Kamis, 21 Oktober 2010

MID (1)

Gio : Yaudah… aku nggak perlu masuk kuliah pagi ini. nanti aja diganti minggu depan. Kan kamu nggak ada yang anter… jadi aku anter kamu aja.

Laras : lah? Anter aku ninggalin kuliah? Nggak! Aku nggak jadi minta anter. Aku nggak mau kamu menomorduakan kuliah.

Gio : aku uda izin sama temen kok. Lagian temen aku juga ada yang nggak masuk

Laras : Nggak usah. Aku nggak suka kalau kamu ngorbanin nggak kuliah buat aku. aku pergi sendiri aja naik motor. Jadi dari kampus, aku langsung ke RS.

Gio : yaudah deh kalo itu mau kamu. Tapi kalau kamu berubah pikiran… kamu sms aku aja ya.

Selesailah percakapan Gio dan Laras lewat sms. Paginya… Laras bersiap untuk pergi ke kampus. Dan membawa seberkas hasil tes lab kemaren. Rintik hujan menambah dinginnya pagi itu. Ia berharap sekali ada seseorang yang bisa menjemputnya. Tapi itu hanya harapan. Eits! harapan yang berubah jadi nyata.

Tiba-tiba Gio berubah pikiran. Karena disepanjang jalan Kiara Condong terjadi kemacetan akibat hujan, Gio memutuskan untuk tidak kuliah. Akhirnya Gio datang menjemput dan mengantar Laras ke kampus. Hari itu hari Sabtu. Laras ada kuliah pengganti.

Hati Laras bahagia sekali. Gio selalu ada ketika laras membutuhkan seseorang. Gio juga selalu siap berkorban. Dan Gio benar. Dia membuktikan kata-katanya dulu “Kalau aku menyayangi seorang wanita, aku tidak akan membiarkan wanita itu kesulitan. Aku akan datang menghalau kesulitan itu.”

Satu jam berlalu… kuliah Laras selesai. Gio menjemput Laras tepat pada waktunya. Ketika Laras keluar dari gedung, mobil Gio sudah terparkir di parkiran mobil. Tapi Laras menunda kepulangannya. Karena Ia harus menghadiri rapat Badan Eksekutif Mahasiswa. Sang mentri tidak datang. jadi ia harus datang. dan menyampaikan permohonan izinnya.

setelah selesai rapat, Laras dan Gio pergi ke salah satu rumah sakit besar di Bandung untuk memeriksakan kondisi kesehatan Laras yang memburuk. Laras harus menemui dokter kandungan. Bukan karena ia hamil.

Setibanya di rumah sakit, Laras sedikit kecewa. Karena dokter yang sudah direkomendasikan pihak laboratorium membatalkan semua janji dengan pasiennya secara mendadak. Alhasil, Laras harus daftar ke dokter yang lain. Dokter Brian, namanya.

Setelah mendaftarkan diri. Laras pergi ke ruangan spesialis obgyn. Gio menemani. Di ruangan itu banyak sekali ibu-ibu yang tengah hamil, ada yang menggendong anak, ada yang sendirian, dan ada yang ditemani suaminya. Laras merasa kikuk sekali. Baru kali ini pergi ke dokter kandungan ditemani seorang pria.

Belum sampai 30 menit, Gio ingin keluar ruangan. “Keluar yuk, ras!” katanya.

“merasa nggak nyaman ya?” tanya Laras

Gio hanya tersenyum. Laras mengikuti Gio keluar ruangan sambil menunggu namanya dipanggil perawat tepat di pintu ruang dokter.

Sudah lebih dari dua jam mereka di rumah sakit. akhirnya… nama Laras dipanggil. Dengan jantung sedikit berguncang, Laras menahan diri. Walau kata dokter kiste itu tidak terlalu berbahaya, tapi jangan disepelekan juga. Karena kiste itu bisa saja berubah menjadi tumor atau kanker yang mematikan. “Harus dijaga ya, Bu. Jangan sampai lelah atau stress.” Saran dokter. Laras hanya terdiam. “tapi kalau ibu ingin benar-benar tenang. Sebaiknya ibu ikut fisioterapi. Tapi kalau ibu tidak mau. Nanti setelah enam bulan, datang lagi ya!” Laras keluar pintu ruang dokter dengan bimbang. “it’s gonna be okay without physiotherapy.” pikirnya. Dengan senyum sumringah, Laras menghampiri Gio yang duduk di kursi antri kasir.

“Gimana kata dokter?” tanya Gio

“nggak apa-apa. Kamu lapar nggak? Setelah bayar… kita makan diluar aja ya!”

Gio mengangguk. Mereka makan siang di salah satu tempat makan di jalan RE Martadinata. Seharian ini, Gio menemani Laras. Laras pun merasa senang. “Ya Allah… ada ya seorang laki-laki yang mau berkorban untukku seperti Gio.” Lirihnya dalam hati.

Setelah makan, Gio mengantar Laras pulang. Laras sangat kelelahan. Dan waktunya untuk istirahat. Malam sebelum tidur. Ia menerima sms dari Gio.

Gio : Laras… ada yang ingin aku tanyakan. Boleh?

Laras : boleh. Dengan senang hati ^^

Gio : boleh nggak aku tetep sayang kamu kalopun kita nggak pacaran lagi?

Laras : boleh dong. Setiap muslim kan memang harus menyayangi satu sama lain.

Gio : Oke. Makasih. Aku mau solat terus tidur ya.

Laras memikirkan sms itu sampai merasa lelah. Dan ia pun tertidur.

Tidak ada komentar: