Sabtu, 18 Juni 2011

One Of The Biggest Present

till last night, hati masih saja terus bersiteru. menyayangkan amanah yang diembankan kepadaku. Aku hanya ingin belajar yang baru. Bukan sekretaris lagi dan lagi.

tapi tahukah sesuatu?

aku sadar satu hal... dan kesadaran itu setelah sahabatku mendekat dan mengatakan, “Van... aku...” dari wajahnya... memperlihatkan bahwa ia belum siap mendapat amanah sebagai Sekretaris Umum.

satu kalimat terlontar dari mulutku begitu saja, “Anggaplah itu hadiah dari Allah sebagai hasil proses belajar kita selama ini, Tik!” (Ups! jadi nyebut merek)

kalimat yang kulontarkan dengan sendirinya, menyadarkan kekerasan ego yang terus menyelimuti hati. keengganan diri mendapat amanah yang diembankan dengan keyakinan bahwa aku berhak mendapat pelajaran baru. bukan hanya sebagai sekretaris.

ANGGAPLAH SEBUAH HADIAH YANG ALLAH SWT BERIKAN SEBAGAI HASIL PROSES BELAJAR KITA SELAMA INI.

siapapun yang memberikan aku sebuah hadiah, aku akan menjaganya dengan baik. bahkan ketika seorang pria memberiku sebuah gelang magnet hitam kurang lebih 8 tahun lalu, masih kusimpan dengan baik. kenapa ketika hadiah itu datangnya dari Allah aku malah menolaknya?

istighfar selalu kulantunkan. aku benar-benar merasa sombong pada apa yang telah kulakukan dulu. hingga kupikir aku berhak mendapatkan kesempatan belajar yang berbeda dari sebelumnya. bodoh! padahal dulu pun mungkin aku belum dapat apa-apa. dan sekarang aku akan kembali lagi dari nol. belajar dengan baik. berharap akan ada banyak hal yang dapat kupetik.

sekarang, hadiah ini akan kujaga dengan baik. kurapikan ia setiap waktu. melapisinya dengan emas kesungguhan dan tanggung jawab sebagai bungkus terakhirnya. ini bukan hanya untuk urusan dunia saja... tetapi kelak akan kusampaikan pertanggung jawabanku di hadapan Sang Pemberi hadiah.

Terima kasih Ya Allah...

Engkau telah memberikan hadiah terbesar ini melalui tangan mereka. melalui pikiran mereka. terima kasih

Tidak ada komentar: