu. Menikmati malam takbiran bersama. Sungguh membahagiakan. Hujan berhenti pada jam 21.00 WIB. Kami membeli susu murni di dekat rumah. Na menginginkannya.

Esok hari : Idul Adha tiba

Aku dan keluarga sholat ied di masjid Ar-Rumy. Masjid dekat rumah. Selesai sholat ied, kami siap menyantap gorengan yang sudah mama buat dengan penuh cinta kasih. Aku berencana untuk pergi ke kampus. Memenuhi undangan untuk berlebaran kurban bersama keluarga lain di sana. Segera kusambar sapu dan lap kaca setelah menyelasaikan appetizers –gorengan- tadi. “Beres-beres ah. Biar nanti bisa ke kampus.” Semangat dalam hati. Na membatalkan keinginannya untuk pergi ke kampusku. Ibrahim bilang, dia akan menjemput nanti. Tapi tiba-tiba… sms masuk. Dari Ibrahim. Dia bilang, dia akan pergi ke kampus duluan. Hatiku kecewa berat. “Aku tidak mungkin bawa motor dalam keadaan tangan yang seperti ini. huh! Dia bilang mau bareng, malah ninggalin?!” Aku menenangkan diri. Tidak mungkin kurusak lebaran dengan emosi dalam diri.

Sesaat setelah kepala bercengkrama dengan bantal, aku tertidur. Tidak memperdulikan beberapa telepon yang masuk, apalagi sms. Termasuk sms dari Ibrahim. Aku bangun pukul 10.00 WIB. Dan segera kubaca sms dari Ibrahim yang totalnya sudah lebih dari empat sms. Mungkin ia cemas karena aku tidak membalas sms darinya.

Tidak berapa lama… Ibrahim datang. benar. Ia khawatir aku marah. Aku bingung. Padahal kami sekeluarga hendak pergi ke PABS. Menuntaskan rencana yang kemaren tertunda. Tanpa pikir panjang, aku mengajak Ibrahim bersama kami. “Mam, Iqbal ikut ya?” tanyaku pada mama.

“Ya boleh, Ni. Ajak aja!” mama bersemangat.

Kebahagiaanku berlebaran semakin bertambah. Itu kali keduanya Ibrahim pergi dengan keluargaku. Aku melihatnya menatap bayi yang sedang berbaring. Melihatnya mengajak sang bayi bercanda. Melihatnya bergemes ria sama bayi. Oooh… aku melihatnya seperti itu untuk pertama kali. Dan… menyenangkan! Sumpah! It was my beautiful Idul Adha.



Sabtu, 29 Oktober 2011

my brother's wedding

sepupu-sepupu yang paling kusayangi. kalau waktu liburan sekolah tiba, mereka selalu datang ke Bandung. walau waktuku harus dihabiskan mengasuh mereka (memandika, menemani bermain, membacakan cerita, menyuapi makan) aku senang. karena sambil belajar jadi ibu kelak

foto dengan tante dan 2 nenek yang paling kusayang (pake baju putih dan gold di samping Vina)


she is the greatest woman in this world. yap! my mom. she's beautiful, isn't it?

ini dia. adik yang selalu dikira pacarku oleh teman-teman dari SMA sampai kuliah. :D
gantengnya adikku. suaranya juga oke loh. waktu nyanyi, seperti ungkapan hati.

ini aku dan kembaran -Vina. kami semua pake kebaya berwarna gold. sumpah! ini kebaya yang aku suka. modelnya nggak keliatan tua. kami memanfaatkan dekorasi pernikahan buat take picture

see! this is my family. aa menikah. dan menambah satu anggota dalam keluarga hangatku. senangnya... tidak sabar ingin segera punya keponakan

tahu tidak. setelah melihat kakak tertuaku menikah tepatnya 1 Mei 2010 lalu, aku jadi kepengen nyusul. eits! hahah. memang seperti itu adanya. tapi hanya keinginan sesaat. sekarang, statusku masih mahasiswi. aku masih bertanggung jawab menyelesaikan study. mempertanggung jawabkan pendidikanku kepada mama dan bapak. itu kewajibanku.
menikah bukan untuk 1 hari. tapi untuk selamanya. bukan jangka pendek tapi jangka panjang. perencanaannya pun bukan jangka pendek tapi jangka panjang. perlu ada visi yang dibangun. di mata kuliah manajemen strategi sudah dibahas masalah visi. visi harus dibangun untuk 20 tahun atau mungkin lebih. begitu pun visi untuk menikah. bukan untuk 1 atau 2 tahun saja. setelah 20 tahun, kalau memungkinkan menggunakan visi yang sama, tak masalah. kalaupun mau mengganti visi. tidak masalah juga. satu yang tidak boleh berubah. ketika niat dilandasi hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. menikah untuk beribadah. sehingga membina rumah tangga pun ibadah.
yap! jadi kepengen nikah. sabar!! beberapa tahun lagi juga itu terwujud! *semangat
yang terpenting adalah bagaimana menganggunkan diri dengan melakukan yang terbaik. menyelesaikan sekolah. mendapat penghasilan. mewujudkan impian. baru menikah :D

Rabu, 26 Oktober 2011

Entahlah kenapa saya ingin menuliskan ini… bukan untuk membagi informasi tentang diri saya, tapi ini bisa saja menjadikan insiprasi bagi siapa saja yang membacanya. Bukan inspirasi yang "aneh", tapi insipirasi yang ketika pembaca mulai membacanya, mungkin akan ada satu atau dua kata yang bisa menambah kamus kata dalam otaknya.

Tidak seperti bulan lainnya, kemaren aku sangat tidak bisa mengontrol emosi akibat hormon yang sedang fluktuatif. Ketidak nyamanan dalam diri dilampiaskan pada seorang pemuda disana yang sama sekali tidak bersalah. Kata-kata doa tidak baik kulontarkan melalui sms. Rencana 3 tahun ke depan seolah kuhancurkan dengan kata tersebut. Dengan wajah sedih, menyesal, dan sangat terpukul aku pergi ke kampus menyelesaikan ujian.

Aku teringat tindakan kekanak-kanakan yang kulakukan beberapa jam yang lalu. Tiba-tiba aku mengirimkannya sms untuk membatalkan semua rencana di tiga tahun. Bukannya balik marah atau meninggalkanku, dia malah mengirimkanku sms, “Istighfar sih… L

Aku menyesal setelahnya. Bukannya kalau salah minta maaf? Tapi aku terlalu gengsi untuk meminta maaf dan mengatakan bahwa aku menarik kata-kataku tadi siang. Aku terlalu gengsi. Setan membisiki seolah aku tidak perlu sms dan meminta maaf. Tapi Alhamdulillah… aku masih punya naluri manusia baik. Kuputuskan untuk mengirimkannya sms, tahu apa balasannya? Dia bilang… lupakan. Dia bahkan menganggap aku tidak pernah mengatakan apa-apa.

Pulang kuliah, aku menghampiri mama dengan manja. Tiba-tiba obrolan mama mengarah ke pembahasan tentang pernikahan. Mungkin karena aku sudah 20. Oh tidak. Aku baru 20.

“Jadi punya suami yang basic agamanya kuat itu harus banget ya, mam? Wajib malah.” Komentarku.

“Iya. Ni juga harus punya penilaian sendiri. Sama siapa nanti nikah. Tapi buat sekarang nggak perlu fokus milih dulu, Ni. Mama masih pengen Ni kuliah, kerja, punya pendapatan sendiri, bukan buat Ni kok. Nantinya itu bakal berguna buat anak Ni.” Nasehat mama

Aku terdiam. “Jangan dulu memilih?” tanyaku dalam hati.

Kutuliskan sebuah lolongan hati bagi dirinya yang terkasih

Bagi dirinya yang masih sangat misterius

Bagi dirinya yang disiapkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untukku

Bagi dirinya yang kelak akan datang meminangku

Siapapun dirimu kelak. Apapun pekerjaanmu. Seperti apapun rupa fisikmu. Aku tidak peduli. Karena pastinya kau ciptaan Sang Khalik untukku

Sudah kusiapkan beberapa pertanyaan, persyaratan, dan perjanjian yang akan kusodorkan nantinya

Bukan untuk menyiksamu ketika kita halal berada di satu atap. Tapi untuk memudahkan kita dalam pembangunan rumah bersama

Aku harap kau datang dengan sebaik-baiknya keimanan dan ketaqwaan yang kau miliki. Aku harap kau datang dengan seanggun-anggunnya kualitasmu. Bukan untukku tapi kelak untuk keluarga kita bersama. Agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah meninggalkan kita, agar Dia tetap mendengar dan dekat dengan kita.

Aku ingin menikah denganmu, denganmu yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaanku kepada-Nya

Denganmu yang meningkatkan kecintaanku kepada-Nya

Senin, 24 Oktober 2011

Berpetualang di Kota Tua

memeluk panasnya Kota Metropolitan bukanlah hal yang menyebalkan! justru sangat menyenangkan. kisah ketinggalan kereta lalu mengejarnya hingga degupan bertambah kencang namun gagal, beralih menjadi sepotong es dan gelak tawa di Kota Tua bersama kedua orang penting dalam hidupku. Ya... Saudari kembarku -Vina- and a good man -Nanda Iqbal Ibrahim- Yeah!!!

memang sejak beberapa waktu lalu kami merencanakan untuk berjalan-jalan di Jakarta. tapi Sabtu pagi, rencana itu hampir saja aku batalkan karena satu dan lain hal. karena bosan tidak pergi kemana-mana... akhirnya kami putuskan untuk jalan ke Kota Tua dengan menggunakan Trans Jakarta.
ternyata eh ternyata ... itu kali keduanya Nanda Iqbal Ibrahim naik Trans Jakarta setelah Jumat malam utemani mencicipi Trans Jakarta yang pertama kalinya. padahal asli Jakarta loh. hihi

setelah lama punya rencana main ke Museum Mandiri, akhirnya kesampaian juga

ini di Banker Museum Bank Mandiri

ambil uang di ATM jadul aaah... Loh? kok yang keluar Rp2000 baru? :D

lomba ngetik pake Mavis (sekedar info : mavis itu aplikasi buat bisa ngetik 10 jari loh)

mesin mesin di dinding... diam diam merayap
ada kejadian unik sewaktu ambil foto di bagian tempat mesin-mesin tik ini :
karena tas harus dititipkan, maka aku hanya menenteng dompet dan HP. selesai berkeliling, sekitar 1 jam (mungkin), adzan sudah berkumandang, kami pergi ke mushola untuk menunaikan kewajiban. sesampainya di mushola...
"Na! dompet aku kemana ya?" tanyaku
"Coba tanya Iqbal!"
kulihat Iqbal sudah mulai sholat. ia tidak memegang apapun. termasuk dompetku. dompet kesayangan dari orang tersayang. kepanikan langsung naik sampai ubun-ubun. aku langsung berlari mencoba ke tempat mesin tik tadi, tapi karena jalan yang dilalui agak sulit, aku jadi takut dan memutuskan untuk kembali ke mushola. menunggu Iqbal dan Na sholat.
"Dompet aku ketinggalan." ucapku pada Iqbal dengan nada datar (kata Iqbal)
"Dimana?" tanyanya panik
"Kayaknya di tempat mesin tik tadi deh." Iqbal segera berlari. seketika kepanikan yang menggunung terus meredam. aku percaya pada Iqbal. semua akan baik2 saja.
tidak berapa lama, Iqbal mengabarkan bahwa aku harus segera ke tempat satpam. dompetnya ketemu!!! senangku setelah dompet levis cokelat itu sudah kugenggam. sekali kugenggam tidak akan kulepas lagi. kecerobohan yang mengagetkan namun tetap memberi warna.

di depan pintu salah satu ruangan di Museum Mandiri

museum wayang, fatahillah, dan museum lainnya...

di depan makam (siapa ya?)

hey! kalian ngintipin siapa tuh?


nyobain telepon kuno

perjalanan pulang. Iqbal terlihat menikmati perjalanan dengan Trans Jakarta. setelah itu, tujuan selanjutnya adalah Kosan teteh :)


Sabtu, 22 Oktober 2011

surat kasih untukmu

rasanya sangat rindu sekali. sangat sangat rindu
tapi aku tidak berani mengungkap kerinduan ini
aku ragu lalu memilih diam
padahal kita tidak terpisah jauh
masih di satu negara yang sama
masih di satu bangsa yang sama
dan masih bicara bahasa yang sama
aku sangat merindu

hey!
jangan pernah bilang kalau kamu takut kehilangan aku
aku tidak akan pergi kemana-mana
bukan karena aku memutuskan untuk tinggal tapi karena memang belum waktunya aku untuk pergi
ingat perkataanku baik-baik...
aku akan selalu berada di sekitarmu
berada di sampingmu untuk berjalan bersama denganmu
berada di depanmu untuk melindungimu, karena kamu lelaki yang membutuhkan wanita
berada di belakangmu untuk selalu mendukungmu
yah...
aku akan berada di sekitarmu
sampai Allah memutuskan keputusan lainnya bagi kita.

kalau kamu ingin takut, takutlah pada Allah
karena hanya kepada-Nya kamu dapat meminta hatiku
hanya kehendak-Nyalah yang membuat kita bisa bersatu

surat kasih ini kusampaikan untukmu yang terkasih
untukmu yang seakan jauh di sana, padahal kamu selalu dekat di sini, di hatiku
untukmu yang selalu singgah dalam doaku
untukmu yang mengajarkan kehidupan lain dalam dunia ini
untukmu yang akan menjadi segalanya bagiku

Jumat, 21 Oktober 2011

jangan tunjuk saya

percakapan siang itu di kelas Content Delivery Network dengan seorang saudara seiman (InsyaAllah...)
"Van! Hafidzoh bukan?"
aku tersenyum, "Kenapa?"
"Iya bukan, Van?"
"Vani punya hak buat nggak jawab pertanyaannya, kan?"
"Kalau gitu artinya ngaji juga bisa. Aku minta ajarin dong, Van!"
"Loh? Jangan sama Vani. Vani nggak bisa."
"Aku pernah denger Vani ngaji. Bagus."
"Loh? kok bisa? denger dimana?"
"Mau ya ngajarin aku... Please..."
"Jangan sama Vani. Beneran. Nanti kalau diajarin sama Vani bisa-bisa hati nggak kejaga lagi. Terus niat belajar baca malah berubah lagi."
"Kok Vani suudzon sih?" wajahny memurung.
"bukan suudzon. tapi mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Nanti Vani kenalin sama orang yang ahli ya... :D"
"Makasih Vani. Aku pengen belajar baca aja. Tapi nanti belajarnya lebih mendalam. Nanti aku bakal jadi bapak. Jadi aku mau ngajarin anak aku sendiri ngaji."
aku tersenyum. "Subhanallah... mulianya niat saudaraku ini." dalam hati. tapi jangan tunjuk saya menjadi guru ngajimu. karena saya seorang wanita. saya seorang akhwat. saya belum pantas mengajarkan Al-Quran kepada siapapun.

Rabu, 19 Oktober 2011

Pengen Nyebur di Curug Cimahi

perjalanan kami terjadi hari Kamis minggu lalu, lupa tanggal tepatnya
awalnya mau ke CIC, tapi karena bosan. aku putar haluan.
entah sejak kapan kami menjagi "curug hunter"
senangnya berwisata dari satu curug ke curug berikutnya.

curug yang kami datangi adalah curug Cimahi kali ini. sebelumnya, iseng mencari beberapa curug terdekat dengan kota Bandung. alhasil nama bermacam curug di daerah lain pun muncul. tadinya pengen ke curug Penganten. tapi... nanti ajalah.

perjalanan menuju Curug Cimahi tidak jauh dari pintu masuk Villa Istana Bunga. sekitar 2 km mungkin. tidak perlu belak-belok. cukup ikuti saja jalan utamanya. nanti gerbang curug akan tidak terlihat. :D
maksudnya setelah 2 km, akan ada sebuah pintu masuk (yang tidak nyangka pintu masuk ke kawasan wisata curug Cimahi). Kami sempat melewati gerbang curug. karena pintu masuknya cukup kecil dan tidak begitu mencolok.
setelah memarkirkan motor, kami langsung menyambar pintu masuk curug. tiket masuknya Rp10.000. sangat sesuai dengan kondisi jalan yang sudah bagus dan nuansa alam indah yang didapat.
kami masuk ke gerbang, melewati pintu. harus menempuh perjalan 500 m untuk bisa mencapai curug. jalannya bagus. sudah dipasang pavin block. karena jalannya turunan, kami tidak merasa lelah. sekitar 250 m ada saung kecil untuk beristirahat. meluruskan kaki yang mulai pegal. dari saung pertama ini, kami bisa melihat curug secara utuh. dari ujung tempat airnya jatuh hingga ketika air mengalir. orang-orang ramai sekali. ada yang berenang atau sekedar duduk merasakan angin yang merdeka.

kami melanjutkan perjalanan sisa. setelah sampai... subhanallah. pelangi akibat gabungan air dan cahaya matahari yang bertemu, sangat cantik. luar biasa. angin pun membuai kami.
ini dia hasil dokumentasinya...






melindungi hati

bukan maksud tidak ingin bertemu atau sengaja memang tidak ingin datang
tapi hanya ingin melindungi hati
salahkah?

Minggu, 16 Oktober 2011

tidur dalam damai

aku berjalan sedikit terburu-buru menuju ruang UKM.
pintunya terbuka. kuintip sedikit. dari jauh kulihat sebuah kepala sedang terbaring. aku terus mendekat.
ternyata dia.
aku diam. tidak berani membuat keributan sedikitpun. aku takut membangunkannya. dia tertidur dalam damai. damai sekali. tidak ada beban sedikitpun yang tersirat di wajah damainya.
yah...
dia memang tidur dalam damai

Apa kabar hati?

apa kabar hati?
tengah berbunga-bunga sekarang
semoga bunga ini merekah beriringan dengan berkah dari-Nya
semoga bunga ini merekah beriringan dengan kaldu kasih-Nya
semoga rekahan ini selalu dilindungi oleh-Nya, Sang Maha Pelindung
Dia yang Maha membolak-balik hati manusia

Ya Allah... kuatkan kami dalam jarak kehalalan yang belum kami petik
ketika rekahan ini adalah cinta
maka jadikan ia cinta yang mendekatkanku pada-Mu, Rabb...

Sabtu, 15 Oktober 2011

renungan pagi hari

Pagi ini, aku turun menghampiri mama dan bapak di meja makan. Bapak sedang asik menonton acara yang dibawakan oleh Ust. Arifin Ilham. Sedang mama membungkus pisang dan gula merah dengan kulit lumpia. Kuberanikan diri meminta izin untuk pergi ke Banjaran, mengikuti kegiatan kampus. Mama langsung melempar pada bapak. Mulailah bapak merangkaikan kalimat dari bibirnya dengan sangat tegas. Dan memohon. Ya… sebuah permohonan yang tegas.

“Ni, Banjaran itu jauh. Kemaren Ni kambuh lagi. Semaleman mama sama bapak nggak bisa tidur. Takut tambah parah jadi harus masuk RS. Kalau Ni nggak sakit kemaren, mama bapak bakal kasih izin. Bapak mohon sama Ni. Hari ini aja jangan kemana-mana dulu. Udah mah seminggu ini pulang malem terus. Sekarang jangan dulu kemana-mana Ni. Kalau Ni sehat, bapak nggak pernah larang Ni ikut kegiatan apa-apa juga kan? Batuknya Ni juga nggak sembuh-sembuh. Diajak ke Advent, nggak mau. Bapak kan jadi bingung.” Aku menunduk mendengarkan bapak.

Setelah bapak selesai, aku pergi dengan air mata yang sudah siap terjun bebas. Keegoisan mulai meraja. Aku masuk dan menutup pintu kamar. Mempersilakan air mata yang sudah tidak sabar untuk mengalir.

Lelah menangis, aku terlelap sekejap. Aku terbangun, memikirkan kerugian yang kudapat kalau dipenuhi dengan kesal dan amarah. Karena aku akan kehilangan detik-detik kebahagiaan. Aku segera mandi. Menyegarkan diri. Lalu turun. Menghampiri nasi dan tempe yang sudah mama siapkan. Sambil sarapan, mama memulai percakapan.

“Ni nggak ngambek?” tanya mama

“Tadi iya, sekarang nggak, mam.”

“Mama sama bapak trauma aja. Takut Ni masuk RS lagi. Mama sempet ngerasa bersalah kalau Ni sakit gara-gara nitipin Ni ke Mamani asrama dulu kecil. Nggak lama sama mamani asrama, Ni malah step. Mama bawa ke RS Misi. Disana sampe suster-susternya apet sama Ni.”

Aku ingat, mama memang pernah menunjukkan ruangan tempat dulu bayi aku dirawat di RS Misi ketika kami menengok sepupu yang sedang sakit. “I love you, mamooy. Tempenya enak.” Aku mencoba menenangkan mama.

Seakan air mata akan mengalir layaknya air yang menjebol dinding situ gintung tempo lalu.

