Rabu, 19 Januari 2011

the greatest father








Setiap manusia akan mendapatkan pasangan yang menjadi cerminannya. Mama yang luar biasa tentu memiliki suami yang luar biasa juga.

Bapak. Adalah ayah yang paling luar biasa di dunia.

Bapak mengajarkanku agama. Mengajarkan islam padaku. Mengenalkan Al-Quran padaku. Bapaklah yang menjadi ustadzku dalam membaca Al-Quran. Bapak juga menjadi imam ketika solat maghrib. Ketika semua anak berkumpul. Dan siap mulai belajar membaca Al-Quran.

Bapak selalu mengambil raporku waktu SD. Tidak perduli ada kerjaan lain di kantor, buat bapak, ngambil rapor aku itu wajib. Karena senang hati bapak melihat nilaiku yang tidak pernah mengecewakan. Tanpa bermaksud sombong. Tapi memang begitulah bapak. Selalu ingin tahu perkembangan anak-anaknya. Setelah mengambil rapor. Bapak mulai menyiapkan uang untuk membelikan hadiah prestasi. Setiap kali aku mendapat prestasi gemilang, bapak selalu bertanya, “mau hadiah apa?” dengan begitu bapak mengajarkan bahwa segala sesuatu harus diperoleh dengan kerja keras. Tanpa kerja keras aku tidak akan mendapatkan apa-apa.

Menginjak SMP, bapaklah yang mendaftarkan sekolahku. Bukan aku yang mau. Tapi sekali lagi. itu keinginan bapak untuk terlibat dalam dunia pendidikan anaknya. Bapak selalu bilang, akan bapak lakukan apa saja demi membiayai pendidikan kami, anak-anaknya. Bapak begitu gigih bekerja. Begitu gigih berusaha memasuki dunia pendidikan kami.

Bapak mengajarkan keseriusan, takdir, dan kemauan. Tanpa ada keseriusan dan kemauan, takdir tidak akan berubah. bapak senang sekali menceritakan masa petualangan kecil bapak. Dengan penuh keyakinan bapak menceritakan segalanya disertai kepercayaan bahwa kami anak-anaknya tidak akan pernah mengikuti kenakalan kecil bapak.

Bapak mengajarkan kebebasan dan pertanggung jawaban. Bapak mengajarkan kebijaksanaan. Menginjak SMA, ketika semua teman mencaci karena laptopku yang hilang karena kecerobohan temanku, bapak datang dengan bijak. Memecahkan semua masalah itu. semua teman mencaci dan mencemooh aku dan vina. Bapaklah yang menjadi pelindung. Bapak yang maju menangani. Karena kuakui, aku tak sanggup saat itu.

Ketika bapak sedang tidak punya banyak uang, aku masuk RS, bapak tetap mendaftarkanku ke kamar VIP. Tidak perduli berapa nanti yang akan dibayar untuk kamar saja. itu karena bapak ingin aku segera sehat dan bisa beristirahat di RS dengan nyaman. Sampai guruku berkomentar, “ini mah bukan RS ni! Tapi ini mah pindah rumah aja!” komentar yang lucu.

Sekarang sejak kuliah, bapak selalu bertanya tentang perkembangan kuliah, nilai, dan organisasiku. Bapak selalu bilang “I am proud of you, dear.” Mendengar kalimat itu, aku selalu berkaca-kaca. Terharu.

Banyak hal luar biasa yang tidak bisa kujabarkan dalam tulisan. Hal luar biasa yang datang dari kedua orang tua yang luar biasa juga. Hal luar biasa dari orang yang kucinta. Dan hal luar biasa dari orang tua yang Allah titipkan padaku J

Terima kasih bapak

Terima kasih Allah karena telah mengirimkan kedua orang tua yang luar biasa.



Tidak ada komentar: