Minggu, 18 Mei 2014

Kesempatan Baru

            Selamat Anda lolos untuk tahap Medical Check Up :
            Bunga Zevalia Alamsyah
           
            Tepat jam 11.00 WIB kamu menerima pesan sms kalau kamu mendapatkan kesempatan MCU untuk level Officer di salah satu bank. Kamu berteriak bahagia. Melompat-lompat kesana-kemari. Menghampiri mama yang sedang asik di dapur. Kala itu, kamu memang ambil cuti satu minggu untuk tidak masuk kantor.
            Tubuhmu merasa kurang sehat. Benar-benar kurang sehat. Waktu Andi mencampakkanmu. Si “istimewa” muncul bak tamu yang tidak diundang. Hampir dua hari kamu tinggal di rumah Kak Revian. Ditemani mama dan papa. Kondisimu semakin membaik. Meski masih saja setiap malam kamu bertanya-tanya apa sebenarnya salahmu sampai Andi berubah seperti ini.
            “Alhamdulillah sayaaang...” Papa mencium keningmu. Hangat sekali.
            “Alhamdulillah...” Raut wajah mama yang berbeda.
            “Mama kenapa?” Tanyamu pelan sekali.
            “Mama khawatir. Kalau Bunga beneran masuk, nanti Bunga lebih sibuk dari sekarang. Bunga bisa sakit.” Mama menghapus air mata yang jatuh.
            “Mama nggak usah khawatir ALLAH lebih mengenal Bunga bahkan dari diri Bunga sendiri. ALLAH nggak mungkin kasih kehendak yang salah. Kalau memang Bunga lolos sampai akhir, berarti ALLAH tahu betul kalau Bunga mampu dan pantas, ma. Ini mimpi Bunga, ma. Bunga bisa dapat kehidupan yang lebih baik. Buat mama papa bangga. Bahagiain mama dan papa juga.
            “Iya, sayang. Mama selalu mendoakan Bunga sehat dan baik-baik aja ya. Bunga mendapatkan semua yang terbaik.” Kamu memeluk mama dengan erat.
            “Allah pasti kasih yang terbaik buat Bunga!” Papa menutup kesedihan pagi itu. 

            From   : Bunga
            To        : Andi
            Aa apa kabar? Semoga aa baik y. Aa alhamdulillah neng lolos MCU.
            Mksh doanya y a.

            From   : Andi
            To        : Bunga
            Alhamdulillah, sayang... aa tau km mampu dan km bisa
            Aa bangga sama km

            “Sayang?” Tidak pernah memberi kabar beberapa minggu, Andi memanggilmu sayang setelah kamu memberi tahunya kalau kamu lolos MCU? Apa-apaan dia? Apa dia hanya menginginkanmu setelah kamu mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik?
            Baiklah jangan berprasangka buruk dulu ya. Biarlah waktu yang menjawab bagaimana tingkat ketulusan dia mencintaimu.

            “Pap, Bunga deg-degan banget.” Kamu dan papa pergi ke Laboratorium yang ditunjuk untuk MCU.
            “Kenapa sayang?”
            “Bunga takut. Nanti kalau ternyata spasmo Bunga terdeteksi, Bunga nggak lolos lagi, pa.”
            “Bunga... sebenarnya itu juga yang papa takutkan. Kita pulang lagi aja yuk. Nggak usah ikut.”
            Hati kecilmu menolak. Kamu tahu sekali kalau papa tidak ingin kamu kecewa. Papa hanya khawatir, kalau kamu kecewa, spasmofiliamu akan bertambah parah. “Nggak, pa! Jangan! Kita jalan aja terus.” Kamu terdiam. Dalam hati kamu berdoa, “Ya Rabb... jika memang masuk officer ini adalah jalan terbaik dari-Mu, maka lancarkanlah perjalanan kami. Tapi jika aku tidak lolos dan kuyakin itu pasti yang terbaik maka apapun dan bagaimanapun caranya tolong sekali batalkan perjalanan kami.”
            Ternyata...
            Kamu tiba di Laboratorium.
            “Allah punya rencana.” Kamu yakin sekali.
            Sejak kamu memberikan kabar pada Andi kalau kamu lolos untuk MCU, Andi jadi lebih sering menghubungimu. Walaupun hanya lewat whatsapp. Satu hari mungkin bisa saja tiga sampai empat kali. Kamu mulai merasakan kembali kehadirannya yang sempat hilang. Kamu merasakan kembali kalau kamu benar-benar punya seseorang untuk menguatkanmu, seseorang untuk mencintaimu, dan seseorang yang sanggup menantimu.

            Satu minggu sudah kamu ambil cuti. Kamu harus masuk kerja lagi. Menjalani hari-hari seperti biasa. Sibuk sambil menunggu. Sambil menunggu pengumuman yang lolos posisi officer, kamu menyibukkan diri dengan berbagai macam hal. Menjahit. Ya salah satunya menjahit. Banyak desain baju yang belum sempat terrealisasi karena kamu harus istirahat lebih lama.
            Andi pernah membelikanmu sebuah mesin jahit mini, “Supaya kamu nggak sering main keluar.” Begitu ucapnya. Dia memang selalu mendukung keterampilan yang kamu miliki.
“Mini.” Begitu kamu menamai mesin jahit berwarna putih-ungu itu. Mesinnya memang kecil, tapi kecil-kecil cabe rawit. Meski mesin jahitnya kecil, mesin itu mampu menjahit baju yang panjang dan bahan yang agak tebal. Luar biasa. Andi pun membelikanmu mesin jahit, agar kamu bisa menjahitkan celananya yang berlubang. Aaah! Kamu sungguh istri idaman. Sering kali kamu mengunjungi rumah Andi, hanya sekedar mencuci dan menyetrika baju-bajunya. Andi sering membawa baju kotornya ke laundry. Hanya saja hasil yang tidak terlalu memuaskanmu, kamu lebih sering datang ke rumahnya untuk mencuci dan menyetrika bajunya. “Apa bedanya. Toh nanti setelah menikah aku juga yang akan mencuci dan menyetrika bajumu.” Begitu ucapmu setiap kali Andi menolak untuk dicucikan baju.
Seringkali juga dia bilang, “Kamu memang calon istri idaman aa, sayang.”
Menjahit kancing kemejanya yang lepas atau menjahit celananya yang berlubang, hal yang sudah biasa kamu lakukan. Kalian berpacaran secara sehat. Banyak teman-teman kantor yang iri melihat kalian.

Hari Kamis, kamu dan beberapa teman marketing menghadiri rapat kordinasi yang biasa diadakan satu bulan satu kali. Pimpinan Cabang mengevaluasi target kalian satu persatu. Syukurlah targetmu sudah tercapai lebih dari 100%.
Handphone-mu bergetar. Ada nomor asing yang menghubungimu. Nomor jakarta. Kamu permisi keluar ruangan.
“Halo Assalamualaikum.” Kamu mengangkat telepon.
Dari sebrang sana ada suara lelaki yang sangat jelas, “Selamat pagi... Dengan Bunga Zavelia Alamsyah?”
“Iya betul, mas. Ada yang bisa saya bantu?”
“Bunga, kemaren mengikuti MCU ya? Hasilnya sudah keluar. Selamat! Anda lolos untuk serangkaian seleksi officer. Sehingga hari Senin diharapkan kehadirannya di Pusat Pendidikan dan Latihan. Akan ada penanda tanganan kontrak untuk pendidikan selama satu tahun. Dress code dan berbagai perlengkapan harus dibawa sudah kamu publikasikan di website, silahkan dicek. Ada yang mau ditanyakan?”
Hatimu langsung membludak. Matamu berkaca-kaca. Campur aduk sudah. Bahagia, bangga, senang, dan sekaligus sedih. “Jam berapa, mas?”
“Jam 08,00 WIB sudah berada di lokasi ya.”
Kamu menutup telepon dan langsung menghubungi kedua orang tuamu. Menyampaikan kabar yang mungkin menjadi kabar gembira.
Suara papa begitu tinggi. Menggambarkan rasa bahagia dan bangga yang hadir. Berbeda dengan papa, mama menangis. “Ini rejeki Bunga ya, sayang.” Kamu juga langsung menghubungi ketiga saudara kandungmu. Semuanya memberimu selamat dan ucapan rasa bangga.
Ada nomor terakhir yang kamu tekan. Nomor yang selalu berusaha untuk kamu lupakan dengan menghapusnya di phonebook. Kamu menekannya, dan... “Aa. Alhamdulillah neng lolos MCU kemaren, a.”
“Alhamdulillah... sayaaaang. Aa bangga sama kamu. Terus selanjutnya kayak gimana?”
“Neng harus dateng Senin besok, a. Tanda tangan kontrak sebagai trainee. Nah karena pada hari itu juga neng harus cus ke Sukabumi dan outbound. Jadi neng harus udah pindah. Karena hari Rabu kos neng udah harus dibayar. Jadi hari Minggu nanti, mama papa temenin neng pindahan.”
“Ya udah. Kamu atur aja. Aa ke kelas dulu ya.”
“Love you, a.”
            “Love you too, neng.”
            Kata cinta terakhir yang kamu dengar sebelum dia juga memutuskan untuk menghilang (lagi) dari peredaran hidupmu.