Selesai sarapan, aku langsung masuk kamar, melanjutkan laporan magang yang tertunda seminggu ini. Tiba-tiba aku tengat sesuatu…

Aku ingat, lima tahun yang lalu, kelas 1 SMA, mama nangis ketika tubuh lemahku dibawa dengan tempat tidur dorong menuju kamar VIP A RSAI Bandung. Kala itu, dokter memvonis aku terserang demam berdarah tingkat akut. Kata dokter, kalau ibarat kanker, ini stadium 3. Trombositku benar-benar longsor. Mama menangis di samping tempat tidurku. Mama dan bapak mengusahakan banyak cara. Termasuk memberikanku obat-obatan tradisional secara diam-diam selama di RS. Alhamdulillah dalam waktu dua minggu, dokter mengizinkanku pulang, setelah agresi pemaksaan kulancarkan.

Tahun berikutnya… lagi-lagi harus pindah kamar ke VIP B RSAI. Tifus. Virusnya menyerang tulang. Seluruh tubuh lumpuh. Kepanikan mama dan bapak lebih parah lagi. Ada dua dokter yang menanganiku. Dokter internis dan syaraf. Lalu di tahun ketiga duduk di bangku SMA, aku harus menahan diri untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat karena tumor yang duduk manis dalam rahim kananku. Kala itu, setiap malam, suasana rumah selalu haru. Dokter bilang aku harus dioprasi. Tapi aku tidak mau. Bukan hanya masalah biaya, tapi karena aku takut. Membayangkan perutku disobek-sobek dengan pisau tipis yang tajam. NOOO!! Jadi merinding disko deh. Setelah melewati pengobatan herbal dan diet selama 6 bulan, Alhamdulillah aku sembuh total. Dokter pun keheranan.

Masa meminum herbal godogan adalah masa tersulit. Aku harus minum herbal yang pahitnya subhanallah sehari dua kali. pagi dan sore. Setiap kali selesai meminum herbal, perutku melilit. Kepalaku sakitnya minta ampun. Kalau tidak ingat Allah, mungkin lebih baik aku bunuh diri. Karena memang sakit luar biasa. Sampai harus tidak pergi sekolah. Masa diet adalah masa tersulit kedua, aku hanya boleh makan buah apel & jeruk, tahu, tempe, telor seminggu 1 kali. itu saja. ikan pun hanya boleh gurame bakar. Keju, susu, cokelat, es krim, dan kacang. Lima pantangan pasti. Intinya, aku tidak boleh makan-makanan berlemak dan siap saji. Karena akan merangsang pertumbuhan tumor. Kalau sedikit saja aku makan, maka kepala yang damai akan berperang. Sakitnya tidak akan tertahankan.

Alhamdulillah aku sembuh total sekarang.

Selanjutnya, penurunan kadar enzim yang kerja pada jantung. Adakah? Yah… beberapa waktu lalu aku harus lagi dan lagi pindah kamar ke VIP C. ruangannya lebih kecil dibanding VIP A dan VIP B. kalau VIP A itu, lengkap. Satu set sofa, TV 29 Inci, pokonya udah kaya kamar hotel paling mahal. Kali itu, aku menggunakan oksigen karena setiap kali kepala yang tenang terguncang, sesak napas mulai terasa. Sampai aku merasa inilah akhir hidupku.

Wajah lelah dan sedih dari mama bapak adalah wajah yang selalu kulihat setiap kali aku sakit. Aku sangat merasa bersalah. Aku benar-benar merasa bersalah karena sudah membiarkan seluruh keegoisanku memenangkan pikiranku. Mengeraskan hatiku. Membuatku ngambek sebentar tadi pagi. Membuatku marah pada mama dan bapak. Aku benar-benar menyesal.

Tidak akan kuulangi. Aku akan berusaha selalu menjadi anak mama bapak yang terbaik. Aku tidak akan lagi membuat mama bapak sedih karena sakit. aku tidak akan lagi ngambek sama mama bapak karena keinginan yang tidak terpenuhi. aku akan menjaga diriku seluruhnya. Mau makan tepat waktu, mau minum suplemen, menghindari makanan siap saji, dan masih banyak lagi. Mama… bapak… percaya deh. Anakmu yang satu ini perempuan yang tangguh sekarang, sekeras apapun guncangan, akan selalu bertahan dan sehat. J

Sekarang, setiap bangun pagi, aku selalu membaca doa dan meneriakkan dalam hati, “HARI INI BAIK! TERSENYUM! DAN SEHAT!”