Selasa, 17 Juli 2012

wejangan hangat di pagi hari

setelah begadang semalaman menyelesaikan skripsi dengan berharap hari ini bisa bimbingan walau pada kenyataannya belum bisa karena kehendak Allah yang kuat, aku memutuskan untuk duduk bersantai di depan tv. hal yang sudah lama sekali kulakukan rasanya. terlalu sering berkutat di depan laptop atau mesin jahit untuk menyelesaikan dress berwarna ungu kesukaanku. Mama mulai mengeluarkan sepatah kata. mengagetkan pikiran yang tengah jatuh dalam lamun masa depan. memang... awalnya aku berencana menikmati acara di tv. tapi entah... pikiran melayang-layang. tidak ada arah dan tuju. serasa semua ingin dibuncahkan segera. bukan hanya skripsi. banyak hal. aku mencoba menyeimbangkan diri sedari dulu. agar tidak gila di kemudian hari. syukurlah aku masih punya Allah. dengan-Nya aku tetap bisa berdiri seperti sekarang.

"Yang semalem siapa namanya, Ni?" tanya mama.
semalam, ada teman les yang main ke rumah. Karena ada barangku yang pernah ia pinjam. Niatnya baik. Ingin mengembalikan barang yang kubutuhkan juga. Karena mulai les masih lama, akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri ke rumah.
"Temen les, mam"
"Namanya?"
Oke. aku sensor namanya. But i called him "Mr. Flat Face" karena wajahnya selalu tanpa ekspresi.  Apa jadinya bila hidup tanpa ekspresi seperti itu? Semua menjadi dingin terasa. Mungkin tidak begitu juga baginya.
"Kuliah juga?"
"Iya, mam ITB."
"Jurusan?"
"Yang paling susah masuk dan keluar."
"Apaan?"
"Teknik Elektro, kata bapak susah masuk sama susah keluarnya, mam."
"Kamu mah."
"Orang mana?"
"Semarang, mam"
"Baik?"
"Baik kayaknya. Belum kenal banget."
"Awas.. ati-ati. jangan-jangan kurang ajar lagi."
"Anaknya aja dingin gitu. gimana mau kurang ajar."
"Kamu mah kan kalo nilai cowo kaya yang bodo gitu."
GUBRAK! mama mama... "bukan bodoh, mam... tapi polos."
...
....
.....
......
"Mama mah susah buat percaya sama cowo waktu dulu masih muda. tapi sama bapak kamu mah percaya."
"Iya. Ni juga sekarang susah percaya. nanti aja percaya sama suami."
"Iya, Ni. kalo sama suami harus percaya. kalo kamu nggak percaya, nanti ribut terus. kan musingin orang tua juga."
"Ya kalo sejak awal nggak percaya ngapain harus nikah. Beda ceritanya kalo pernah dikhianatin, mam."
"Iyalah itu mah...."

...
....
.....
wejangan hangat dari mama di pagi hari menemani dinginnya tubuh yang selalu ingin berselimut dan terkulai di atas tempat tidur. wejangan hangat dari mama ditambah hangatnya susu di pagi hari. terima kasih, mama...

Tidak ada komentar: