Selasa, 31 Januari 2012

Holiday to Pangandaran : Looked at the Beach

After taking a rest and eating chicken needle (actually, in Indonesia is mie ayam), we went to beach. Wanted to see sunshine nearly. Kami hanya berjalan-jalan di pinggiran pantai. Menikmati kulit kaki, wajah, dan tangan kami yang terbakar oleh sinar matahari. Meskipun hari kerja, cukup banyak turis yang datang ke pantai.

Kami memasuki pintu menuju pantai bersama-sama. Kanan-kiri banyak pedagang. Ada pedagang kelapa muda, baju, kain pantai, kaca mata, dan lain-lain. Kami berjalan terus. Memasuki area pesisir pantai. Menapakkan kaki pada pasir pantai yang basah terkena ombak. Ombak di laut yang terus berkejaran menuju tepi terlihat sangat liar. Mereka bersaing tanpa melihat siapa saingannya. Mereka hanya mencoba dan mencoba untuk menepi. Sekelompok pria muda mengucapkan salam ketika kami lewat di sampingnya. Mereka hendak bermain bola pantai.

Ombak-ombak itu menyentuh kaki kami. Atik yang takut memberanikan diri lebih dekat dengan air walau terlihat sia-sia. Berulang kali ia berujar, “Ya Allah… ih ombaknya gede ih kaliaaaan.”
Tapi aku, Ade, dan Hana tidak memperdulikan kecemasan Atik. Kami terus bermain dengan ombak-ombak kecil. Karena merasa harus mencari kegiatan, kuambil pasir basah dalam genggaman.
Dan kuhadiahkan lemparan pertama kepada Atik, disusul Ade, dan yang terakhir Hana. Lalu mereka membalas dengan gumpalan pasir serupa. Alhasil, terjadilah perang lempar pasir. Kami berlari sambil terus berusaha membuat gumpalan pasir yang paling besar. Tawa selalu menghiasi pergerakan kami di sore itu.

Nampaknya kami terlalu cepat keluar dari penginapan. Sunshine yang kami tunggu masih juga belum terlihat. Matahari akan terbenam di Pantai Barat. Posisi kami ada di Pantai Timur. Kami terus berjalan mendekati Pantai Barat hingga kelelahan memeluk kaki kami. Kami singgah pada sebuah warung yang menjual es kelapa muda.
“Pak ini es kelapanya berapa?”
“7000.”
“Oh. 2 aja kalo gitu, pak.”
Kami memesan dua es kelapa. Aku bareng sama Hana, Atik dan Ade. Kami membawa buah kelapa ke pinggir pantai. Sambil menikmati matahari yang mulai tenggelam. Ombak semakin kencang. Pengumuman untuk memberhentikan kegiatan renang sudah dari tadi bersuara. Kami mengambil beberapa foto. Membiarkan ombak yang kian kencang menghempas kaki kami. Sesekali kami berlari mendekati kelapa yang kami tinggal jauh agar tidak terkena ombak namun hamper saja ditenggelamkan oleh air laut. Kami berlari. Mengejar kelapa agar tidak terbawa arus. Mengejar sandal-sandal kami yang hampir hanyut terseret ombak.

Sore hari yang menyenangkan. Begitu indah alam ciptaan Allah. Alam dan segala isi yang diciptakan begitu sangat sangat sangat indah. Apalagi Sang Khalik. Pasti lebih indah. Begitulah sore hari yang kami lalui di pantai Pangandaran.
Menjelang maghrib, kami memutuskan kembali ke penginapan untuk membersihkan diri lalu pergi berwisata kuliner (mencari makan malam tepatnya).

Tidak ada komentar: