Sabtu, 03 Januari 2009

KARENA KM 10

Ada apa di km 10?
Kayanya itu na aja deh yang cerita…
Tapi ada sebabnya, yg nimpa ke ni juga di km 10.
Jadi gini…
“Ok?? Besok kita berangkat ke pantai lagi!! Tos?” satu kalimat yang keluar dari mulut gilang –temen nil oh.
EMANG DASAR –wali- orang Indonesia. Sudah banyak yang punya jam karet. Karena jam karet dijual secara bebas dikalangan masyarakat. Bukan itu yang mau dibahas. Tapi, janjinya gilang jemput aku jam 8 pagi, eh tapi dia malah datang dan membunyikan klakson mobil pada jam 9 pagi. Kesal hatiku. Dengan menggunakan sandal jet, aku berlari secepat mungkin menghampiri tangan mama dan bapak untuk bilang “See you letter, mom and dad…”
Segera aku masuk mobil. Mengalih lahan tempat duduk disamping pak kusir (maksudnya supir). Ngiiiikkkk!!! Mesin mobil dinyalakan. Kami meluncur ke jl. Multatuli. Tempat rijal bernaung. Naiklah sang supir itu. Rijal mulai menyalakan mesin mobil, dan memulai profesi barunya –sebagai supir. Hehehhe
Perjalanan dimulai sangat lancar. Tidak ada kemacetan di kota Rangkasbitung, kota kelahiranku. Kami menuju Cilegon untuk menjemput teteh ‘nittt’ (namanya tidak bisa disebutkan dikarenakan ini merupakan privasi orang tsb).
Dari Cilegon ke Carita? Itu sih muter… tapi demi gilang –sahabatku- aku ikhlas saja. Kenapa ke Carita padahal anyer kelewatan? Itu karena km 10. Harus bertemu dengan km 10. Sulit menceritakan ada apa di km 10. Tapi karena km 10, aku jadi berani mencoba banana boat. Yang awalnya, dulu-dulu kalau ke pantai aku selalu takut naik itu. Dan karena km 10, ada waktu buat rijal menanyakan hal penting padaku. Serta karena km 10, aku mengetahui… kalau aku sayang dia…
Aku sayang dia…

Tidak ada komentar: