Selasa, 12 April 2011

bapakku, bapak terbaik...

"Ni! tolong lemparin bed cover di kamar Na!" teriak mama dari lantai satu.
tapi aku tidak melemparnya. aku langsung turun, memberikan bed cover berwarna putih hijau milik Na. mama mengambilnya. kulihat mama menyelimuti bapak di kamar. kepanikan langsung merambah. "Ma. bapak kenapa?" tanyaku
"Bapa kedinginan. tadi nggak mandi pake air anget sih, Ni."
"Bapa nggak apa-apa?" tanyaku pada bapak sambil masuk ke kamar mama dan kulihat wajah mama memerah. mama menangis.
bapak sedang berbaring di tempat tidur dengan tiga lapis selimut yang tetap saja belum terasa hangatnya. kulihat wajah bapak sangat pucat. tak hentinya bapak menyebut nama Sang Maha Kuasa, Allah Ta'ala. air mataku tumpah seketika lalu aku berlari keluar kamar. ini kesekian kalinya kulihat bapak kesakitan. dan sangat kesakitan.
aku berlari ke lantai 2. menyambar handphone untuk mengirim pesan kepada teteh dan epang-adikku- yang berada diluar rumah. karena bapak terus menanyakan keberadaan teteh. air mata yang tumpah seakan sudah jebol. tak bisa lagi kubendung.
"Ni!" teriak mama memanggil.
"Iya, Ma. Ni menuju ke bawah."
"Bapak manggil2 terus tuh."
"Kenapa, Pak?" tanyaku pada bapak yang wajahnya semakin memucat.
"Tolong pijitin kaki bapak, neng." pinta bapak dengan lembut dan lemah.
langsung kubergerak membuka sedikit selimut yang tadi menutupi kaki bapak. kaki bapak begitu dingin. sangat dingin. kupijit perlahan sambil melantunkan syahadat serta shalawat bagi Nabi Muhammad saw diiringi tangisan yang tak kunjung berhenti. aku menangis dan terus menangis. dalam hati kukumandangkan takbir. meminta kepada Sang Khalik untuk kesembuhan ayahanda tercinta.
setelahnya, kupijit lagi tngan bapak. lagi lagi telapak tangan bapak sama dinginnya dengan telapak kaki bapak.

bodohnya. sore hingga malam, aku berharap sang kekasih memberiku dukungan. but i did not get it. i was dissapointed. pelajaran yang bisa kuambil adalah.. HILANGKAN KETERGANTUNGAN KEPADA MANUSIA. BERIKAN DAN TUMPUKAN SEMUA HARAPAN HANYA KEPADA ALLAH ROHMAN YA ROHIIM.

bapak, engkau satu2nya pria terhebat yang kutemui. aku bersyukur kepada Allah karena Allah telah menitipkanmu menajadi bapakku selama ini.
bapak... bangkitlah, pak... disini aku masih membutuhkanmu. ketika ada perjumpaan dan pasti akan ada perpisahan, rasanya aku masih belum siap melaksanakan perpisahan denganmu, pak.
bapak, engkau ikhwan terbaik. engkau tidak pernah merasa malu untuk minta maaf kepada putrimu yang nakal ini. engkau selalu meminta maaf setiap kali putrimu ini menangis karena manja. engkau selalu berusaha menuruti dan memenuhi semua hal yang putrimu ini inginkan.
belakangan, engkau begitu penyayang. dari dulu kau sangat penyayang. tetapi semakin aku dewasa, rasa sayangmu semakin semakin kurasa. setiap saat kau memanggilku "sayang" dan saat itu pula aku merasa nyaman mendengarnya, pak...
bapak... kau ajarkan aku untuk dekat dengan-Nya. kau ajarkan aku untuk menjaga baktiku kepada seorang ibu. kau ajarkan aku kegigihan dan keseriusan.
bapak... engkau banting tulang untuk membiayai semua kebutuhanku, putrimu yang masih bodoh ini. bapak... aku ingin melihat wajah ceriamu, bukan wajah pucat seperti ini. aku ingin mendengar candamu, buka jerit sakit yang memilukan.
bapak...
kelak ketika aku dewasa nanti, aku akan menjadikanmu sebagai contoh dan acuan untuk mendapatkan seorang suami...
bapak...
bangkit dan bertahanlah... karena aku menyayangimu, pa...

Tidak ada komentar: