Sabtu, 22 September 2012

Bad memory

22 September 2012
11.00 PM

Aku percaya sekali ada hikmah di setiap kejadian. salah satunya ini. oh iya. tunggu dulu. sebelumnya aku mau bilang makasih udah nemenin di perjalanan pulang. 
Hari ini aku ke kampus. Karena motor mau dipake, aku mengalah. Epang mengantarku ke kosan Hesti dulu. Mau kasih data. Barulah dari Hesti selesai menunaikan kewajiban, aku pergi ke kampus, berdebar menyongsong pengumuman jadwal sidang yang sudah bertengger di kaca ruang sekretariat. Gelap ruangan tidak memburamkan mata untuk melihat kertas yang bergantungan. Sayang sekali sang tentara penjaga depan ruang sekretariat (pintu kaca) terkunci rapi. 
"Dikunci neng. Kuncinya di satpam."
"Makasih, A."
Dibalut teriknya matahari menyipitkan mata, aku berjalan dengan penuh semangat ke pos satpam. Sedikit berbincang lalu menyatakan tujuan aku datang menghampiri bapak berseragam biru tua. Sepertinya bapak satpam enggan membuka pintu kaca untukku. Aku terus berdoa dalam hati. Akhirnya, Beliau bersedia. "Terima kasih, Pak." Singkat cerita, aku sudah tahu kapan waktu pasti sidang akan kugapai. 

Selesai semua urusan, aku langsung menuju depan ATM kampus. Ada janji sama sahabat semua. Katanya pukul 12.30 WIB, tapi tidak ada satu orang pun di sana. Eh iya. Ada. Saat aku berjalanan ke depan ATM, dikejauhan ada dia. Pake jaket ijo lumut. Sedikit mengobrol. Eh tidak. Obrolan yang tumbuh banyak. Jam 13.00 WIB sudah. Tidak ada satupun. Hanya aku dan dia. Aku kirim sms sama sahabat. Tahunya dia di ruang ATM, aku dan dia segera ke ruang ATM. Ramai ternyata. Aih. Kenapa gue nggak dikasih tauuu!! Bete. 
Singkat cerita, kami semua berangkat ke TSM. Makan siang bareng, Sholat bareng, dan foto-foto. 

Selesai juga,
Aku pulang dengan angkot. Dia pun pulang tanpa ada motor yang mau ditebengi. Sebenarnya bukan tidak mau. Tapi karena motornya kurang. Akhirnya, Dia menemaniku di angkot. Nah... di saat inilah bad memory came. 
aku menegang. Rasa khawatir dan takut menyerbu. Jantung berdegap kencang saat aku naik angkot lalu Dia mengikuti di belakang. 
Terakhir kali aku naik angkot, sepulang dari Masjid Cipaganti. mengikuti pengajian di sabtu sore. karena macet yang pasti mendera, aku malas bawa motor. Alhasil, pulang pergi naik angkot. Waktu pulang, aku naik angkot biasa. Angkot dalam keadaan penuh. Tenang hati. tapi di jalan Riau, beberapa orang turun. Hingga akhirnya tersisa aku dan sopir. 
di sekitar jalan apa aku lupa, seorang cowok masuk. Aku mulai takut. Lama sekali dia menatapku dalam. Aku merasa diperhatikan. salah tingkah.
Akhirnya sampai juga di tujuan. Si cowok yang tadi menemani perjalananku ikut turun. mengikutiku menuju tempat ojeg. aku terus berdzikir dalam hati. mengingat Allah sepenuh hati. memohon pertolongan-Nya. tiba-tiba. cowok itu menepuk pundakku. dengan tatapan yang sama saat di dalam angkot, yang sudah cukup lama mengikuti langkah kakiku, dia bertanya, "Mba tau tempat ojeg ga ya?" 
Aku kaget bukan main. padahal di samping kiri. yap. tepat di samping kiri, banyak orang duduk di atas motornya, mengenakan helm berwarna seragam, dan tertulis di dinding OJEG. "Tapi kenapa tanya saya?" Takutku dalam hati. 
Aku menjawab, "ini." Sambil menunjuk ojeg tujuanku. 
Aku takut bukan main. 
Diikuti orang yang tidak dikenal
yang memperhatikanku lama
dengan tatapan.... yang tidak bisa tergambarkan.

but anyway, makasih banget udah nemenin di angkot malam ini. jadi aku nggak perlu takut...

Tidak ada komentar: