Rabu, 10 Februari 2010

PENASARAN TELAH PERGI

Hari ini... salah satu stasiun televisi menyiarkan tentang betapa nikmatnya masakan-masakan Makassar. COTO. Satu nama makanan yang sedang disantap sang reporter. Oke! Waktunya makan siang. Dan perutku sudah memainkan musik rock. Mungkin sudah minta perhatian. Ingin rasanya aku terbang ke Makassar hanya untuk mencicipi sesendok coto itu. Belum lagi ada Mr. ONLINE yang cerita betapa nikmatnya coto Makassar.

Oh my God! Mungkin kalau aku tidak jaim didepannya, aku sudah meneteskan literan air liur. karena besarnya keinginanku untuk mencicipi coto itu. Akhirnya... Mr. ONLINE itu mengajakku untuk pergi ke tempat coto berada.

"Dimana?" tanyaku

"Di martadinata." jawabnya.

Namun di jalan. Gerimis tak diundang datang berkelompok menghampiri tubuh mungil kami berdua yang tengah tenggelam dalam obrolan di atas kendaraan roda dua. Dalam sekejap, gerimis itu berubah menjadi hujan yang cukup deras. Hingga kami berhenti dan mengeluarkan jaket untukku. Makasih buat jaketnya, ganteng... terselamatkanlah aku dari kemungkinan baju yang basah.

akhirnya kami sampai di tempat coto. Ia pesankan satu coto ati daging paru dan satu lagi coto daging untukku. Ia mengajarkan cara makan coto.

“Makannya pake ketupat.” Katanya.

“Terus gimana makannya?” tanyaku.

“Nanti!” perintahnya karena ia sedang mengirim sms pada temannya.

Tidak lama. Ia menunjukkan cara makan ketupat dengan coto. Tahu tidak? Ternyata itu tidak mudah. Makan ketupat langsung di cangkang ketupatnya. sumpah! Aku mengalami kesulitan yang luar biasa. “Nih ketupat keras banget!” gerutuku dalam hati. Aku takut. Takut sekali kalau ketupat itu akan loncat ke meja lain. Huft. Untung… ia meminta piring pada pelayan untuk meringankan bebanku. Ternyata ia pandai juga membaca bahasa tubuh seseorang. Senangnya. Makanpun selesai. Kepuasanku mencuat ke permukaan. Aku puas bisa mencicipi coto yang sudah sekian lama membuatku penasaran. Ini berkatnya… dan Dia. Terimakasih… :D

2 komentar: