Sabtu, 09 April 2011

mama mama mama

Bismillahirrahmaanirrahiim...
jumat lalu, mama mengirimkan sms untuk membeli hansaplast sepulang kursus menjahit. aku mulai khawatir. mama memberi tahuku kalau tangan mama terkena pisau. kepanikan mulai menjamah tubuh. "ini bukan keiris biasa." panikku dalam hati.
dengan kecepatan 90km/jam, aku langsung menarik gas vario merah ke alfamart untuk membeli hansaplast. setelah selesai, perjalanan kulanjutkan sampai rumah. kugedor pintu dengan sangat khawatir.
"Mama! coba liat tangannya!" kataku tetap menjaga kelembutan meski rasa cemas mulai menguasai.
"Nggak apa2, Ni! cuma darahnya masih ngalir aja." jawab mama lelah. raut wajah mama sangat lelah. aku tidak tega melihatnya.
perhatianku langsung teralihkan melihat segulung kain kasa menempel pada jari telunjuk mama. "Coba dibuka dulu, Ma. kita pasang hansaplast." saranku
kubantu mama membuka perban. ternyata benar. darah terus mengalir tiada henti. mama mengeram kesakitan. "Ya Allah... kalau boleh aku minta tukar. aku ingin sekali menggantikan posisi mama. tak masalah kalau tanganku yang teriris asal jangan tangan mama." rintihku dalam hati.
wajah mama mulai panik, "Ini kenapa nggak mau berhenti ya, ni?"
kuambil semangkok air dingin ditambah es. kuminta mama mencelupkan jarinya ke dalam mangkok tersebut. berbagai upaya kami kerahkan untuk menghentikan darah yang tak henti-hentinya mengalir. hingga terhenti pada satu solusi : membungkus telunjuk mama dengan kain kasa, lalu dililit dengan hansaplast. selesai. mama menyuruhku kembali lagi ke tempat kursus

tapi pagi ini, pagi dimana mama masih di Bandung, pagi sebelum mama pergi ke Rajeg...
aku membantu mama mengganti perban. malam sebelumnya pun demikian. bukan membantunya yang ingin kuceritakan. tapi kesakitan mama setiap kali membuka perban. mama meringis kesakitan memanggil2 nama Allah SWT. sekali lagi aku menangis. menangis dalam hati.
andai saja aku bisa gantikan posisi mama. tak masalah kulit tanganku lepas karena teriris pisau. tak masalah kalau harus jari telunjukku yang diperban. tak masalah kalau harus aku yang merasa kesakitan. tak masalah kalau jari telunjukku harus somplak karena pisau yang tajam. dan sekali lagi, tak masalah kalaupun darahku yang terus mengalir. asal bukan darah mama, asal bukan jari mama, dan asal bukan air mata mama yang jatuh menahan sakit.

ungkapan dari hati :
mama...
jaga diri mama baik2. maaf anakmu ini tidak bisa selalu ada di sisimu selama 24 jam 1440 menit dan 86400 detik. mama... maaf... tidak banyak hal yang bisa ni lakukan bahkan ketika ni ada di sisimu, mama. tapi mama, dengarlah... ni akan berubah. menjadi lebih baik. menjadi lebih patuh. untuk dapat membuatmu bangga dan bahagia..
mama... jangan pernah ngelamun lagi ya... ni nggak mau jari2 mama yang lain ikut merasakan keperihan jari telunjuk kiri mama.
mama, ni sayang mama
sayang... banget....

Tidak ada komentar: