Rabu, 27 Mei 2009

1000/jirigen

Bibi: “neng, jangan lupa beli air ya. Embernya uda bibi cuci.” Ingat bibi sebelum pulang.
Sambil nunggu tukang air lewat, aku mulai nongkrong di depan leptop.
Nggak berapa lama… “cai!! Cai!!” teriak tukang air yang lewat depan rumahku.
Segera kupanggil. “kang!! Cai!” teriakku. Tukang air itu langsung mendorong gerobag yang terdapat banyak jirigen berisi penuh air di dalamnya. “beli dua.” Lanjutku
Mang tukang air itu langsung mengangkat dua jirigen berisi air penuh ke dalam rumahku. Dituangnya air itu ke ember besar punyaku.
Aku langsung kebingungan mencari uang receh untuk membayar air itu. Kukeluarkan lima ratus kencringan berjumlah 10. “paling harganya nggak lebih dari 5000.” Pikirku dalam hati.
Kuhampiri tukang air itu, “berapa, kang?” tanyaku
“2000 aja, neng.” Jawabnya
Aku kaget sekali.
Kenapa Cuma 2000?? Bukankah mendorong gerobak yang banyak jirigen air penuh itu berat? Bukankah membawa dua jirigen masuk ke dalam rumah juga berat? Bukankah mang itu sudah berkeliling dari tadi pagi? Tapi kenapa Cuma 1000 setiap jirigennya?
Yah… akhirnya aku menyadari… bahwa KEHIDUPAN ITU PENUH KERJA KERAS

Tidak ada komentar: