Jumat, 12 Februari 2010

HANYA TAKUT PADA 2 HAL

Aku tidak pernah takut miskin

Karena aku pernah mengalami dan melewatinya. Saat aku harus mengencangkan ikat pinggang, memutar otak mencari cara untuk mendapatkan uang lebih, menelan ludah karena tidak bisa makan makanan kesukaanku, menahan tangis karena harus berobat, tetap tegar dan pasrah ketika ayah bilang uang untuk biaya sekolah belum cukup. Tapi semua terlewati. Allah tunjukan jalan-Nya. Aku tidak takut miskin karena Allah masih ada di hatiku.

Aku tidak takut mati

Karena kematian adalah kepastian. Kepastian yang masih menjadi rahasia. Meskipun aku belum pernah melewatinya karena memang tidak akan bisa terlewati. Aku tidak takut mati. Aku tidak takut menghadapi sesuatu yang pasti. Justru karena akan berhadapan dengan yang pasti. Aku harus mempersiapkan segalanya.

Aku tidak takut single

Jodoh itu di tangan Allah. Aku tidak takut single. Karena aku yakin Allah menciptakan umat dengan berpasang-pasangan. Buktinya… Hawa diciptakan untuk Adam. Itu artinya… aku diciptakan untuk seesorang. Hanya saja, waktu yang masih menjadi misterinya.

Aku tidak takut sakit hati

Aku tidak pernah takut sakit hati. Karena aku yakin Allah menciptakan obat untuk segala penyakit. Hanya kadang, ilmu dan iman kita masih sulit menggapai itu. Jika aku sakit hati, aku yakin, Allah menyediakan obat hati bagiku. Hati hanya dapat diganti dengan hati.

Aku tidak takut kehilangan

Kehilangan adalah hukum alam. Kalau hari ini aku mendapatkan sesuatu. Pasti akan ada yang pergi dan menghilang. Ditukar. Seperti halnya kehidupan. Ada yang lahir dan ada yang meninggal setiap waktunya. Ada yang mulai bernapas dan ada yang berhenti bernapas. Ada sorak sorai kegembiraan dan ada sedu sedan tangis pilu. Itu sudah hukum alam.

Aku tidak takut jatuh

Dulu kecil, ketika belajar sepeda… beberapa kali aku terjatuh. Menciptakan ukiran batik sempurna pada tubuhku. Tapi setelah pandai bersepeda, aku merasa puas dan bahagia. Aku bisa melakukan apapun dengan usahaku sendiri. Ketika aku jatuh. Aku akan bangun. Tapi bagaimana jika aku bangun terus? Mungkin aku tidak tahu rasanya jatuh. Dan aku tidak akan pernah belajar pada apapun. Pada hal yang membuat aku jatuh. Jika aku tidak pernah jatuh, aku tidak akan pernah termotivasi. Jika aku tidak pernah jatuh, aku tidak akan pernah punya semangat untuk membuat hidupku menjadi lebih baik. Jatuh itu pelajaran. Jatuh itu ujian. Jatuh itu batu loncatan untuk menjadi manusia yang berusaha sempurna. Meski akan tetap jauh dari kata sempurna.

Yang aku takuti dalam hidup ini bukanlah laba-laba, cicak, ataupun kodok. Ada hal lain yang sangat aku takuti. Tidak nyata dengan mata. Tapi nyata dalam hatiku. Nyata dengan kekuasaan-Nya. Yang aku takuti adalah… ketika aku menjauh dari Allah. Dengan begitu Allah akan meninggalkanku juga dan ketika aku tidak pernah mendapatkan ujian dari Allah. Aku takut.

3 komentar:

Dea Rahmayanti mengatakan...

this is why i adore you 'ni. lo religius banget seh! gue iri deh

Vani Triani Sudarto mengatakan...

hahha
gw teh jadi gini gara2 bergaul sama lo..ckckck..salah deng.gw tuh kaya gini karena sekolah di smuth..kalo ga sekolah disitu. mana bisa gw kaya gini

Dea Rahmayanti mengatakan...

HAHAHA gue jg kayak gini gara2 sekolah di smuth ni :D:D:D