Senin, 19 Mei
            From   : Bunga
            To        : Andi
            Aa, neng masih deg2an dan tiba2 ragu.
            Kalo neng ambil pendidikan ini, kita belum bsa nikah 2 taun
            Gmn ya?

            From   : Andi
            To        : Bunga           
            Sayang, smua psti ada jalannya. Km hrs yakin ya. Kita pasti nikah.

            Hanya sms dari Andi yang memantapkan hatimu. Dia bilang, tidak masalah bila harus menunda pernikahan sampai dua tahun.
            Bertemu teman-teman baru. Ada sekitar 40 orang di dalam ruangan yang luas itu. Mejanya membentuk huruf U. Teman-teman lain menggunakan baju putih hitam. Mereka juga membawa koper yang cukup banyak. Koper yang sebelumnya disimpan di kamar hotel samping Pusdiklat.
            Dari ujung sebrang sana, ada seorang wanita manis. Hidungnya mancung. Meski berkulit gelap, kulitnya tetap terlihat sehat dan berseri. Cantik. Bela namanya. Lalu pandanganmu terus memutar. Mencari-cari orang lain yang lebih bersahabat. Di sebelah kananmu ada Andre. Lelaki kelahiran tahun 1993. Lulusan President University. Dari cara dia bicara dan menatap orang, terlihat sekali kalau dia memiliki percaya diri yang tinggi. Kamu sudah mengenalnya di Laboratorium saat MCU. Di sebelah kiri, ada wanita yang nampaknya bagian dari hijabers gitu. Devi. Ya. Devi namanya. Benar ada 40 orang. Dan kamu harus menghapal nama mereka semuanya tanpa terkecuali.
            Acara penyambutan telah dimulai. Kalian resmi menjadi tanggung jawab Divisi Diklat seutuhnya. Selama satu tahun kalian harus menjalani dan mematuhi aturan yang ada. Resmi sudah kamu kembali menjadi siswa. Belajar, belajar, dan belajar.
            Acara selesai pukul 18.30 WIB. Kalian harus langsung berangkat outbound ke Sukabumi. Selama dua minggu kalian akan digojlok, digodog untuk mental yang lebih siap. Lepas magrib, kalian semua berganti pakaian, mengenakan sepatu olah raga. Kalian mulai akrab satu sama lain.
            Memasuki bus. Berpamitan dengan keluarga walau hanya lewat telepon. Kalian berseri-seri. Kalian. Yang kata orang lain adalah orang-orang pilihan. Kalian yang sebenarnya sudah bermental kuat. Karena ketika kalian menandatangani kontrak tadi siang, kalian harus siap mengenyam pendidikan selama satu tahun, kalian harus siap untuk ditempatkan di seluruh Indonesia, jauh dari keluarga. Dan hal yang lebih berat untukmu, kamu harus menunda pernikahan dengan lelaki yang sunggu kamu sendiri tidak yakin bahwa dia benar-benar akan menikahimu.
Sampai jumpa sekembalinya dirimu dari Sukabumi, Bunga...
Selama disana, kamu tidak boleh memegang handphone walau sesaat bukan? Berhati-hatilah di sana. Yakinlah bahwa Allah tidak pernah tidur dan akan selalu menjagamu.

Tidak ada komentar: