Rabu, 29 Juni 2011

catatan lama

perasaan apa ini?
setiap saat ingin bertemu
setiap saat ingin bicara
setiap saat merasa rindu
setiap saat merasa sayang
setiap saat ingin menjaga
setiap saat ingin menghibur
perasaan apa ini?

aku tidak tahu perasaan apa sebenarnya ini...
cintakah?
sayangkah?
sukakah?
atau jangan-jangan hanya kagum?
yang jelas. setiap detiknya aku mencoba untuk tidak mengirimkannya sebuah sms walau sekadar mengucapkan salam. bukan karena gengsi. tapi dalam upaya penjagaan diri agar tidak melakukan hal yang mendekati larangan-Nya. agar tidak melakukan hal yang melukai diri-sendiri. agar tidak melakukan hal yang pada akhirnya membuat hati tercabik.

sebuah tulisan yang berlayar dalam kertas putih berwarna merah. sebuah tulisan dalam kertas usang yang ternyata sudah lama kubuat. sekitar... entahlah. cukup lama sepertinya. karena buku itu ada di sebuah tumpukan buku-buku berdebu tebal. tanggalnya pun tidak jelas. pudar tertimpah air.
akhirnya aku bertanya,"apa yang terjadi ketika tangan bergoyang menulis kalimat yang menggambarkan perasaan hati itu?"

Senin, 20 Juni 2011

penuh makna

“seperti sebatang pohon yang ditancapkan paku. ketika paku itu dilepas, maka bekasnya akan terus ada.”

“seperti sebuah tembok yang dipasang paku. ketika paku itu dicabut, bekasnya akan selalu ada.”

dua kalimat bermakna sama. ketika sebuah hati terkhianati, akan sangat sulit untuk menghilangkannya. seakan terus membekas. menjangkit... mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir korbannya.

“Lubang paku itu akan hilang kalau ditambal.”

ketika mengatakan sulit untuk dihilangkan, bukan berarti itu tidak mungkin hilang.

tembok pun masih bisa ditambal dengan olahan semen yang mungkin jauh lebih kuat dan berkualitas sangat baik. ketika penambalan itu selesai, tentulah masih ada bekas. karena semen yang baru tidak akan sama dengan tembok yang sudah usang termakan waktu. tapi tak apa... itu upaya untuk menjadi lebih baik. tahap selanjutnya setelah menambalnya... catlah tembok secara keseluruhan (tembok yang sudah ditambal is included). dengan begitu, hilanglah bekasnya secara kasat mata.

intinya adalah... segala upaya dapat dilakukan membuka lembaran baru. membuka kehidupan baru yang jauh lebih baik. karena...

ketika sakit menerpa, ketika luka terhempas menghadapmu, ketika pilu lirih menghantammu, ketika air mata tak hentinya meraja, ketika virus kesedihan menjangkit

yakinlah... Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersama. yakinlah akan ada sehat setelah sakit, akan ada suka setelah luka, akan ada riang setelah pilu, akan ada senyum setelah air mata, dan akan ada kebahagiaan setelah kesedihan

yakinlah... Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah tidur, tidak pernah tuli, tidak pernah buta.

“aku akan menambal lubang itu.”

teriakkan dengan kencang! dengan begitu seluruh tubuhmu akan merespon dengan baik. maafkan lalu lupakan paku yang dicabut. lupakan lalu perbaiki lubang itu.

Sabtu, 18 Juni 2011

One Of The Biggest Present

till last night, hati masih saja terus bersiteru. menyayangkan amanah yang diembankan kepadaku. Aku hanya ingin belajar yang baru. Bukan sekretaris lagi dan lagi.

tapi tahukah sesuatu?

aku sadar satu hal... dan kesadaran itu setelah sahabatku mendekat dan mengatakan, “Van... aku...” dari wajahnya... memperlihatkan bahwa ia belum siap mendapat amanah sebagai Sekretaris Umum.

satu kalimat terlontar dari mulutku begitu saja, “Anggaplah itu hadiah dari Allah sebagai hasil proses belajar kita selama ini, Tik!” (Ups! jadi nyebut merek)

kalimat yang kulontarkan dengan sendirinya, menyadarkan kekerasan ego yang terus menyelimuti hati. keengganan diri mendapat amanah yang diembankan dengan keyakinan bahwa aku berhak mendapat pelajaran baru. bukan hanya sebagai sekretaris.

ANGGAPLAH SEBUAH HADIAH YANG ALLAH SWT BERIKAN SEBAGAI HASIL PROSES BELAJAR KITA SELAMA INI.

siapapun yang memberikan aku sebuah hadiah, aku akan menjaganya dengan baik. bahkan ketika seorang pria memberiku sebuah gelang magnet hitam kurang lebih 8 tahun lalu, masih kusimpan dengan baik. kenapa ketika hadiah itu datangnya dari Allah aku malah menolaknya?

istighfar selalu kulantunkan. aku benar-benar merasa sombong pada apa yang telah kulakukan dulu. hingga kupikir aku berhak mendapatkan kesempatan belajar yang berbeda dari sebelumnya. bodoh! padahal dulu pun mungkin aku belum dapat apa-apa. dan sekarang aku akan kembali lagi dari nol. belajar dengan baik. berharap akan ada banyak hal yang dapat kupetik.

sekarang, hadiah ini akan kujaga dengan baik. kurapikan ia setiap waktu. melapisinya dengan emas kesungguhan dan tanggung jawab sebagai bungkus terakhirnya. ini bukan hanya untuk urusan dunia saja... tetapi kelak akan kusampaikan pertanggung jawabanku di hadapan Sang Pemberi hadiah.

Terima kasih Ya Allah...

Engkau telah memberikan hadiah terbesar ini melalui tangan mereka. melalui pikiran mereka. terima kasih

Selasa, 14 Juni 2011

thanks for everything

thanks for those stuffs which you bought for me...
i never ask you to buy those, but you just gave it to me
when you said that you would always support my activities, you just proved it.
i said, i will take PKL next month...
you just gave me all of things which i needed. bag and shoes.
thank you so much. but i can't accept it.
when you ask me to be your special woman, i ignored it. it was not caused by you are not kind or something. but... you are so patient to be with me. you just give me everything; attention, time, smile, motivation, and a lot of things...
so sorry i can't be with you for today, tomorrow, next week, next month, next year... unless Allah wants to give us different destiny.
so sorry i can't be with you, cause i love another man.
so sorry those stuffs which you bought were ignored by me

i don't know how to tell you.
i don't wanna make you hurt...
even though i know you always get a hurt when you tell me that you love me
i hope you will read these words. this is from the bottom of my heart

Sabtu, 11 Juni 2011

mesin jahit kuno


Rabu, 8 Juni 2011


dengan semangat aku gas motor menuju tempat kursus. tidak sabar menyelesaikan materi terakhir sebelum minggu depan ujian.
setibanya di tempat kursus, sedih mulai merundung. karena mesin yang biasanya digunakan sudah diambil alih oleh wanita cantik berkerudung panjang. murid baru nampaknya. mataku langsung milirik kanan dan kiri. mencari mana mesin yang terlihat sangat bagus...
ada tiga buah mesin berderet rapi. satu mesin dengan meja berwarna coklat tua dan duanya lagi berwarna coklat muda. kondisi mesin di atas meja coklat tua sudah sangat memprihatinkan. karat ada di pemutarnya. belum lagi gowesan kakinya yang berwarna cokelat yang lagi-lagi karena karatan. mejanya yang menunjukkan usianya yang mungkin lebih dari satu abad (lebay) juga sudah reyot. alhasil... kueliminasi mesin itu. pilihan kini tinggal pada dua buah mesin bermeja cokelat muda. kupilih mesin dengan kondisi yang sangat baik. lebih mudah, mengkilat, dan bersih. "Pasti mesin ini enak dipake!" senangku dalam hati. percaya atau tidak. setiap kali kursus... yang menentukan mood-ku baik atau tidak selanjutnya adalah kondisi mesin jahit. :D
satu menit...
benang atas putus. kuperbaiki
menit berikutnya...
lagi-lagi benang atas putus. kuperbaiki posisi jarum
menit berikutnya...
jahitan longar. kulilit benang bawah
menit berikutnya...
jarum mesin patah.
ini puncaknya! kuputuskan untuk pindah ke mesin tua yang ada di sebelah mesin muda ini. "Yang itu enak, Van!" kata ibu kursus.
"Bismillahirrahmaanirrahiim..." setelah benang terpasang. sekoci juga melekat pas. aku langsung memulai menjahit baju. dan ternyata... mesin jahit bagus. berjalan semestinya. tidak ada kendala yang kutemui saat menggunakan mesin yang hanya dari tampilannya memukau.

aku bisa belajar banyak dari mesin ini. sekali lagi teori "don't judge a book from the cover" memang benar. belum tentu ketika kita melihat seseorang berpenampilan ugal-ugalan atau selengean orang itu tidak baik hatinya. atau sebaliknya... yang tahu isi hati seseorang adalah Allah SWT.
ketika kita melihat seseorang melakukan kesalahan, belum tentu juga hidup orang tersebut berantakan. seperti ketika aku lihat mesin tua dan rapuh, ternyata ia berjalan dengan sangat baik.
dari sini aku belajar... belajar menilai seseorang dengan bijak. bukan hanya dari sisi kaca mataku. tapi berupaya mengatakan bahwa "setiap orang tidak bisa kita nilai hanya dari tampilan fisik" dan "seseorang yang terlihat salah, belum tentu ia selalu salah atau buruk dalam hidupnya" yang terakhir... "setiap orang punya alasan mengapa melakukan segala perbuatan"
so! aku harus bijak melihat segala sesuatu... berusaha belajar menjadi seseorang yang bijak akan membentuk pribadi yang sangat baik. aku termasuk salah satu orang yang haus untuk menggapai pribadi yang sangat baik tersebut.

pict: http://kartika-kita.blogspot.com/2009/11/foto-mesin-jahit-kuno

Minggu, 05 Juni 2011

belajar dari spion

Belajar kehidupan bukan hanya duduk memperhatikan atau hanya sekedar menatap dosen. Tetapi banyak hal yang bisa dilakukan. Mendengarkan cerita pengalaman orang lain, melihat lingkungan sekitar, dan masih banyak lagi.

Salah satu belajar dari sepasang spion yang selalu bertengger di motor matic merah yang sejak 5 tahun lalu diamanahkan mama dan bapak untuk terus kukendarai sampai suatu saat berganti menjadi roda empat.

Spion itu digunakan untuk melihat ke belakang. Supaya ketika kita mengarahkan stang ke kiri atau kanan tidak akan membuat orang lain terganggu atau bahasa sundanya karegok. Spion menjadi salah satu pengaman di kendaraan. Menurut saya. Setiap kali kejenuhan mulai menghadang kesendirianku di atas motor, aku langsung melihat spion kanan dan kiri. Yang lalu dilanjutkan dengan menarik gas setarik-tariknya.

Aku belajar dari sepasang spion.

Selama di perjalanan menuju Dayeuh Kolot, aku terus memperhatikan spion. Melihat kendaraan-kendaraan yang sudah kulewati. Ketika aku terus melihat kendaraan lain di belakang motorku melalui spion, aku tidak akan fokus melihat kendaraan yang ada di depanku. Tiba-tiba saja truk kuning berisi sampah ada di hadapanku. Alhamdulillah daya reflekku cukup tinggi. Segera kubanting stang ke kiri. Yang lagi-lagi sebelumnya kulihat spion kiri untuk memastikan jalan sebelah kiri steril dari kendaraan apapun juga. Hatiku dirundung kepasrahan. Entah apa yang akan terjadi detik berikutnya setelah stang kubanting ke kiri. Mungkin menabrak trotoar, tihang lampu merah, atau mungkin menabrak kendaraan lain. Dalam hati aku terus berdzikir. Alhamdulillah Allah selalu melindungiku. Dari kejadian tadi pagi, aku belajar. Belajar dari sepasang spion.

Pun kehidupan. Ketika aku terlalu fokus dengan masa lalu yang membuatku jatuh terus-menerus, maka aku tidak akan pernah bisa peduli dan sadar bahwa akan ada hal besar di hadapanku. Dan ketika aku terfokus hanya pada masa lalu yang telah kulewati, maka kehancuran lainnya akan menungguku.

Bukan artinya kita tidak boleh melihat masa lalu. Pastinya ada dua hal yang kita lewati di masa lalu. Hal baik dan hal buruk. Apa itu hal baik? Hal baik adalah... ketika kita mengingatnya membuat kita semakin dekat dengan Sang Khalik. Selain itu, ketika kita mengingatnya... maka motivasi untuk terus menjadi lebih baik akan muncul. Darinya kita bisa memetika banyak hal untuk memperbaiki diri di waktu mendatang. Tapi hal buruk?! Tidak! Ketika kita mengingatkannya, kita tidak akan pernah maju satu langkah pun. Atau dengan mudah kita akan memutuskan untuk berhenti. Begitulah masa lalu.

Aku akan membiarkan spion terpasang dalam kehidupanku. Untuk melihat kendaraan yang telah kulewati di belakang... sehingga dapat meminimalisir kejadian kecelakaan lalu lintas yang mungkin tiba-tiba akan memelukku. Tapi tidak akan pernah kubiarkan mata melirik ke belakang melalui spion sedikit pun jika hal itu semakin membahayakan diriku.

Begitu jua dalam kehidupan. Aku tidak akan pernah membiarkan masa lalu buruk –yang paling ingin kulupakan- menghalangi dan menghancurkan masa depanku. Sesekali kulihat ke belakang, agar aku tidak lagi melakukan kesalahan yang sama yang kulakukan di masa lalu.

See! When i wrote this notes, i remembered a tragedic which happened 4 years a go. I will not remember it. Because when i remember it, i just feel so... so bad. I will see my beautiful past which will make me beautiful in my future.