Sabtu, 04 September 2010

cover (=) inside

istilah "don't judge a book from the cover" memang sangat sesuai. siang itu, ketika hendak melangkahkan kaki menuju mushola di lantai 3, pandang tertuju pada ruang kecil di tengah deretan ruang2 yang ada.
bukan lagi karena sosok yang biasa kulihat berseri. bukan lagi.
kali ini aku tertegun dahsyat. ketika seorang akhwat menceritakan dialognya dengan ikhwan tadi;

ikh : kayanya kalo semua akhwat pake rok rapi ya
akh : kayanya ia
ikh : itu tugasmu, ukhtii :D
akh : ga bisa gitu dong, akh. semua itu asalnya dari kesadaran tiap akhwat. semua juga butuh proses ga bisa langsung.
ikh : ia. tapi pengen aja liat akhwat semuanya pada kaya gitu.
akh : pelan2, akhi. :)

aku kaget mendengar dialog. seseorang mengatakan padaku "ada perbedaan antara persepsi ikhwan dan akhwat." yah.. begitulah adanya. ketika ikhwan itu meminta semua akhwat seperti akhwat yang ada dalam pikirannya. itulah hal yang paling membuat hatiku bergejolak. ada kesan mendalam bahwa semua akhwat haruslah berpenampilan seperti itu. jika tidak, akhwat tersebut tidaklah menuruti perintah-Nya

aku setuju. andai semua akhwat bisa berpenampilan rapi. menutup aurat seutuhnya. tapi yang perlu diingat adalah... setiap orang tidak dinilai hanya dari apa yang ia kenakan.
teringat ketika masih SD. guru ngajiku pernah bercerita tentang seorng akhwat yang menutup tubunya dengan jubah luar biasa panjangnya. "subhanallah..." ucap guru ngajiku. tapi tidak lama, akhwat itu memasuki sebuah rumah makan, tebak apa yang terjadi? akhwat tersebut melepas gamisnya. dan ternyata... dibalik gamis itu, banyak baju berpotongan pendek yang melayang di tubuhnya. subhanallah berubah menjadi astaghfirullah. akhwat itu mempertontonkan auratnya didepan orang banyak.

so... aku setuju bahkan sangat setuju dengan kalimat "don't judge a book from the cover, because... when the cover is good, it doesn't mean the inside is good :)"

Tidak ada komentar: