Jumat, 11 Mei 2012


Inginnya aku… 
semua berakhir. 
Tanpa ada kebencian dan luka lagi. 
kenangan masa lalu kuanggap bagai serpihan debu yang berkibar mencederai mata jernih. 
Luka yang kau toreh sudah lama kujahit. 
Tapi tetap saja. setiap kali melihat dan mendengar namamu, rasanya hati sangat terluka
apa jangan-jangan aku menggunakan jarum yang salah untuk menjahit hati yang telah kau robek?
Sekarang...
aku memilih diam. 
Tidak akan berkata banyak lagi. 
sikapku pun akan lebih terbatas di hadapanmu. 
Tindakanmu menyakiti. 
Sangat menyakiti hati. 
Kau memperlakukan kami seperti domba yang layak diadu. 
Menyedihkannya hidupmu… 
penuh dengan siasat untuk memisahkan darah yang mengalir di antara kami berdua. 
Tahukan kau? 
Bahwa aliran darah ini sangat kuat dan deras. 
Hingga tak dapat kau hentikan walau jutaan pasukan dikerahkan untuk menghunus panah benci di hati tiap-tiap dari kami.

1 komentar:

Filolet mengatakan...

wew. ada apa, ni?