Selasa, 24 Juli 2012

Sang tokoh utama pun meninggal setelah ia mendapatkan kekasih hatinya, suaminya, yang ia tinggal menduda. Keteguhan hatinya menjaga diri membuatnya mulia dan suci. Kelak ia akan menghadap Allah dengan kemuliaan dan kesuciannya itu. Lalu? Sang suami? Ia bahagia dengan kesendiriannya, yakin bahwa kelak mereka akan dipertemukan di Surganya. Ia tak menginginkan bidadari lain, selain istri yang pernah dinikahinya di dunia. Begitulah komitmennya sangat besar berbanding lurus dengan perjuangannya untuk meminang gadis manis dari kota tempat rumah gadang bertengger.

Sangat menyentuh. Berhasill membawaku larut dalam duka mendalam sesaat sebelum menemui pembimbing.

Sosok wanita anggun tergambar jelas dalam buku itu, ia wanita yang menjaga kehormatannya dengan sangat sangat baik. Merasa Allah selalu melihatnya. Tidak pernah memelankan suaranya untuk mengundang banyak gairah para hidung bergaris. Ia menutup aurat begitu rapi. Ah sungguh... ia memiliki jutaan berlian untuk menghargai dirinya-sendiri. sungguh mulia dan suci.

MULIA dan SUCI
dua kata yang tengah kutelusuri maknanya secara hakiki. berupaya menciptakannya dalam diri dengan menghadang kuat keinginan duniawi semata. mencoba pencarian lain menuju keseimbangan jiwa dan raga. agar kenyang lahir dan batin. Aku ingin menjadi salah satu di antara jutaan novel yang memuat kisah nyata seorang wanita yang piawai menjaga kemuliaah dan kesuciannya melalui sinya sirkuit terbaik. tidak perlu lurus jalannya, berliku pun tak apa. yang penting kemantapan hati tetap terjaga, hingga jalan liku dapat dilalui.

Benar kata seseorang "masa depan seperti kertas putih yang masih bersih."
masa laluku...
masa laluku...
aku tidak ingin jadi orang melankolisyang hidup dari masa lalu. cukup belajar dari masa lalu dan sigap  menggapai esok, masa depanku.
benar.
kesalahan yang kulakukan kemaren hanya bisa kuperbaiki hari ini. ketika kertas ini kian gelap tercoreng genangan comberan,maka dengan segera aku akan menggantinya dengan kertas yang lebih wangi dan bersih. Allah Maha Pengampun bukan?
Jadi untuk apa aku ragu mengganti kertas ini dengan yang baru?
Ini hidupku
Hidup baruku
diri yang keras melawan keinginan semu semata
aku akan meninggalkan banyak titik masa lalu... untuk meraih satu titik di masa depan. 

Tidak ada komentar: