Kamis, 17 September 2009

NEGATIF MENJADI POSITIF



Jelas sudah gambaran yang saya tuangkan tentang asuransi dalam judul blog ini. Negative thinking ini tumbuh ketika saya duduk di bangku SMP. Waktu itu saya sering sekali menerima tamu yang katanya dari perusahaan asuransi. Jelas saya memandang negatif, karena kedatangan orang-orang yang menawarkan asuransi itu mengganggu waktu tidur dan belajar saya. Tidak jarang ketika saya sedang asyik menyantap makan siang dari tangan seorang ibu, datang orang asuransi yang hendak menawarkan jasa-jasa perusahaan mereka. Tentunya saya sangat merasa kesal. Lagi nikmat makan, tiba-tiba dipotong oleh orang yang tidak saya kenal. Dan itulah yang menjadi alasan pertama saya memandang negatif asuransi.

Kalau ada alasan yang pertama, pasti ada alasan-alasan lain yang mendukung statement saya-memandang negatif perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di belahan muka bumi ini. Alasan kedua adalah adanya pemaksaan yang dilakukan oleh mereka-orang yang menawarkan jasa asuransi. Kata pemaksaan itu lahir dari mulut anak remaja yang masih berpikiran sempit. Siapapun orangnya pasti tidak senang dipaksa, bukan? Terlebih lagi jika saya melihat pemaksaan itu menimpa orang tua yang sangat saya cintai. Rasanya larva kemarahan naik ke permukaan ubun-ubun dan siap untuk keluar berlumeran membanjiri daerah-daerah terdekat. Terdengar berlebihan memang. Tapi begitulah adanya. Saat saya melihat orang asuransi yang berhasil lolos memasuki pintu ruang tamu rumah saya, orang tua saya pastinya sedang sibuk untuk menolak tawaran jasa mereka. Waktu itu saya pun masih belum tahu apa alasan orang tua saya menolak jasa yang ditawarkan asuransi itu.

Seiring berjalannya waktu. Pikiran yang sempit ini berubah perlahan menjadi lapang. Dan lama-kelamaan pandangan negatif ini pun berubah menjadi positif. Butuh waktu tiga tahun untuk mengubah pola pikir seorang anak remaja. Usia yang bertambah membuat saya memahani segala sesuatu yang ada dalam kehidupan saya. Asuransi salah satunya. Perubahan drastis ini terjadi semenjak saya duduk di bangku kelas X. Di kelas satu SMA itulah saya mempelajari pentingnya asuransi dalam kehidupan manusia.
Lambat laun ketertarikan saya kepada asuransi semakin tinggi. Ingin rasanya punya asuransi pendidikan untuk masa depan. Dengan sedikit ketakutan yang dikalahkan oleh rasa ketertarikan yang luar biasa saya bertanya pada kedua orang tua saya perihal asuransi. Ternyata orang tua saya sudah terdaftar sebagai salah satu masyarakat yang memanfaatkan adanya asuransi. Orang tua saya setiap bulannya membayar asuransi untuk pendidikan masa depan saya dan kembaran saya. wah… ternyata itulah alasan kedua orang tua saya menolak jasa-jasa asuransi lain yang waktu itu menembus pagar rumah saya.

Saya tahu sekarang apa keuntungan terlibat dengan perusahaan asuransi. Khususnya asuransi pendidikan. Setelah saya lulus dari SD, orang tua saya mendapatkan sejumlah uang dari asuransi untuk melanjutkan pendidikan saya dan kembaran saya. Jadi, sedikit demi sedikit uang yang orang tua saya bayarkan ke pihak asuransi pendidikan akan bertambah banyak. Dan uang itu untuk meringankan beban biaya pendidikan saya dan kembaran bagi orang tua saya. Karena saya sadari, tidak selamanya manusia memiliki harta yang melimpah. Untuk itu kita harus pandai-pandai menginvestasikan uang kita untuk kehidupan masa mendatang. Dan kita juga harus bisa memperhitungkan untuk menginvestasikan harta kita saat ini untuk mengantisipasi resiko kehilangan harta benda yang kita miliki. Nah… ternyata itulah manfaat adanya perusahaan asuransi. Kini saya sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang berpikiran lapang. Dan yang terpenting pandangan saya terhadap asuransi sudah tidak negatif lagi. :)

Jumat, 11 September 2009

bagian dari keindahan

manusia terlalu asyik melihat dan mengagumi keindahan fisik sesamanya sehingga melupakan norma2 yang berlaku. ketika seorang mengagumi lawan jenisnya.. maka ia akan melemparkan jaring2 untuk menggapai sekadar lirikan sang rupawan. sesekali mereka tebarkan indahnya pesona yang dimiliki. tp mereka hampir lupa bahwa bukan hanya fisik tujuan seorang melihat keindahan dari orang lain. perlu diketahui... cinta sejati adalah mencintai sesuatu yg tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
kini arti cinta sudah terkontaminasi dengan pandangan matrealistis yang ada. bukan hanya itu, rasa cinta sendiri sudah terkontaminasi oleh nafsu sesaat nafsu yang hendak hilang jika semua telah terpuaskan.
kadang..untuk menunjukkan rasa cinta itu tidak jarang seseorang jatuh ke lembah terdalam dan terpuruk dalam kehidupan. hingga mungkin mereka yakini kesempatan untuk bertaubat tidak akan pernah tersedia lagi. kehidupan itu kian meragukan saat ini. mencari keindahan sejati, bak mencari jarum di tumpukan jerami. keindahan palsu mudah didapat di berbagai sudut kehidupan yang di temui setiap saat. tapi keindahan sejujurnya hanya Allah yang bisa menunjukkan.
yakinilah..untuk dapat melihat keindahan itu... kita harus tergabung menjadi keindahan yang dimaksud..dengan begitu..semua akan terasa mudah
ingatlah..sesuatu yang indah, akan dipasangkan dengan keindahan lainnya
maka berusalah menjadi yang terindah, keindahan sejati, keindahan yang sejujurnya. bukan keindahan palsu untuk mengumbar lirikan lawan jenis yang menawan.