Minggu, 07 Oktober 2012

Melihat wajahmu pucat pasi seperti itu rasanya perih sekali. Tepat di hati. Hendaklah kubangkit seketika, berpamitan. Karena takut perihnya terpancar lewat bola mataku. Karena seseorang pernah berkata, bahwa mataku tidak pernah bisa berbohong apalagi sekadar berpura-pura. Jadi memang sepertinya pilihan meninggalkanmu, lebih tepat. Aku juga tidak bisa merawatmu lebih lama. Untuk segera mengikuti perkembangan kondisimu.
Tolong, jangan sakit. Aku memohon. I'm begging you. 
Setelahnya aku menyusuri jalan di pinggiran kota Bandung tersebut. Rasa kantuk mulai terasa berat. Dan... Yang kutahu, motor terguling seketika. Lumayan. Kaki kiriku tertimpahnya. Tak masalah. Dibanding lihatmu yang tengah menyegarkan diri akibat sakit, Tertimpah motor, tak masalah bagiku, tidak ada apa-apanya. Hal positifnya, aku jadi tidak mengantuk lagi. 
Perjalanan terasa sangat panjang. 
Aku minta maaf.

Tidak ada komentar: