Senin, 20 Juni 2011

penuh makna

“seperti sebatang pohon yang ditancapkan paku. ketika paku itu dilepas, maka bekasnya akan terus ada.”

“seperti sebuah tembok yang dipasang paku. ketika paku itu dicabut, bekasnya akan selalu ada.”

dua kalimat bermakna sama. ketika sebuah hati terkhianati, akan sangat sulit untuk menghilangkannya. seakan terus membekas. menjangkit... mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir korbannya.

“Lubang paku itu akan hilang kalau ditambal.”

ketika mengatakan sulit untuk dihilangkan, bukan berarti itu tidak mungkin hilang.

tembok pun masih bisa ditambal dengan olahan semen yang mungkin jauh lebih kuat dan berkualitas sangat baik. ketika penambalan itu selesai, tentulah masih ada bekas. karena semen yang baru tidak akan sama dengan tembok yang sudah usang termakan waktu. tapi tak apa... itu upaya untuk menjadi lebih baik. tahap selanjutnya setelah menambalnya... catlah tembok secara keseluruhan (tembok yang sudah ditambal is included). dengan begitu, hilanglah bekasnya secara kasat mata.

intinya adalah... segala upaya dapat dilakukan membuka lembaran baru. membuka kehidupan baru yang jauh lebih baik. karena...

ketika sakit menerpa, ketika luka terhempas menghadapmu, ketika pilu lirih menghantammu, ketika air mata tak hentinya meraja, ketika virus kesedihan menjangkit

yakinlah... Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersama. yakinlah akan ada sehat setelah sakit, akan ada suka setelah luka, akan ada riang setelah pilu, akan ada senyum setelah air mata, dan akan ada kebahagiaan setelah kesedihan

yakinlah... Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah tidur, tidak pernah tuli, tidak pernah buta.

“aku akan menambal lubang itu.”

teriakkan dengan kencang! dengan begitu seluruh tubuhmu akan merespon dengan baik. maafkan lalu lupakan paku yang dicabut. lupakan lalu perbaiki lubang itu.

Tidak ada komentar: