Rabu, 06 Mei 2009

SURAT UNTUK BAPAK KETUA KPK

Bapak Antasari Azhar…

Kumis yang biasa kulihat dilayar TV tengah mengomentari kasus korupsi yang ditangani, sekarang sering sekali tampil di layar TV, tapi kali ini, bukan untuk mengomentari kasus korupsi yang ditangani, bukan untuk memberikan penghargaan kepada group band SLANK, bukan juga ada acara ramah tamah antara KPK dan presiden. Kali ini, kau menjadi seorang tersangka pembunuhan seorang TERNAMA DI INDONESIA.

Bapak Antasari Azhar…

semula kutahu kau adalah ketua KPK yang memberantas koruptor nista di negeriku yang sangat tercinta, kukagumi kau meski hanya lewat layar transparan dalam rumah. Wajahmu yang tegas dan berwibawa mengesankan bahwa kau adalah pemberantas koruptor sejati yang dikirim Tuhan untuk membersihkan Indonesia. Untuk mengembalikan nama baik bangsa yang tercemar dengan julukan masuk 5 besar Negara terkorup di dunia.

Bapak Antasari Azhar…

Jujur, kukagumi engkau melebihi kekagumanku pada David Beckham. Tapi maaf, kekagumanku padamu tidak melebihi kekagumanku pada kedua orang tuaku. Rasanya seperti disambar ratusan petir di Bogor kemaren ketika mendapat kabar dari merpati media massa bahwa kau adalah salah satu otak dari pembunuhan sadis. Aku benar2 kalut. Tidak percaya rasanya. Air mukamu menandakan bahwa kau adalah pahlawan modern yang harum namanya.

Bapak Antasari Azhar…

Apapun yang dikatakan Kapolda dalam jumpa pers… aku masih belum bisa menelan itu bulat2. Aku masih belum bisa percaya. Kemesraanmu dengan sang istri membuatku yakin, kau bukanlah otak pembunuhan yang menimpa Alm. Nassrudin.
Aku yakin… kau tidak bersalah. Kalaupun ternyata semua mengatakan kau bersalah, meski aku benci seorang pembunuh, tapi itu tidak akan mengurangi kekagumanku padamu. Kekagumana pada seorang ketua KPK yang dengan mulai masa jabatanmulah, KPK mulai menunjukkan taringnya.

Tapi ketahuilah… meski kekagumanku tetap pada takarannya, aku tidak bisa menoleransi tindakanmu itu. Yah… saat ini, aku dilemma… harus percaya pada hati kecilku yang yakin kau tidak terlibat pembunuhan itu, atau pada Kapolda yang menyatakan kau terlibat, menjadi otak dari perencanaan pembunuhan itu.
Bapak Antasari Azhar…

Setiap hari, TV selalu menyala sepulangku dari sekolah. Bukan menonton film kartun, sinetron atau menonton DVD yang baru kubeli. Tapi untuk mengikuti terus berita tentangmu. Dari mulai kau ditunjuk menjadi saksi, diperiksa bahkan ditahan. Aku selalu menyimaknya setiap detik. Mungkin aku sampai hapal yang pengacara ucapkan di layar itu.

Bapak Antasari Azhar…

Aku Cuma bisa bantu doa ya… semoga hukum tegak dengan seadil-adilnya, dan semoga hukum Tuhan pun berlaku disini.
Walaupun hasilnya masih sangat misterius, karena manusia tidak tahu masa depan, tapi aku yakin… Tuhan sudah menyiapkan hadiah yang luar biasa jika memang kau adalah orang yang luar biasa…

Tidak ada komentar: