Rabu, 15 Februari 2012

Hidup itu memang harus realistis, sayang... Aku tahu hari ini kamu baru saja mendapat kabar yang membuat hatimu terluka. Kabar yang mungkin membuat seolah duniamu sudah berakhir. Kabar yang membuat benakmu penuh dengant tanda tanya sampai kamu ingin muntah karena mual. Aku tidak akan mengatakan “Aku ada disana untukmu.” Tidak! Aku tidak akan katakan itu, sayang
Karena bagiku hidup harus realistis

Aku memang tidak ada di sampingmu hari ini untuk merasakan getaran kekecewaan yang sekarang menerpamu. Aku memang tidak di sampingmu saat ini untuk sekadar menemanimu yang tengah bermuram durja. Aku memang tidak ada disana. Dan aku tidak bisa berada di sana.
Tapi ketahuilah... Aku ada di sini, sayang... Menunggumu meloncat. Melupakan kabar resah yang melandamu hari ini. aku akan ada disini, sayang... di sini. Menunggumu bangkit. Karena aku yakin... kamu pasti bangun lagi. Aku akan tetap berada di sini, sayang... Membiarkanmu menggunakan waktu untuk menyendiri
Aku tetap di sini. Bukan karena aku tidak ingin menemuimu di sana. Aku hanya tahu bahwa kamu perlu waktu untuk tenang sendiri. Karena ketika kamu menghabiskan waktu dalam kesendirian, kamu akan dapat berbicara pada Allah. Dan aku mempersilakan waktumu untuk-Nya. Karena mungkin kamu terlalu sering bersama denganku hingga Allah mencoba mengingatkanmu bahwa hanya Dia tempatmu berbagi, sayang...

Jadi...
I will be here. To wait for you. Menunggumu... membuka mata, bangun, bangkit, lalu melompat meraih mimpimu.
Mimpi kita.

Aku akan di sini. Menunggumu. Karena aku mencintaimu. Seperti yang selalu kuteriakkan sekali dalam perjalanan menuju kampus. Aku mencintaimu sebagai makhluk-Nya. Aku mencintaimu... maka itu kuberikan waktu untukmu menyendiri...

Tidak ada komentar: